[End] Devour

18.4K 574 14
                                    


Short Story 3/End

Lapang dada banget kan di gantung lama. Mana nih yg bisa-bisanya nunggu notif 😖

Dislike, harap di sekip. No bad comm (⁠◡⁠ ⁠ω⁠ ⁠◡⁠)

Happy reading luv💅




Trash!


Belati kecil itu berlumur darah, menetes dengan cepat seolah puas dengan sayatannya. Sama cepatnya dengan aliran darah yang menggenang dari seorang pria yang sudah terkapar tanpa nyawa itu.

"Misi selesai." Daxe berucap serius, pria yang hanya memperlihatkan mata hitam tajamnya itu melepas earphone nya dengan tenang.

Tanpa peduli dengan orang-orang yang tergeletak mengenaskan dengan cairan merah itu, Daxe berlalu setelah memberikan perintah pada anak buahnya untuk membereskan itu semua.

Di setiap langkah tegasnya, netra hitam legam pria itu memberikan intimidasi yang mematikan pada setiap sapuannya. Daxe melangkah gagah memberikan tekanannya sebagaimana Jessen, atasannya berjalan menguarkan pengaruh kuatnya.

Pandangan pria itu dingin, mengawasi setiap pergerakan hingga detail kecil orang-orang dalam ballroom pesta itu dengan seksama. Wajah pria itu terlihat serius, memperlihatkan rahang yang menggoda itu mengetat tegas.

Daxe jelas mengetahui bagaimana setiap langkah mereka menarik atensi setiap pasang mata dengan mudah. Bukan apa, pria itu menyadari bagaimana pengaruh dirinya meskipun itu tanpa Jessen di sampingnya. Tetapi Daxe sama sekali tidak peduli dengan banyaknya sorotan itu, menjadi karakter utama tidaklah cocok dengan pekerjaannya yang penuh kewaspadaan.

Termasuk bagaimana dia juga menangkap di salah satu sudut ruang megah itu, seorang wanita dengan gaun hitamnya itu berdiri anggun, menatapnya tajam penuh peringatan. Namun Daxe tetap melangkah menemani Jessen menghampiri sang pemilik acara dengan wajah datarnya.

Wanita itu berdecih.

Sedangkan Daxe menyeringai dalam hati. Jelas wanita yang terlihat cantik dengan gaun pilihannya sebulan lalu itu marah. Wajah yang tersenyum anggun itu tidak bisa membohonginya seperti yang sudah-sudah. Mengingat bagaimana dia mengabaikan kehadiran wanita itu, jelas wanita itu sangat kesal.

"Terima kasih sudah datang Jessen," sambut pria paruh baya itu dengan senang.

"Tentu saja, aku harus mengucapkan selamat." Jessen tersenyum tipis. Sedangkan Daxe menunduk hormat.

"Tuan Besar, bagaimana kabar anda?"

"Seperti yang kau lihat Daxe, aku menjadi lebih tenang. Aku sangat berterima kasih atas kerja kerasmu." Pria yang tak lain adalah Ayah Yura itu tersenyum hangat.

"Sudah tugas saya Tuan." Daxe tersenyum tipis namun luntur dan berubah datar begitu seorang wanita datang dan berdiri di samping pria paruh baya itu.

"Kau benar-benar totalitas. Aku benar-benar iri padamu Jessen." Ayah Yura menepuk bahu Daxe dengan hangat.

"Yura, kau harus berterima kasih pada mereka." Ucapan riang itu membuat Yura mendengus kecil, melirik pria berwajah datar itu dan memutar bola matanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 30 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SHORT STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang