mami papi

30 4 1
                                    

Suasana rumah kini menjadi riuh saat suara tangis bayi menguar Rumah yang dulu sepi dan sunyi kini mulai berisik
Sepertinya Suara tangisan seakan menjadi soundtrack baru di kehidupan sehari-hari mereka
Sara menyimpan handuk di pundak kirinya setelah menyiapkan air hangat di atas wadah besar untuk si bayi mandi
"Kaget yah airnya anget kok" kata sara mengajak ngobrol si bayi ia ingat pepatah mama jika bayi harus di ajak bicara walaupun ia belum faham

"Di sabun Dulu yuk biar wangi,harus keramas juga yah biar bersih" perlahan sara menguyar air ke atas kepala si bayi lalu menuangkan sedikit sampo dan mengusaknya

Aksan tidak berhenti menangis bahkan wajahnya sudah memerah setta bibirnya yang menganga "iya ini sudah mandi nya ssssssut... jangan nangis lagi yah"

Sara membungkus tubuh mungil itu dengan handuk tebal lalu membawanya ke kamar tamu
Dimulai dari kayu putih hingga memakaikan pakaian si bayi dan menyemprotkan wewangian di tubuh kecil itu,sara melakukannya dengan perlahan dan hati-hati, sara melakukannya selembut mungkin agar si bayi merasa nyaman
Ia tersenyum bangga setelah berhasil menyelesaikan tugasnya lalu meninggalkan aksan di ranjang untuk membuat sebotol susu hangat,Tak lama saat kembali pemandangan hangat membuat hatinya tertegun

"Anak papi udah seger yaa wangi banget, tidur yang nyenyak ya sayang"
Haikal duduk di sisi ranjang dengan pakaian rapi sembari mengusap-usap kepala Aksan yang matanya mulai tertutup, sepertinya ia akan tertidur
Haikal menempelkan telunjuknya di bibir

"Harus papi banget ya manggilnya" tanya sara dengan nada bergurau

"Bagus kok lucu mami papi aja, Habis bikin susu buat Aksan yah" kata Haikal dengan suara pelan

"Hmm~ iya nih" sara memastikan jika mata bayi itu benar-benar tertutup

"Aksannya udah tidur nanti aja kasih susunya kalo udah bangun" perlahan Haikal bangkit dari duduknya
"Bisa kita bicara sebentar" Haikal berucap pelan sebelum akhirnya sara yang masih berantakan mengangguk lemah dan di sinilah mereka duduk di sebuah sofa kamar ruang tamu yang menjadikan tempat untuk menidurkan si baby Aksan

"Apa kamu baik-baik saja" Haikal kembali bertanya dengan keadaan sara
"Yaa tentu,hmm" sara tersenyum paksa dengan begitu Haikal mendesah pelan jelas tersirat kebohongan di sana

"Maaf kamu harus masuk kedalam kehidupan yang membingungkan ini dan maaf semalam pernikahan kita mama dan papa tidak hadir karena harus menjaga Aksan karena ini sangat darurat jadi semua terjadi tanpa rencana"

"Aku bingung,kemarin aku masih bekerja masih bercanda dengan teman-teman di kantor mengerjakan pekerjaan yang aku sukai begitu pulang dan tertidur tiba-tiba pas bangun Alus eolah manusia yang baru lahir kembali dengan versi yang belum pernah aku bayangkan"

Haikal menunduk saat mendengar bagaimana sara mengatakan perasaannya "aku tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya di kehidupan ini tiba-tiba aku memiliki anak dan menikah hiks--" sara terisak menangkup wajahnya dengan kedua telapak tangan

"Kita lanjutkan mengobrol nanti" finish Haikal karena tidak ingin melihat sara menangis lebih jauh,Haikal paham pasti sara merasa terkejut dan belum percaya ditambah kehidupan yang begitu banyak masalah lainnya, Haikal iba
"Aku mau ke klinik kalo ada apa-apa kabari saja" kata Haikal dengan begitu sara menghapus airmata nya

Haikal mengeluarkan dompetnya lalu menarik uang dengan nominal paling besar semuanya "ini saya hanya pegang cash segini" tanpa di minta Haikal berinisiatif memberikan uang kepada sara untuk keperluan lain

"Waaah ini Si bisa buat shopping perlengkapan si bayi" Gumam wanitanya,entah bercanda atau serius yang jelas Haikal di buat terkesan dengan perubahan sara yang secepat kilat seolah ia tidak habis menangis

[M]complement  [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang