[23] Berlarut

1.9K 210 10
                                    

🌼🌼

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌼🌼

Gadis berambut pirang dengan seragam sekolahnya masih berjalan seorang diri menyusuri jalanan kota yang dingin.

Cuaca hari ini memang sedikit berbeda, bahkan ramalan cuaca menyatakan hari ini akan terjadi hujan setelah sekian lama, terbukti dari langit yang terlihat mendung tidak lagi secerah biasanya.

Ini juga disebabkan karena musim dingin sebentar lagi tiba, mungkin dalam beberapa hari kedepan salju putih akan mulai menghiasi kota.

Setelah turun dari pemberhentian bus, Chiquita kembali berjalan guna sampai di sekolah. Jaraknya tidak begitu jauh, tapi tetap terasa melelahkan.

Hawa dingin membuatnya sedikit lama melangkahkan kaki. Terlebih, ia lupa tidak membawa mantel untuk menutupi tubuhnya yang semakin kurus. Entah mengapa, dadanya terasa agak sesak padahal tadi pagi ia sudah mengkonsumsi obat.

Hembusan angin mengantarkan Chiquita sampai ke depan pagar besi yang sudah tertutup rapat tanpa celah. Wajar saja karena waktu sudah menunjukkan pukul 8 lewat 40 menit. Satpam sekolah yang berjaga tentunya sudah menutup gerbang sekolah elit itu.

Chiquita sejenak terdiam sebelum ia menarik napasnya panjang. Gadis pirang dengan poni tipis itu tak kehabisan akal untuk dapat memasuki sekolahnya, oh ya lebih tepat mantan sekolahnya. Karena ia benar-benar sudah keluar dan bukan lagi siswi dari sekolah tersebut.

Gadis itu memutar balik badannya, kembali menyusuri area sekolah yang luas. Namun kali ini, ia menyusurinya dari luar menuju area belakang. Tahu kan apa yang akan ia lakukan sekarang? Yap, memanjat.

Satu-satunya cara agar bisa masuk tanpa melewati gerbang utama.

Kemampuan taekwondo yang ia kuasai selama bertahun-tahun sangatlah berguna dalam situasi ini. Tembok tinggi tidak ada harga diri dimatanya.

Chiquita melempar tas putih miliknya yang berhasil mendarat dibalik tembok. Ia mulai melangkah mundur ke belakang, secepat kilat berlari menaiki tembok besar nan tinggi itu dengan kekuatan kaki jenjangnya juga kedua tangannya yang ikut memegang erat ujung tembok yang kasar.

BRUK

"Aishh, sial."

Chiquita memegang kepalanya yang terasa berat, tiba-tiba pusing menghantam setelah ia berhasil terjatuh ke bawah dengan posisinya yang setengah tertidur di tanah.

Fisiknya menjadi lemah setelah ia berhasil memasuki rumah sakit selama beberapa hari kemarin. Dadanya yang sesak, lalu sekarang kepalanya yang berat. Ah sudahlah, memang seharusnya ia beristirahat saja di rumah.

Story of BabyMonster [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang