🌼🌼
Akibat kekesalannya pada takdir hidup juga dirinya sendiri, Chiquita perlahan mulai terisak. Kembali memasuki kamar rawat inapnya, yang semula ia akan ikut menemui Ruka bersama ketiga kakaknya harus ia urungkan kembali niatnya itu.
Bahkan saat ini Pharita dan juga Asa tidak terlihat, entah sedang pergi kemana. Kamar yang ia tempati berakhir kosong, hanya tinggal ia seorang.
Chiquita terduduk memeluk lututnya disamping jendela besar yang tertutup sepenuhnya oleh gorden. Membiarkan kesedihan menyelimuti sosok kecilnya saat ini.
Akan tetapi, pintu kamar yang tertutup itu perlahan terbuka. Asa tertegun menyaksikan bagaimana adik bungsunya itu menangis. Ia berlari dengan paniknya menghampiri Chiquita.
Menarik sang adik ke dalam peluknya, "Kenapa? Hm? Apanya yang sakit?" tanya Asa dalam balutan perasaan kalut.
Melihat wajah pilu sang kakak air mata makin deras mengalir, yang bisa Chiquita lakukan hanya terus menangis. Membuat hati Asa ikut tersayat mendengarnya.
"Kak Asa disini, jangan nangis lagi."
Chiquita ingin berusaha menghentikan tangisnya, namun tidak bisa. Kepedihan sangat terasa memenuhi ruang hampa.
"Ma-maaf, maafin a-aku kak." kata itu yang akhirnya terucap, suara parau karena isakan tangis.
Asa tidak menjawab, memilih kembali mendekap. Tidak mengerti mengapa Chiquita bersedih, ia hanya akan terus memeluk tubuh dan mengusap-usap lembut punggung adiknya.
Cukup lama, menunggu tangis panjang mulai mereda. Chiquita akhirnya berhenti lalu menyeka air mata dengan kedua tangannya.
Menunduk, tidak berani menatap.
"Kenapa? Apa ada yang sakit lagi?" Asa kembali bertanya, namun mendapat gelengan keras dari Chiquita setelahnya.
"Kakak gak paham kenapa adek nangis, tapi kalau ada apa-apa tolong kasih tau kak Asa. Jangan dipendam sendiri. Kak Asa disini, kak Asa selalu ada disini buat adek. Ya?"
Chiquita balas mengangguk, masih menyeka air mata yang tersisa. Dan setelah dirasa tenang, ia pun mulai berani menatap wajah cantik kakak dihadapannya.
"Kakak mau kasih tau kabar baik, jangan nangis lagi. Okey?"
"Kabar baik? Apa tentang kak Ruka?" tanyanya, penasaran kabar baik apa yang akan kakaknya itu beritahu.
Asa mengangguk, "Kondisi kak Ruka membaik, sekarang kak Ruka sudah dipindahkan ke ruang inap khusus." Asa tersenyum hangat.
Yang semula gadis itu merasa sangat sedih, sekarang kesedihannya berubah menjadi senyum bahagia.
"Kak Ruka siuman?"
Asa mengangguk lagi, menjawab pertanyaan sang adik.
"Serius? Kak Asa gak bohong?"
"Kapan kak Asa pernah bohongin adek? Ayo, sekarang kita sama-sama jenguk kak Ruka ya. Kakak-kakak yang lain udah ada disana."
KAMU SEDANG MEMBACA
Story of BabyMonster [END]
Fanfiction|COMPLETE| {🌟 Jangan Lupa VOTE & COMMENT setelah membaca} {✏️ Update Tidak Menentu} {⚠️ CERITA INI HANYA UNTUK BERSENANG-SENANG SAJA, TIDAK ADA SANGKUT PAUTNYA DENGAN KEHIDUPAN ASLI SANG TOKOH‼️} *** Ruka, seorang kakak tertua dalam sebuah keluarga...