53 - The Strongest 1/3

351 30 3
                                        

Perlahan Yudha membuka matanya dengan penglihatannya yang sedikit kabur lalu ia mendongakan kepalanya dan mendapati dirinya berada di ruangan gelap tanpa penerangan. Yudha mencoba untuk bangun namun badannya terikat, mulutnya juga tertutupi oleh solatip yang membuatnya tak bisa berbicara.

Sialan, gue lagi dimana sekarang?! Bisa-bisanya gue di culik begini! Batin Yudha.

Bangsat banget bang Afrin, buat apa coba dia ngeculik gue?

Setelah beberapa saat, pintu yang berada di hadapan Yudha pun terbuka menunjukan sosok yang berdiri tegap dengan wajahnya yang tertutupi oleh bayangan.

Mata Yudha terbelalak dan ia terbeku di tempat melihat sosok yang ada di hadapannya dengan syok.

"...Aidan...?"

-

-

-

-

"Lo ngapain bawa gue ke tempat ini? Jangan bilang lo mau seleksi gw disini??" tanya Aluna heran.

Kini Aluna dan Caesar berada di aula yang sangat luas namun kosong, Caesar tersenyum semeringai lalu ia berbalik menatap Aluna. "Iya, aku bakal seleksi kamu di sini karena ini spesial dan khusus buat kamu."

Caesar terkekeh kecil lalu membuka mantel hitamnya dan menepisnya ke sembarang arah. "Kamu udah siap?"

"Pake nanya." cetus Aluna sambil mengeluarkan senjata miliknya.

"Bagus deh," Caesar menjetikkan jarinya lalu muncul beberapa pilar yang terjajar rapih di belakangnya.

"Jadi sebelum kita memulai seleksinya biar aku jelaskan dulu tantangan yang berada di seleksi kali ini, kita akan bertarung di atas pilar-pilar tersebut dan ruangan yang kosong ini nantinya akan terisi oleh air dan mahluk berbahaya contohnya...buaya." jelas Caesar sambil tersenyum.

"Hah?! Seleksi macam apa ini? Lo nggak lihat aturan-aturan sele-"

"Aturan seleksi? Haha, itu cuman tulisan yang tak berarti bagiku, Aluna," sela Caesar lalu air mulai keluar dari sela-sela aula. "Seleksi ini, aku yang mengaturnya dan nyawa kamu taruhannya Aluna."

Caesar mengeluarkan dua katana yang sedari tadi berada di samping pinggulnya, ia melempar salah satu katana ke lantai dan terseret tepat di hadapan Aluna. "Kita akan bertarung menggunakan katana, jadi bersiaplah."

Aluna menatap tajam Caesar dan mengambil katana yang tergeletak di lantai lalu secara tiba-tiba Caesar menyerang dengan gerakan gesit yang membuat Aluna terkejut dan langsung menepis serangan Caesar.

"WOY! Katanya di atas pilar anjir!" Aluna menggeram kesal lalu ia melihat ke arah samping dan sudah ada beberapa buaya yang muncul dari dinding yang terbuka dan mulai mendekati mereka. 

Dengan cepat Aluna melompat ke arah pilar yang pendek hingga ke pilar yang tertinggi.

Sial, kalo seleksinya kayak gini bakal susah banget. Batin Aluna sambil menatap tajam ke arah Caesar yang sudah berada di hadapannya.

"Kamu harus tetap fokus Aluna, kamu nggak mau nyawamu terbuang cuma-cuma karena seleksi kan?" ucap Caesar dengan seringai di bibirnya lalu mulai menyerang Aluna dengan brutal.

Di kondisi seperti itu, Aluna hanya bisa menepis serangan Caesar dan tak bisa mengirim satu pun serangan karena gerakan Caesar yang cukup gesit dan cepat.

Dengan satu serangan Caesar berhasil melukai bahu Aluna dan nyaris mengenai dadanya. Aluna tersentak dan melompat menjauhi Caesar. Dengan nafas memburu dan darah yang terus mengalir dari bahunya ia menunduk sejenak lalu menatap Caesar yang berdiri tegap di hadapannya.

"Oh, apa kau baik-baik saja? Maaf ya aku terbawa suasana," usai Caesar selesai bicara Aluna kembali menyerang Caesar namun serangannya berhasil di tahan oleh Caesar. 

"Gerakan kamu itu-itu aja Lun, kamu seharusnya membuat serangan kamu berbeda-beda. Takutnya musuh yang sedang kamu lawan mengetahui gerakan kamu yang selanjutnya bagimana."

