Chapter 4

147 10 0
                                    

PSYCO
#4

Thyme memasuki ruangan dan duduk di hadapan Dr. Charlie pagi ini.

“Sudah dua bulan dia tidak datang. Terakhir kali kondisi mentalnya semakin memburuk. Sebaiknya, dia harus segera ditangani dengan serius, saya khawatir jika didiamkan terlalu lama, itu akan berpengaruh pada kejiwaannya.”

“Apa sifat obsesinya juga mempengaruhi itu dok?”

“Ya tentu, sepertinya dia juga memiliki gangguan pada orientasi seksualnya. Apa sebelumnya dia memiliki pasangan?”

“tidak dok, dia hanya tertarik kepada seorang artis luar negri”

“Pria atau wanita?”

“Wanita, dan dia sangat terobsesi olehnya”

Dr. Charlie mengangguk “lalu yang saya ingin tanyakan adalah luka bakar di bagian tubuhnya, apa kalian mengalami hal buruk pada masa lalu? Mungkin itu sebabnya ia mengalami trauma yang mendalam”

“Rumah kami mengalami kebakaran, mom dan daddyku terjebak di dalam sana hingga akhirnya tewas. Saat itu masih pukul 3 dini hari, dan hanya aku bersama adikku yang selamat, meskipun adikku mengalami banyak luka bakar di tubuhnya”

Dr. Charlie mengangguk paham “pastikan saja ia meminum obatnya dengan teratur”

“Baik dok, terima kasih”

Usai menemui Dr. Charlie, Thyme mengunjungi Kim di apartemen nya. Ia membuka pintu dengan mudah sambil membawa bingkisan ditangannya. Tak lupa, Thyme selalu memancarkan senyum cerahnya.

“Kimmy” Panggilnya, mendapati Kim yang terduduk di ranjang sambil menonton saluran TV yang rusak.

“Ayo makan, aku membawakan mu ayam goreng.”

Kim bangkit dan duduk di meja makan. Wajah datarnya terus mengikuti kemana Thyme berjalan. Ia memantau, agar Thyme tidak pergi ke ruangan tempatnya menyekap Pie. Thyme berjalan ke arah ruangan itu, namun ia datang untuk mengambil piring dan juga gelas.

Thyme kembali lalu duduk di hadapan Kim. Dengan senyuman yang tak pernah luntur itu, Thyme menaruh potongan ayam gorengnya ke atas piring, dan menuang minuman soda kedalam gelas. Tanpa disuruh, Kim langsung melahap sepotong ayam dengan tenang dan mengunyah seperti anak kecil.

“Makan yang banyak” ucap Thyme, kemudian ikut makan dengan tenang di hadapannya.

Thyme mengigit bagian ayam yang cukup besar lalu melihat ke arah TV yang masih menyala.

“Kenapa kau selalu menonton saluran TV yang rusak?” tanyanya, namun di jawab keheningan oleh Kim yang masih mengunyah ayamnya dengan tenang. Thyme mengubah saluran TV nya ke sebuah acara berita.

“Siang ini di laporkan dari Hotel xxx , tidak hanya pembunuhan yang terjadi disana namun juga di kabarkan bahwa Penyanyi terkenal asal Thailand yang menginap di hotel tersebut menghilang semalam.”

“Waah, bukankah dia idolamu Kim?” ucap Thyme

Kim mendengar, namun tetap tidak perduli dan masih fokus pada makanannya. Setelah beberapa menit, ponsel Thyme tiba-tiba berdering, ia mengambil ponselnya di saku dan mengangkat panggilan itu dengan mulut penuh.

“Hallo?”

“Kau dimana? Waktu ijinmu sudah selesai, cepatlah kembali! Toko sudah mulai ramai”

“Baiklah paman, aku segera kesana”

Kim melihat Thyme bangkit, dan meminum minumannya dengan lancar. Kemudian Thyme menatap Kim sambil memasukan ponselnya kedalam saku.

“Aku harus kembali bekerja, habiskan semua makanannya” Kim mengangguk, dan melihat Thyme sampai benar-benar pergi dari sana.

Setelah hening, Kim bangkit kemudian berjalan menuju ruangan itu. Ia membuka pintu, dan mendapati Pie yang tengah tertidur di atas lantai.

Dengan hati-hati, Kim mengangkat Pie dengan kedua tangannya. Ia membawa Pie kembali ke ranjang, dan membaringkannya disana. Kim menutupi tubuh Pie menggunakan selimut, kemudian berjalan menuju meja makan untuk mengambil beberapa potong ayam dan meletakkannya di atas piring bersih bersamaan dengan segelas air. Lalu meletakkan keduanya di atas nakas.

Kim menatap Pie sejenak, ia berpikir akan membiarkan Pie tertidur sebentar, sementara itu ada sesuatu yang harus ia lakukan. Kim berjalan menuju lemari untuk mengambil pemukul baseball. Pria yang ditutupi kain itu harus di habisi siang ini juga.

Kim memarkirkan mobil tua milik daddynya. Ia berhenti di tempat pembuangan sampah, lalu mengeluarkan tubuh Pria itu dari bagasi. Kim menyeretnya menuju bak sampah yang berbau busuk. kemudian menduduki Pria yang sudah tak sadarkan diri dengan berlumuran darah itu disana.

Setelah selesai, Kim melepaskan sarung tangannya dan membakarnya untuk menghilangkan jejak. Kim pun pergi dari sana, memasuki mobilnya dan menyetir dengan santai.

Dalam perjalanan, Kim sepintas teringat kembali akan kenangan masa lalunya. Dimana ia masih memiliki kedua orang tuanya dan kejadian yang mengerikan, membuat jiwa Kim terjebak di sana. Kim mengusap air matanya sambil menambah kecepatan mobilnya.

PSYCO (KimPie Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang