Hantu

6K 102 7
                                    

"Kemari" Ian menepuk pahanya mengisyaratkan Evan duduk disana.

Evan sedikit ragu, tapi tidak urung berdiri dan mendekati Ian perlahan. Tangan dingin Ian menarik lembut pinggang Evan hingga ia terduduk di paha Ian dan saling berhadapan.

Hening

Tatapan mata yang dalam itu seakan memiliki beribu makna tersirat di dalamnya. Seakan tenggelam dengan manik hitam legam itu, Evan tanpa sadar meraih rahang keras pria dengan kedua tangannya dihadapannya dengan lembut. Dan menempelkan bibirnya pada bibir kenyal Ian. Ia melumat lembut bibir tipis Ian.

Senyum smirk muncul disisi bibir pria itu. Ia menarik pinggang Evan hingga kini tubuh mereka benar-benar menempel dan kedua tonjolan yang sudah menggembung di bawah sana saling bertubrukan.

"Eungh... haa" Evan melepas tautan bibir mereka dan menempelkan dahinya dengan dahi Ian.

"Lihatlah mereka berdua sudah bangun. Apa kau ingin melanjutkannya atau berhenti sampai sini"

"Lanjutkan" lirihnya malu.

"Apa? Aku tidak dengar"

"Kubilang lanjutkan, penuhi aku dengan penismu" blushh wajah Evan memerah seperti kepiting rebus. Ian hanya terkekeh menikmati kegemasan manusia dipangkuannya ini.

"Baik jika itu yang kau mau"

Ia mengangkat tubuh Evan dan berpindah ke sofa yang lebih panjang, membaringkannya perlahan disana. Tubuh besar Ian menindih Evan hingga ia terkurung. Tangannya melepas seluruh kancing kemeja yang masih melekat di tubuh Evan menampilkan dua tonjolan merah muda dan kulit mulus Evan.

Ia mendekati tonjolan itu. Mengecupnya halus dan sensual yang membuat Evan menggigit bibir menahan agar suaranya tidak keluar. Lidahnya menjulur, menjilat puting itu menggoda.

"Nnhh..." erangan halus lolos dari mulut Evan.

"Kau tidak perlu menahannya sayang, aku ingin mendengar kau mendesahkan namaku"

Ian memilin, menjilat, mengemut dan menggigit puting itu dengan rakus. Tak lupa tangannya memanjakan puting satu lagi. Dan tangan yang lain menyelinap ke bagian bawah Evan dan memijat celana basah itu perlahan namun pasti.

"Aeuhhh j-jangan disana ngghh" tangan Evan berusaha menghentikan tangan Ian yang masih memijat penismya.

Ctrak

Dalam satu jentikan jari seluruh tubuh Evan tidak bisa bergerak. Ian dengan leluasa menurunkan celana dan boxer Evan menampilkan penis putih kemerahan Evan yang tidak bisa dibilang kecil dan juga tidak terlalu besar. Evan malu dan ingin menutup kakinya berusaha menyembunyikan penisnya dari tatapan lapar Ian tapi ia tidak bisa bergerak.

Ian menatap Evan puas. "Kau hanya perlu menikmati service ku dan mendesah saja sayang"

Tangan besar dan dingin Ian mulai mengocok penis Evan.

"Eunghh dingin, tapi nikmat ahh" batin Evan.

"Emnhh i-ian ahh. B-berhenti"

Seperti tuli Ian malah semakin mempercepat gerakan tangannya.
"I-iann nnghh k-kalau kau tidak berhenti aku akan keluar nnghh"

"Shhh....nnghh..."

"I-iann ahkuhhh keluar EEUNGHH"

Croott

Tubuh Evan menggelinjang kuat dan cairannya mengenai tangan Ian dan perutnya.

"Ma-maafkan aku, aku tidak sengaja"

Ian menjilat cairan kental ditangannya dan naik mencium Evan membiarkan pria itu juga meraakan cairannya sendiri.

"Mmpuahh..."

ONESHOOT [Random]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang