Zoia melihat kepala berambut hitam di dadanya. Rambut itu sedikit kaku, kasar tapi juga lembut. Ia meraihnya dengan lembut--menyalurkan rasa nikmat karena hisapan dan gigitan yang terasa pada kedua payudaranya.
Zoia menyadari ukuran dadanya tidaklah kecil namun saat ini, tangan besar makhluk itu melingkupi dadanya yang jadi kelihatan kecil karena telapak tangannya yang besar itu.
Badan besar itu setengah menindihnya.
Kembali mencium bibirnya, melesakkan lidahnya membelit lidah Zoia yang amatir. Logikanya berperang dengan tubuhnya yang justru menginginkan lebih.Zoia sadar dengan apa yang dialaminya. Ia melihat seluruh tubuh polos tanpa selehai kain. Ia tahu sosok besar tengah menjamah kulitnya turun menuju kewanitaannya.
Sesadar itu hingga ia merenggangkan kedua kakinya, mempersilahkan kewanitaannya yang basah dilihat oleh sosok itu.
Aldebaran berada dibawahnya, menatap kilat pada liang yang berkedut merah dan basah.
"Akhhh!" Napas Zoia terengah-engah, ia membuka kedua matanya dengan posisi terduduk diatas ranjang dengan wajah penuh bulir keringat yang turun.
Ia melihat tubuhnya sendiri yang masih berpakaian lengkap. Tidak kurang apapun. Tatapan Zoia mengedar mengelilingi kamar, berusaha mencari tahu sesuatu.
Tapi tidak ada sosok itu di dalam kamar. "Tadi itu... mimpi?"
Zoia merasa penasaran. Jari telunjuk tangannya kemudian turun menyentuh miliknya sendiri dibawah sana yang... basah? Kedua bola mata Zoia membola merasakan itu. Apalagi saat ia melihat cairan kental di telunjuk tangannya sendiri.
"Zoi?"
Zoia tersentak kaget refleks menyembunyikan tangannya sendiri dibalik punggung saat pintu kamarnya diketuk dan Beta Eliot muncul diambang pintu.
Pria Beta itu, sejenak mengamati Zoia yang kelihatan panik dengan ekspresi bingung. "Apa kedatanganku mengganggumu?"
"Tidak." Zoia buru-buru menggelengkan kepalanya. "Ada perlu apa Beta mencariku?"
"Ah-- itu Alpha Sergio ingin berburu. Kau tertarik untuk ikut atau tidak?" Beta Eliot melipat tangan di depan dada, bersandar pada pinggiran pintu kamar Zoia. "Atau kau lebih tertarik memuaskan dirimu sendiri dengan tanganmu itu?"
"Apa?" Wajah Zoia memerah saat menyadari apa yang Beta Eliot maksud. Sementara pria Beta itu yang awalnya hanya sedang bergurau, malah langsung tertegun. Ia tidak menyangka kalau candaannya akan ditanggapi seserius itu oleh Zoia.
"Ekhem. Cepatlah keluar kamar, Alpha sudah menunggu." Kemudian Pria Beta itu pergi menutup pintu kamar Zoia, meninggal Zoia yang langsung menenggelamkan tubuhnya dibalik selimut.
***
"Ingat aturannya, tidak ada yang boleh bermain curang. Kalian bisa mengambil rute yang sama asalkan tetap berada di kawasan Twilight Moon Pack."
"Siapa pun yang bisa mendapatkan buruan paling banyak dan bernilai berharga maka dia adalah pemenangnya."
Sudah satu minggu sejak kejadian itu, keadaan Twilight Moon pack mulai kondusif. Orang-orang sudah beraktivitas kembali seperti sedia kala. Zoia tampak begitu bersemangat melakukan perburuan kali ini. Sama seperti dirinya, Beta Eliot dan Alpha Sergio akan pergi berburu ke dalam hutan. Namun bedanya perburuan kali ini, bukan hanya tentang mencari makanan saja tapi juga tentang kompetisi.
