ibu si bayi

28 5 2
                                    

Tuuuutd

Tuuuutd

Tuuuutd

"Halo"

"Halo sara uangnya sudah di transfer kan?"

Sara terdiam, bahkan belum apa-apa ibunya sudah lebih dulu menanyakan uang ketimbang kabar anaknya  "halo,sara halo" Ucap suara dari sebrang telepon tersebut dengan nada tinggi

"B-belum, buk" dengan kata terbata-bata sara menjawab

"Kenapa belum di transfer uangnya?"

"Sara belum gajihan buk" raut wajah kecewanya tidak bisa di sembunyikan lagi

"Aiiish! Terus ngapain kamu telepon ibu dasar anak tidak berguna"  lontaran kata yang terdengar marah sangat jelas di telinga sara

"b-buk s-sa-"

"Jangan kamu hubungi ibu kalo kamu belum kirim uang untuk kami,ingat ya sara kami sudah membesarkan mu bukannya balas Budi malah gak tahu diri"

Tut!

Sambungan telepon diputuskan sepihak oleh ibunya,sara menatap nanar telepon genggam miliknya layar telepon itu menampilkan Poto ia bersama sang ayah yang tersenyum lebar

Sara menghela nafas panjang,memang sudah tidak asing tapi rasanya tetap sama. Sesak dan sakit . Niatnya Sara ingin mengatakan jika ia akan menikah dengan seseorang tapi respon ibunya malah hanya tentang uang Sara kecewa,tentu saja Sara bangkit dari kursi taman belakang kembali ke dalam rumah
Tanpa ia sadari padahal Haikal sejak tadi tengah memperhatikannya dari dalam rumah lewat jendela
Haikal memasukkan kudua tangannya menatap lurus langkah sara yang memasuki area rumah

°°°

Tok tok tok !

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tok tok tok !

Sara menengok ke arah pintu Yang sengaja tidak ia tutup agar udara masuk kedalam ruangan dimana seseorang wanita paruh baya tengah berdiri di sana dengan senyum simpul
"Boleh mama masuk" ujar mama Haikal

"Ah iya silahkan masuk" sara mempersilahkan tamunya masuk ke dalam,ruangan lantai dua dimana sara tinggal
Cukup luas dan tertata persis seperti tempat tinggal perempuan
Mata mama Haikal menelisik ke seluruh ruangan tersebut ada kamar mandi, tempat belajar,bahkan dapur yang juga bersih serta lemari es berukuran sedang dan perabotan kebutuhan rumah tangga lainnya

"Kamu sering masak"pertanyaan kedua setelah mama berada di lantai atas

"Hanya jika ada waktu aku akan memasak sisanya seperti anak kos yang lain memakan makanan instan yang simpel" sara tersenyum malu cukup canggung memang tapi mama berusaha membawa sara agar tidak terlalu baku

Pandangan mama berhenti saat melihat pintu yang terkunci rapat bahkan gembok gembok di sana juga terpasang tiga "oh iya semalam mama sudah mengobrol dengan Haikal daN papanya dan kami memutuskan untuk menikahkan kalian" mama menjeda ucapannya
"Mama juga sudah bilang sama Haikal agar menemui orang tua mu, bagaimana?"

[M]complement  [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang