|11|RENJANA

6 1 0
                                        

Gistara teringat kejadian di mobil Damar tempo hari lalu, dia penasaran, siapa wanita yang mampu meluluhkan hati sahabatnya.

"Oh, ya. Siapa yang bisa ngeluluhin hati batu lo, Bi?" Tanya Gistara penuh selidik.

Sagara membuka ponselnya, menunjukan foto seorang gadis cantik. "Namanya Tania Maheswari."

"Cantik, ya. Ketemu dimana?" Tanya Gistara penasaran.

"Gue ketemu dia beberapa tahun lalu saat lagi sendirian ditaman, dia nyamperin gue. Padahal dia nggak kenal siapa gue, begitupun gue. Dia baik, walau nggak kenal tapi dia mau dengerin semua keluh kesah gue, Geya."

"Suatu hari, gue jalan sama dia, kita semakin dekat, bahkan kita udah pacaran pada saat itu. Tiba-tiba dia pingsan. Gue bawa dia kerumah sakit, dan ternyata dia sakit gagal ginjal. Stadium lanjut. Disitu gue hancur, Geya. Gue nggak tau kalau selama ini dia mengidap penyakit itu."

Gistara terkejut, dia pun merasakan sakitnya jadi Sagara. Dia mengusap lembut bahu sahabatnya.

"Tania, minta ketemu sama lo, Geya," ucap Sagara.

"Hah? Emang dia tau gue?" Gistara kebingungan, pasalnya dia sama sekali tidak kenal dengan kekasih sahabatnya itu.

"Gue selalu ceritain tentang lo juga ke dia, ayo buruan."

Kemudian mereka berdua segera pergi untuk bertemu dengan Tania, sebelum itu Gistara mengabarkan kekasihnya agar tidak terjadi kesalahpahaman. Nanti malam baru dia temui Angkara.

Keduanya menikmati perjalanan sambil mengobrol, sesekali gelak tawa memenuhi mobil itu. Hingga tidak terasa mereka sudah sampai di depan kediaman Tania.

Sagara mengajak Gistara memasuki rumah itu, sebelumnya Sagara sudah memberitahu perihal kedatangannya dengan Tania.

Pintu terbuka, menampilkan seorang wanita cantik, dengan tinggi yang hampir menyamai Gistara. Sagara memeluk wanita itu, kemudian memperkenalkan keduanya.

"Nia, ini Geya. Sahabat kecil yang selalu aku ceritain ke kamu. Geya, ini Tania, pacar gue."

Keduanya berjabatan tangan sambil tersenyum.

"Gistara Geya."

"Tania Maheswari."

Mereka dipersilahkan masuk, duduk di ruang tamu sambil berbincang santai.

"Kamu pasti udah lama ya, nggak ketemu sama Bian. Bian kangen sama kamu, dia selalu nyeritain tentang kamu ke aku." Tania berucap seraya tersenyum menatap Gistara.

Gistara yang ditatap seperti itu merasa kikuk, dia jadi tidak enak hati.

"Iya," balas Gistara.

Sagara memperhatikan keduanya, diapun bingung dengan kekasihnya, cepat sekali akrab dengan Gistara.

"Besok Bian keluar kota, kamu mau temanin aku disini?" Tanya Tania.

Gistara melirik Sagara, meminta pendapat. Sagara yang paham itu segera mengangguk.

"Boleh," jawab Gistara.

"Makasih, ya. Aku nggak punya teman disini. Punya sih, tapi kebanyakan sibuk kuliah sama kerja." Tania bercerita tentang kehidupannya dengan Gistara. Sesekali keduanya tertawa sampai melupakan kehadiran Sagara.

Sagara pamit ke luar, duduk di teras depan sambil sesekali membuka handphone.

"Lo, udah lama sakit?" Tanya Gistara dengan hati-hati.

"Jauh sebelum kenal Bian, aku udah sakit. Tapi aku nyembunyiin semuanya dari dia, aku nggak mau dia kepikiran. Aku tau gimana kehidupannya dirumah."

"Lo pernah ketemu sama keluarganya Bian?"

The Butterfly Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang