22. nyawa yang dikorbankan?

363 47 11
                                    

Jicel sedang berjalan menelusuri koridor sekolah menuju kelas Diksa bersenandung ria, namun tiba tiba saja ia menubruk seseorang hingga anak itu cukup tersungkur.

"A—" ucapan Jicel terputus merasa tangannya ditepis ringan, ia juga sadar siapa yang dia tabrak. "Maaf Bara"

"Gapapa" jawab Bara singkat, sangat singkat, apakah dia marah? Dari nada ucapannya saja berbeda dari biasanya.

"Bara mau kemana?" Tanya Jicel karena merasa khawatir dengan sahabatnya yang terburu-buru.

"Gk usah pura-pura Jicel" ucap Bara membuat Jicel berdiam menatap punggung sahabatnya didepan dia "gue tau, lo udah dikasih tau sama Langit juga Abim"

"Jicel? Loh mereka gk bilang apa apa" jawab Jicel menunjuk dirinya karena memang kenyataan seperti itu, dia sama sekali tidak mendapatkan jawaban apapun dari Langit juga Abim.

"Gk usah pura-pura karena gue tau" jawab Bara berbalik menatap Jicel "mari bersaing secara adil dan gk adil, atau mungkin pertaruhan hidup dan mati"

Deg... Segitu bencinya dia kepada Jicel yang bahkan berucap hal tidak waras, apa maksud juga dari perkataan hidup dan mati padahal itu bukan sebuah taruhan apalagi candaan. Jicel menangkap sosok Marvel di belakang Bara, terdapat raut wajah geram yang ditunjuk oleh dirinya menatap ganas Bara.

"Jicel gk mau bersaing, dan apa itu bersaing? Kamu sahabat Jicel" jawab Jicel masih berusaha lugu membodohi dirinya dihadapan Bara supaya tidak ada perkelahian.

"Lucu lo selalu sok polos" Bara memalingkan wajah memincing menatap Jicel yang selalu saja dapat membuat hatinya gundah "gue tau lo juga pasti tau, Langit sama Abim jelasin tentang Naresh kan? Ya. Gk bohong gue emang dukung dia, dukung dia buat jauhin lo sama Diksa"

"Tau" Jicel menjawab setelah mengumpulkan keberaniannya "Bara juga"

Bara menatap Jicel mengangkat alis saat anak itu menyebutkan namanya. Jicel menunduk kaku dan tubuhnya gemetar, apa hanya karena sebuah percintaan sampai sampai hubungan pertemanan mereka menjadi hancur lebur seperti ini. Tapi Jicel bukanlah seseorang yang mau mengalahkan apalagi tentang mendapatkan hati Diksa.

"Bara juga gk perlu beralibi buat jagain Jicel dari kak Diksa, karena Bara suka sama kak Diksa" reaksi Bara terkejut mendapati ucapan yang terlontar dari mulut Jicel "kalo emang suka, gk perlu bawa-bawa Jicel. Karena, sejak awalpun Jicel gk ada niatan buat pergi jauh dari kak Diksa, Jicel pengen kenal dia sampai berteman, itu aja. Meski hati Jicel berkata lain, Jicel tenyata suka sama kak Diksa"

"Kalo Jicel disuruh bersaing sama Bara, Jicel bukan seorang pendendam hanya karena masalah gini persahabatan kita hancur da —"

"Iya, emang lo dan hati gue juga gk mau persahabatan kita hancur. Tapi lo harus tau satu hal tentang gue, gue juga gk akan ngalah meski dengan cara licik" Bara memotong ucapan Jicel, ia menatap kearah belakang melihat Diksa sedang berjalan kearahnya membuat ia langsung berbalik.

"Gue tetep gk akan biarin lo dapetin Diksa, bahkan kalo harus korbanin nyawa lo sekalipun bakalan gue lakuin" jawab Bara berlalu meninggalkan Jicel.

Sesak, hati Jicel begitu sakit yang mana terasa di iris mendengar ucapan yang keluar dari mulut sahabat, ini bukan orang lain lagi! Orang yang paling Jicel percaya. Persahabatan mereka hancur karena percintaan, orang bodoh mana yang melakukan hal tersebut.

Tanpa terasa air matanya menetas dengan menahan isakan, dia juga tidak sadar bahwa Diksa sekarang sudah berada di belakangnya. Jicel merasakan sakit yang luar biasa, bukan tentang dikhianati lagi, tapi tentang ucapan yang terasa seperti pisau menusuk relung hatinya hingga menyebabkan luka tanpa darah.

"J —" Diksa yang hendak menepuk pundak Jicel dia urungkan saat mendengar isakan, dia menatap Marvel yang berdiri hanya diam meski dia tau Jicel telah menemui Bara, makanya dengan sengaja ia memperlambat jalannya supaya Jicel leluasa berbicara dengan sahabatnya terlebih dahulu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 02 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

We Are Different [ Nosung ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang