Sesampainya dirumah sakit, Jennie langsung di bawa ke UGD.
Lisa hanya ingin pergelangan kakinya
disembuhkan, tapi dia tahu dokter tidak mungkin hanya fokus pada itu karena begitu mereka melihat kondisi Jennie, mereka langsung membawanya ke tempat lain.Para dokter langsung was-was saat melihat kerangka tubuh Jennie, dan Lisa hanya bisa merasa bersalah.
Karena cinta besar yang Lisa rasakan padanya, membuat dia terlalu
memanjakannya, hingga bersikap buta dan berakhir Jennie mencapai batas ini."Dia sangat lemah."
"Tubuhnya sangat kurus."
"Seharusnya dia membawanya lebih awal."
"Kita harus segera melakukan tindakan."
Itu adalah kalimat-kalimat yang didengar Lisa malam itu, tapi yang terburuk dari semuanya adalah
"Dia bisa mati dengan tubuh selemah ini."
"Biarkan aku masuk!" Teriak Lisa dari ruang tunggu sambil menangis.
Mereka awalnya tidak mengizinkannya masuk ketika mereka memasang infus ke pembuluh darah Jennie,
tapi akhirnya salah satu perawat melihat bagaimana Lisa tampak begitu terpukul, jadi Lisa dibiarkan bermalam di kamar yang sama tempat Jennie berjuang di antara kehidupan dan kematian.Lisa memegang tangan kekasihnya, dengan lembut agar dia tidak menyakitinya.
"Aku minta maaf Jennie... aku sangat mencintaimu hingga membiarkanmu hancur seperti ini." Lisa berbisik
padanya meskipun dia tahu bahwa Jennie tidak mendengarkan.Keesokan harinya, Jennie menangis saat membuka matanya dan melihat langit-langit putih.
Jennie tahu dimana itu.
Dia semakin menangis saat memiliki dua saluran selang di kedua lengannya yang melalui selang itu dia diberi makan dan itu jelas di luar keinginannya.
"Aku minta maaf." Lisa berkata dengan tenang.
"Aku tidak ingin kehilanganmu, Jennie... Aku harus melakukan ini."
Jennie memalingkan wajahnya ke sisi berlawanan dari Lisa, dia memandang ke luar jendela yang lebar yang memperlihatkan hari yang indah.Beberapa menit kemudian Jennie menjawab.
"Aku tahu, aku tahu kamu sangat mencintaiku. Aku menyesal kamu harus melihatku seperti ini."Lisa bangkit dari tempat duduknya dan dengan hati-hati berbaring di sebelah Jennie.
"Kamu cantik Jennie, kamu tidak perlu menurunkan satu gram pun berat badanmu." Lisa berbisik di telinganya.
"Apa sekarang aku tidak cantik lagi?" Jennie bertanya sambil menatap mata hazel kekasihnya.
Lisa memandangnya.
Lingkaran hitam pekat terlihat di bawah mata Jennie, pipinya tertarik ke dalam hingga membuat bentuk rahangnya sangat jelas, bibirnya menjadi lebih tipis, dan rambutnya kehilangan kepadatannya.
Tulang selangkanya sangat menonjol, dan jika Lisa mengangkat piyama putih yang dikenakannya, dia bisa menyentuh setiap tulang rusuknya.
Tubuhnya lebih mirip seperti mayat, tapi bagi Lisa, Jennie masih cantik.
Dia mencium bibirnya selama beberapa detik.
"Kamu akan selalu cantik bagiku, Jennie."
Jennie membalas ciumannya dengan air mata.
Dia tahu dirinya tidak lagi cantik, dia tahu bahwa Lisa berbohong padanya, tapi dia juga tahu bahwa Lisa tidak akan pernah meninggalkan sisinya.
"Aku baik-baik saja, Lisa."
Jantung Lisa berdebar kencang saat mendengar tiga kata itu, yang sudah berbulan-bulan tidak dia dengar.
"Aku mencintaimu, Jennie."
Ucapnya sebelum kembali mencium penari baletnya yang hampir benar-benar terbang dan pergi ke langit.
To be continue ~~~
Bulimia : gangguan makan yang ditandai dengan kecenderungan untuk memuntahkan kembali makanan yang telah di konsumsi
Kenapa di bikin berchapter-chapter?
Biar viewnya banyak aja, padahal bisa aja si cerita ini cukup dengan 3 chapter.
Tapi ngga papa lah yaa banyak chapter heheLumayan buat nambah-nambah bacaan di reading list kalian.
Besok update lagi 😉
Jangan lupa makan ya readernim 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
EAT
Fanfiction"Makan Jennie, kamu harus makan..." "Aku tidak mau." Seberapa sulit Lisa meminta Jennie untuk makan?