Short Story 3/1
Tau kan, bertapa di goa sambil nyari inspirasi itu susah. Awokwok
Happy reading luv 💅💋
Kehidupan Yura Mirari penuh tawa dan bahagia. Wanita murah senyum ceria ini menarik siapapun untuk merasa iri padanya. Namun bukan merasa iri, banyak orang yang kagum dengan keramahan dan kelembutannya.
Sebuah keberuntungan untuk Yura lahir di keluarga ternama. Dia adalah putri kesayangan Sang Ayah tercinta. Tumbuh tanpa mengenal sosok Ibu, Ayahnya tak pernah membuatnya merasa kekurangan apapun.
Yura tenggelam dalam lautan kasih sayang dan perhatian, namun itu tak membuatnya manja seperti yang kalian kira. Ayahnya mendidiknya dengan baik, bahkan Yura terbiasa berbaur dan berteman dengan siapa saja.
Selain itu, memiliki kekasih yang begitu mencintai dan sangat menyayanginya semakin membuat hidup wanita itu terasa lengkap. Dunia Yura sungguh sempurna.
Meski hanya seorang pria dari kalangan biasa, Reonand mampu membuat Yura jatuh cinta tanpa rencana. Pria sederhana dengan kharisma itu meluluhkan hati Yura dan memperlakukan wanita itu selayaknya ratu. Penuh kelembutan dan perhatian manis.
Menjalin hubungan selama hampir empat tahun, banyak hal yang telah mereka lalui. Yura pun dengan senang hati mendampingi dan mendukung Reon berkembang hingga sekarang bisa menduduki posisi sebagai seorang manager di salah satu perusahaan.
Melihat bagaimana perjuangan cinta mereka, Yura yakin tidak ada yang lebih tepat selain Reon di sampingnya. Pria itu benar-benar mewujudkan impian kecilnya. Tidak ada kata yang bisa Yura gambarkan selain bahagia ketika pria yang dia cintai itu menawarkan hubungan mereka pada jenjang yang lebih serius.
Bahagia? Tentu saja. Yura benar-benar bahagia menantikan itu.
"Permisi, silakan minuman anda Nona."
Seorang pelayan dengan sopan meletakkan segelas minuman di atas meja, dimana itu membuat Yura sadar dari tatapan kosongnya.
Setelah pelayan itu pergi, Yura kembali menatap ke salah satu titik dimana netranya tadi sempat terpaku lama. Dan kini pandangan nanar jelas tercetak sempurna pada kedua mata wanita itu.
Ada ribuan pertanyaan yang menyerang benaknya, namun tak satu pun yang Yura bisa jawab. Menyiksa dan membelenggu. Sesekali, tangan wanita itu mengusap halus aliran bening yang mulai jatuh dengan pelan.
Rahang cantiknya mengetat, menunjukkan seluruh gigi di dalamnya saling bergesekan kuat. Menahan sesuatu yang rasanya tak bisa dijelaskan dengan kata, selain hanyut dalam tatapan tak percaya penuh kecewa.
Satu tangannya mulai mengepal kuat, sedangkan satunya lagi mencengkeram erat gelas kaca berisi jus segar yang rasanya siap dia pecahkan kapan saja.
Yura menggigit bibir dalamnya dengan kuat, sebelum mengalihkan pandangannya dan menghela nafas panjang. Yura mencoba menghirup pasokan oksigen yang semakin lama terasa semakin menipis, menekan dan menyesakkan jantungnya.
"A--apa yang aku lakukan.....di--disini?"
Terkekeh kecil, Yura tersenyum pedih. Menyadari sudut meja tersembunyi yang dia tempati di salah satu restoran mewah itu membuatnya terlihat sangat menyedihkan.
Dengan menarik nafas panjang, Yura membesarkan hati mencoba melakukan panggilan telepon. Dengan sorot penuh harap wanita itu menunggu panggilannya tersambung.
"Halo sayangku~~"
Menyadari bagaimana sapaan itu membuat pagutan mesra dua insan dalam pandangannya itu terlepas, nafas Yura tertahan. Wanita itu meremas ponselnya dengan kuat, berusaha menahan gemuruh hebat yang seolah meluruhkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHORT STORY
Short Story21+ Short story with 2-3 and more parts. NOT FOR CHILDREN AS WELL ❗ Rank 🎖️ #5 in Cerpen {2023/12/07} #4 in Pendek {2024/05/17} #3 in Pendek {2024/06/11}