"Sudah siap, Zoi?" Tanya Alpha Sergio yang berada tepat di sebelah kanannya. Sementara di sebelah kirinya, Beta Eliot juga sudah siap.
"Aku sudah tidak sabar untuk membantai rusa-rusa di dalam hutan sana." Balas Zoia dengan semangat betapi-api.
Beta Eliot sampai geleng-geleng kepala melihat tingkah wanita itu. "Jangan berteriak saat kau bertemu babi hutan."
"Justru aku akan memburunya sebagai bonus."
"Cih, bicara memang mudah. Tapi kenyataan itulah yang sulit."
Lalu para serigala itu melompat dan berlari masuk itu kedalam hutan berlainan arah. Namun Zoia tidak sendirian. Ada Alpha Sergio di belakangnya. Tidak. Zoia tidak ingin bersama pria itu. Zoia bisa kalah jika Sergio berada disekitarnya.
"Aku akan ke kanan dan kau ke kiri!"
"Berhati-hatilah, Zoi!"
Zoia memutar kedua bola matanya malas saat ia berbelok arah melawan tujuan Sergio.
Zoia menyadari sikap orang-orang berubah terhadapnya setelah Zenas mati. Mereka jadi jauh lebih posesif. Zoia tahu tujuan mereka baik. Mereka hanya ingin melindunginya--seakan ingin menegaskan pada Zoia bahwa masih ada mereka yang bisa mengambil peran kakak menggantikan Zenas. Zoia tidak sendirian. Zoia masih memiliki kasih sayang yang berlimpah dari orang-orang di Twilight Moon Pack.
"Ini dia!"
Zoia berhasil menggigit leher seekor kijang. Memang bukan rusa, tapi kijang- tidak buruk juga untuk dijadikan santapan.
Brugh!
"Astaga! Kau tidak papa?"
Zoia tersentak kaget saat tiba-tiba ada yang menabraknya. Zoia lalu menoleh untuk melihat siapa gerangan yang menabraknya itu.
"Apa kau tersesat?" Tanya Zoia saat melihat wajah asing seorang wanita.
"Aku baik-baik saja. Tapi, bisakah kau menolongku?" Wanita itu tampak panik. Zoia ikut melihat kearah mana wanita itu melihat dan detik itu juga, Zoia langsung menyuruh wanita itu untuk naik ke atas punggungnya "Kita harus segera pergi dari sini. Cepat naiklah."
Zoia bahkan tidak sempat mengambil hewan hasil buruannya. Wanita itu lebih tertarik untuk berlari secepat mungkin, berlari, menghindari kawanan serigala liar di belakang sana. Tubuh wanita diatasnya gemetar hebat dan Zoia tidak perlu lagi menanyakan keadaannya sekarang.
"Aku Zoia, seorang warrior dari Twilight Moon Pack. Aku cukup yakin kita sudah aman dari serigala liar itu."
Wanita itu mengangguk, sekaligus menghela napas lega. Zoia memelankan langkah keempat kakinya agar mereka bisa mengobrol. "Darimana asalmu?"
"Red Moon Pack."
"Keberatan jika aku membawamu ke Pack kami? Kau bisa beristirahat di sana untuk sementara waktu." Zoia kemudian melompat turun dari atas punggung Zoia saat mereka telah memasuki gerbang Pack House. "Setidaknya sampai kau benar-benar aman dari kejaran rogues itu."
"Terima kasih, Zoia."
"Siapa namamu?"
"Allysa."
To be continued.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rogue Mate
WerewolfZoia merupakan satu-satunya warrior wanita di Twilight Moon Pack. Sosoknya dikenal kuat dan juga tangguh. Dia...Aldebaran. Pemimpin dari kawanan Rogue yang datang menghancurkan hari pernikahannya dengan Alpha Sergio, membuat sang kakak tercinta tew...