"Berisik!" Aluna berniat mengincar dada Caesar namun Caesar yang langsung mengetahuinya dan menepis katana Aluna.

"Loh, kan aku kasih saran." Caesar terkekeh kecil dan secara sengaja menerima serangan Aluna dan hanya menepis serangannya.

Tekniknya mungkin hanya itu-itu saja tapi... kemampuannya cukup kuat dan mungkin saja dia bisa mengimprovasi serangannya secara perlahan-lahan. Ah.. ini mulai menarik. Batin Caesar.

Aluna terus menyerang Caesar secara bertubi-tubi dan pada akhirnya Caesar nekat menarik kerah baju Aluna dan melemparnya jauh dari dirinya. Aluna terkesiap saat ia terlempar ke udara, lalu ia mendarat di salah satu pilar dan nyaris saja jatuh ke arah air yang berisi buaya.

Dan sepertinya, beberapa hewan berbahaya lainnya juga di tambah kesana.

Ia beranjak naik ke pilar dan nafasnya terengah-engah, tanpa Aluna sadari tangannya sudah lecet akibat memegang katananya terlalu erat dan cukup lama. Tangan Aluna bergetar dengan darah yang terus mengalir dari bahunya.

"Keren! Kamu berhasil bertahan Aluna, saatnya kamu memasuki tahap selanjutnya." Caesar kembali menjetikkan jarinya dan atap dinding yang selama ini tertutup pun perlahan terbuka setengah.

Perlahan munculah sosok yang terikat rantai dan tergantung di atas, siapa lagi kalau bukan Yudha yang kondisi tubuhnya sudah lemas dan terluka.

"Yudha!" pekik Aluna dengan terkejut karena melihat kekasihnya yang tergelantung tak berdaya di atas sana. "Caesar! Lagi-lagi lo libatin orang lain?!? KENAPA LO HARUS BAWA DIA KE SINI! LO BENER-BENER BANGSAT SAR!"

"Kenapa emangnya? Kan seleksi ini aku yang atur dan aku punya kuasa di sini, alasan aku bawa dia ke sini karena biar menarik aja," ucap Caesar sambil tersenyum seringai.

"Oh ya, aku punya satu rahasia kalau selama ini aku tahu kalian akan datang ke daerah ini lalu mulai stalking keberadaan kalian dan pada akhirnya sampai di titik dimana aku memiliki rencana buat menangkap kekasihmu itu."

Mata Aluna terbelalak lalu ia menggepal katananya dengan erat dan kembali menyerangnya. "LO NGGAK BISA SEENAKNYA SAMA KEHIDUPAN GUE! KALAU LO PUNYA DENDAM SAMA GUE LO NGGAK PERLU MELIBATKAN ORANG-ORANG YANG ADA DI KEHIDUPAN GUE SIALAN!"

"Aduh tenang dulu, aku belum selesai bicara sayang," Caesar terkekeh kecil.

Seolah-olah tak mendengar perkataan Aluna, Caesar menahan pedang Aluna lalu berkata. "Jangan sampai kekasihmu itu jatuh ke bawah ya? Setiap luka yang kau dapatkan dari seranganku itu akan berdampak kepada kekasihmu, semakin banyak luka maka semakin turun rantai itu ke bawah."

Aluna terbeku di tempat dan ia melamun sejenak, merasa ada peluang Caesar melayangkan tinju yang cukup keras ke arah pipi Aluna yang membuatnya hampir jatuh ke air yang ada di bawahnya. Caesar pun kembali menyerang Aluna dengan gerakan yang bertubi-tubi.

Sedangkan, Yudha yang berada di atas sana perlahan membuka matanya dan termenung sejenak lalu ia panik karena terikat rantai dan bergelantungan di atas air yang di penuhi buaya.

"Anjir! G-gue dimana??" Yudha berusaha tak banyak bergerak karena bisa saja rantai itu sedikit longar dan membuatnya jatuh ke sana.

Keringat membasahi kening Yudha lalu ia menengok ke arah Aluna yang sedang bertarung dengan Caesar dengan cukup brutal.

"...huh? Apa-apaan ini?" gumam Yudha tak percaya.


[Halo semua! maaf ya author ngilang tiba-tiba karena author punya kesibukan di rl T_T tapi saat ini author punya banyak waktu luang dan bisa up cerita, dan mungkin author bakal double up minggu ini. kira-kira ada yg kangen ga nih? WAKAKA.}


Give | GxB [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang