4

60 8 0
                                    

Bismillah.......
Happy reading






Azan subuh di masjid sudah berkumandang menandakan waktunya sholat namun tidak dengan gadis yg masih tertidur di balik selimut nya itu tanpa merasa terganggu sedikitpun ia tertidur dengan lelap sekali,namun harus terbangun dari mimpi indahnya karena ulah sang bunda.

"Bangunn raa udah subuh sholat dlu sana"ucap bunda yg sedang membuka gorden dan jendela kamar anaknya itu agar angin pagi masuk seger kann.

"Ih masih ngantuk bund ntar aja ya"Haura masi bergulung di bawah selimut nya itu ia merasa terganggu tidur nyenyak ya.

"Ga ada udah cepet bangun raa ntar keburu pagi sholat itu wajib nakk aplgi kamu udh baligh,ayo bangun jgn malas gmna nanti di pesantren"ucap bunda yg mampu membuat Haura terbangun seketika.

"Bund Haura ga mauuu kesanaa ntarr ga ada temen nya gimana"Haura memohon dengan pupy eyes ny ini jurus andalan tapi seperti nya tidak mempan lagii untuk yg satu ini.

"Gabisa Ra ini ayah yg minta,gamungkin ga punya temen coba pasti ada kok"bunda mengelus kepala putrinya itu dengan lembut sambil tersenyum.

"Mau gimana lagi ya udah gini jalannya,yauda lah bund Haura mau wudhu dlu"Haura beranjak dari tempat tidur nya ia langsung masuk ke kamar mandi tanpa menunggu jawaban sang bunda.

"Bunda sedih Ra liat kamu kayak gini tapi ini demi kamu sayangg buat kebaikan kamu,semoga aja kamu sama dia segera di pertemukan"bunda keluar dari kamar Haura ia ingin memasak sarapan pagi ini.
Haura sudah selesai wudhu dan siap untuk sholat saat ia keluar dari kamar mandi bunda ny sudah tidak ada lagi ia acuh dan langsung memakai mukena dan melaksanakan kewajiban nya.

"Ra turunn yu sarapann"abng berusaha bujuk adenya itu supaya ga diem lagi ia rindu Haura yg ceria seperti dlu.

"Iya bang sebentar Ara lagi siap2"tidak lama pintu di buka dan nampak lah Haura yg sudah rapi oh ya ia sholat tadi sekalian mandi yaww.namun hari ini beda ia berbaju lengan panjang dan ber rok plisket tidak lupa hijab ny yg masih kelihatan rambut itu.
Abang tercengang melihat nya sungguh aneh namun setelah nya ia tertawa

"Kenapa ketawa sih ga ada yg lucu yaa"Haura mengembung kan pipinya ia ngambek ni ceritanya

"Sumpah dek ga kuat Abang liat nya kamu knp sakit ya kok berubah"ia mengecek seluruh badan adiknya itu

"Apaan sih lepass ga,Haura ga sakit yaa orang sehat gini kok"ia melepas tangan abangny yg sedari tadi memutar kan badannya

"Ya aneh tumben hijabpan"

"Katanya mau ke pesantren oh apa ga jadii YESS"Haura sudah bersorak kegirangan

"Apa yg gajdi,buruan turun sarapan"ayah datang dan langsung turun begitu saja setelah mengatakan hal itu

"Udah gapapa di sana enak kok kan ada nenek sama kakek"ia mengelus kepala adiknya yg tertutup hijab it

"Udah lah ayok sarapan"ia langsung melongos pergi meninggalkan abangnya sendri

Mereka sarapan dengan khidmat tanpa ada suara selain garpu dan sendok,ayah sudah selesai begitupun yg lain ia menatap Haura

"Ra maafin ayah ya udah buat kamu nangis"ayah meminta maaf dan itu membuat Haura terkejut,memang sih ia tidak pernah dimarahi smpai nangis sesenggukan sprti kemaren

"Iya yah gapapa salah Ara jg kok bandel,ga nurut"ia memeluk ayahnya ia tidak bisa marah lama lama dengan ayahnya inii,ayah membalas pelukan putrii bontotnya itu ia sedih karena harus berpisah dengannya namun ini yg terbaik untuknya.

"Barang kamu udah bunda siapin semalem"ucap bundaa ia tersenyum menatap putrinya yg melihat ke arahnya itu

"Terus baju aku gimana bund ak belum pilih pilihh"

"Gausah udah bunda beliin baru semua itu khusus ke pesantren"
Haura beralih menatap abgnya itu

"Abang ikut kan anter adek"tanya Haura ia berharap abangnya itu ikut

"Maafin Abang ya Abang gabisa hari ini kerjaan Abang banyak banget apalagi meeting diserahin ke Abang semua sama ayah"ia menatap adiknya itu penuh harap supaya diizinkan

"Yahh kok gituu si"ia menghela nafas kecewa

"Gapapa lain kali Abang main kok kesana yaa Abang bawain baksoo bnyakkk buat kamuu"

"Janji yaa"Haura tersenyum mendengar nya

"Iya janji"ia bahagia melihat senyuman adiknya itu sudah kembali lagi

"Yauda Abang berangkat dlu bund yahh"ia menyalimi ayah dan bunda dan memeluk adik bontotnya itu

"Abang janji bakalan sering jengukin adek Abang yg manjaaa inii"ia mencubit pipi adiknya ituu

"Ihh jangan di cubit sakit tau"

"Hehehe ia ia yauda Abang pergi ya semangat belajar nya disana jangan nakal ya titip salam buat kakek sama nenek" ia pergi meninggalkan rumah dan menuju kantornya

"Yauda yuk berangkat keburu macet nanti"ayah sudah pergi dluan tadi ke mobil ia memanaskan mobil terlebih dahulu

"Harus sekarang bund"

"Iya sayang ayoo"

Haura menatap seluruh penjuru rumahnya ia nanti pasti bakalan rindu sama rumah ini,banyak sekali kenangannya

Mereka berangkat menuju Bandung,setelah semua nya siap








*harap maklum ya kalo bahasa nya rada agak ga nyambung hhe because this my first story.

Tinggalkan Jejak!!
next part 5
semoga suka🌷

AFSHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang