Dan detik berikutnya aku merasakan sengatan yang lebih besar dari bawah sana ketika ada sesuatu yang menerobos masuk tanpa aba-aba.
"Aeunghh"
"Ahhh t-tuanhh nhh"
Aku berusaha menyingkirkan tangannya dari lubangku tapi percuma dia bahkan menyiksaku lagi dengan kembali mengulum putingku. Tidak tahu apa yang aneh tapi tubuhku menikmatinya sekuat apapun aku ingin menolak. Aku tidak kuat lagi menahan badanku dan akhirnya terbaring di meja kerjanya.
Jarinya mulai bergerak keluar masuk lubangku. Dan itu membuatku mengeratkan bagian bawahku karena tidak nyaman dengan adanya benda asing itu. Bukannya berhenti aku malah merasakan jari lain ikut masuk ke sana.
"Akkhhh shhh berrhentihh"
"Kau masih terlalu sempit Tae Jun-ah"
Seakan belum puas sekarang dia memasukkan tiga jarinya. Lubangku perih tapi dia tidak mendengarkan dan malah menggerakkan semakin dalam.
"Ahhh shh nhh"
"Nghh"
"Disini ya"
Tangannya menyentuh sesuatu di dalam tubuhku yang memberikan sensasi nikmat tersendiri. Dia semakin cepat menumbuk titik itu. Juniorku kembali berkedut karena rangasangan kenikmatan ini.
"Ahhh emnhh nggahhh"
"Nnhh ahh fassterrhh"
Dia tiba-tiba mengentikan gerakannya. Apa aku sudah gila karena merasa kesal akan hal itu. Tapi rasa kesalku seketika berganti dengan perasaan khawatir ketika ia membuka celananya menunjukkan miliknya yang lebih besar dariku dan sudah sangat tegak.
"Aku tidak akan membiarkanmu menikmatinya sendirian Tae Jun-ahh"
Dia kembali menciumku dan seperti mengambil cairan yang ada di atas perutku. Tangannya mengoleskan cairan itu pada lubangku yang sudah basah.
Tubuhku bergerak gelisah ketika merasakan benda besar itu berada tepat di depan lubang kenikmatanku.
"Aku masuk"
Jleb
"AAKHHH"
Lubangku seperti akan sobek ketika ia memasukkan miliknya dalam sekali hentak.
"Kau sangat sempit nghh Tae-Jun"
Seluruh tubuhku terasa kesemutan. Dia menarik pinggulku berlawanan arah dengan gerakan pinggulnya sehingga mendorong juniornya untuk masuk lebih dalam ke dalam lubangku.
"Eeunghhhh"
"Eumhhhh hahh ahhh"
Aku hanya bisa meremas kedua sisi tangannya dan menggigit bibir bawahku berusaha menyalurkan rasa sakit itu. Air mataku otomatis keluar. Lubangku terasa penuh dan panas sekarang.
"Sangat sakit?"
Untungnya dia memberiku jeda untuk bernapas. Aku hanya bisa mengangguk. Dan...
Cup cup
Aku sedikit terkejut dengan perlakuannya yang mengecup kedua mataku.
"Aku tidak akan bergerak sampai kau terbiasa"
"Apa sudah masuk semua Tuan?"
"Sejujurnya baru setengahnya yang masuk"
"Apa?! Ini sangat sakit"
"Aku tidak sanggup hiks"
"Melihatmu sudah banyak bicara sepertinya kau sudah cukup terbiasa dengan juniorku Tae Jun-ah, bagaimana kalau kita pindah ke kamarku"
KAMU SEDANG MEMBACA
ONESHOOT [Random]
Teen Fiction🔞Kumpulan cerita oneshoot, bisa jadi lebih🔞 . . . Happy reading..