13

1.2K 175 0
                                    

Jennie sedang menari di ruang tamu.

Dia telah berputar dan melompat tanpa henti selama lebih dari dua jam berturut-turut.

Sebeluknya ketika menari Balet, Jennie tidak pernah membutuhkan usaha apapun atau kesulitan apapun karena dia sudah sangat mahir, dan dia berpikir bahwa sekarang, karena tubuhnya lebih ringan, akan membuatnya lebih mudah lagi, dia juga berpikir bahwa dia bisa terbang.

Tapi ternyata tidak seperti itu.

Jennie telah berputar, melompat dan berakhir jatuh ke tanah tanpa henti selama lebih dari dua jam.

Jari kakinya terlalu lemah untuk mendukung tubuhnya, kakinya tidak mempunyai kekuatan, dan beberapa kukunya bahkan sampai rontok karena kekurangan kalsium.

Untuk yang ke-84 kalinya dia terjatuh dan itu membuat pergelangan kakinya terkilir.

Jennie menjerit dengan memilukan, bukan karena rasa sakit fisiknya, tapi karena kemarahan yang ditimbulkan oleh situasi itu.

Pintu rumah terdengar terbuka, Lisa sudah pulang kerja dan masuk sambil tersenyum, namun senyuman itu menghilang begitu dia melihat Jennie tergeletak di lantai sambil memegangi pergelangan kakinya dengan ekspresi kesakitan.

"Jennie, apa yang terjadi? Apa kamu baik-baik saja, apa kamu terluka?"

Lisa mencoba mengangkat tubuh Jennie, tapi Jennie mendorongnya dengan kasar dan mendengus, lalu dia berdiri dengan kedua kakinya sendiri.

"Tinggalkan aku, aku baik-baik saja, aku hanya perlu berlatih lebih banyak, aku sudah lama tidak latihan."

Lisa menatap pergelangan kaki pacarnya yang mulai membengkak.

"Jennie, kamu harus menyembuhkan kakimu dulu, kita harus pergi ke dokter."

"TIDAK!" Jennie berteriak ketakutan "Tidak perlu ke dokter, pergelangan kakiku pernah terkilir berkali-kali dan selalu sembuh dengan sendirinya, kali ini tidak akan berbeda."

Lisa membelai pipi wanita berambut coklat itu.

"Aku tahu sayang, tapi itu terjadi saat kamu masih sehat, sekarang kamu sedang tidak sehat."

Jennie menepis tangannya dengan marah.

"Jadi kamu menyalahkanku!? Aku tahu tujuanmu membawaku ke dokter adalah karena aku tidak bisa bercinta denganmu lagi! Kamu ingin membuatku sembuh agar bisa bercinta denganmu lagi kan!? Kamu sangat egois!"

Lisa membuka matanya tak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar.

Bagaimana bisa Jennie berpikir seperti itu tentangnya?

Jennie adalah segalanya baginya, dia adalah hidupnya, dia tidak akan pernah peduli dengan hal seperti itu.

Satu-satunya hal yang Lisa pedulikan adalah menyembuhkan pikiran dan jiwa pacarnya.

"Jennie, itu sama sekali tidak ada hubungannya dengan itu, aku hanya ingin pergelangan kakimu sembuh."

"Kamu berbohong! Pokoknya aku tidak ingin ke dokter! Aku tidak ingin mereka memasang infus padaku dan memberitahu semua omong kosong yang mereka berikan kepada penderita bulimia!"

Lisa mengerutkan keningnya.

"Tapi kamu bukan lagi penderita bulimia Jennie... Aku tahu kamu sedang dalam prises menyembuhkan dirimu sendiri, hari ini kamu sudah makan... kan?" Lisa bertanya dengan ragu sambil menatap matanya sementara Jennie membuang muka dan melepas sepatu baletnya.

"Aku akan beristirahat di tempat tidur."

"Jennie, jawab aku."

"Hari ini aku terlalu banyak berlatih."

"Jennie.." pinta Lisa sambil mengawasinya menaiki tangga.

"Malam ini, aku tidak akan makan, aku merasa tidak enak badan."

Ucapnya sebelum menutup pintu.

Lisa menyeka matanya yang secara tidak sengaja basah lalu dia menarik napas dalam-dalam.

Sudah waktunya untuk mengambil tindakan.

Ini semua demi Jennie.




EAT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang