19. tsunderenya keluar

694 78 11
                                    

Diksa sekarang berdiri di depan gerbang rumah yang memang cukup megah daripada miliknya itu, tidak miliknya itu milik Naresh dan keluarganya.

"Gila gue gk salah alamat ini kan?" Gumam Diksa.

"Aden?"

Suara panggilan dari seseorang terdengar menyentak Diksa membuatnya sedikit terkejut, kemudian dia membalikan badan menatap pria paruh baya.

"Eh pak" Diksa berusaha membungkuk sembari membalas panggilan tadi dengan sopan.

"Aden ini siapa? Teman sekolah den Jicel?" Tanya dia.

"Ah iya saya temannya, ini beneran rumah Jicel kan?" Tanya diksa, orang tersebut menganggukan kepalanya dengan senyuman kecil yang dia sunggingkan pada Diksa.

"Yasudah mari masuk, den Jicel nya sedang sakit. Atau memang aden kesini karena ingin menjenguknya? atau ada hal lain?" Tanya dia.

Diksa cukup bingung akan menjawab, pria tersebut mungkin penasaran atau hal semacamnya karena memang ini pertama kalinya Diksa datang kerumah Jicel.

"Iya saya datang karena ingin menjenguk Jicel" jawab Diksa jujur.

"Ah begitu, mari masuk" dia membukakan pintu gerbang tersebut.

Hingga dia mengantarkan Diksa tepat di depan pintu rumah milik Jicel, dia memanggil seorang maid dan tentu mereka semua langsung menyuruh diksa masuk.

Tapi saat itu Diksa disuruh duduk di ruang tamu terlebih dahulu, dan tak selang lama yang datang mungkin adalah mama Jicel? Wanita itu sangat cantik dan anggun.

"Hallo tante" Diksa mencoba sopan pada orang tersebut meski tidak tau dia siapa, dia hanya ingin menghormati orang yang lebih tua darinya.

"Teman jicel kan ya?" tanyanya.

"Iya tante, salam kenal saya Diksa teman Jicel" jawab Diksa.

"Tante kaget tadi bilang siapa teman Jicel sampai jenguk dia di hari pertama dia sakit, ternyata Diksa ya" jawabnya tersenyum ramah.

Diksa sedikit mengerutkan keningnya merasa aneh dengan ucapan dari wanita tersebut, dia seakan seperti sudah mengenal Diksa saja.

"Haha maaf ya Diksa, sebelumnya itu Jicel sering banget ceritain tentang kamu. Dia juga selalu excited ketika cerita gimana dia ajak kamu cari hantu, intinya Jicel itu anak aneh yang rasa penasarannya tinggi, makasih banyak udah mau ngadepin sikap dia yang kedengarannya gk waras"

"Jadi Jicel sering ceritain tentang Diksa?!" Terkejut Diksa saat mendengar ucapan tersebut terlontar dari wanita itu.

"Iya, dia selalu bercerita tentang Diksa. Lalu dia juga bercerita tentang bagaimana kamu bisa berteman dengan dia, padahal tante udah selalu bilang kalo Jicel gk boleh terlalu merepotkan orang seperti kak Diksa karena pasti hidupnya sudah berat bisa melihat hal hal gaib seperti itu, tapi Jicel malah selalu meminta ini itu"

"Tante minta maaf ya Diksa kalo Jicel begitu merepotkan" wanita itu membungkuk tanda meminta maaf, ataukah dia tau betapa bahayanya hal yang Diksa dan Jicel lakukan.

"Enggk enggk kok tan, kadang Jicel juga..eee maksudnya jangan terlalu di pikirkan, Diksa aja seneng seneng aja walaupun kadang gitu deh serem ya. Tapi tante emang percaya sama hal kaya gituan?" Tanya Diksa, ya dia memang penasaran apakah mama Jicel ini percaya dengan apa yang semua Jicel katakan jika memang benar.

"Tante percaya karena semua yang dikatakan anak sepolos Jicel ini jujur, tante selalu percaya sama apa yang dia omongin meski mustahil" jawabnya.

Diksa sedikit tersenyum mendengarnya "yang minta maaf itu harusnya saya tante, saya tidak bisa mencegah Jicel untuk melakukan hal berbahaya seperti itu"

We Are Different [ Nosung ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang