PSYCO
#5
PIE POV
Aku tidak menyangka bisa berada di posisiku saat ini, dimana aku kehilangan semua akal ku untuk menyelamatkan diri dari tempat mengerikan ini. Kim bertanya, apa semua ini menimbulkan ketakutan yang sangat besar dari dalam diriku.
Tentu saja aku menjawab ‘Ya’. Satu hal yang tidak pernah aku bayangkan sebelumnya dalam hidup, namun terjadi denganku begitu saja. Sambil terus memandang langit-langit yang redup di sampingnya, ia terus bertanya.
“Apa kegelapan ini juga menakutimu?”
“Ya, tentu saja”
“Kau pasti di kelilingi dengan lingkungan yang sangat indah dan bersinar”
“Jika kau ingin, kau bisa merubah tempatmu”
Ia menggeleng cepat membuatku mengerutkan dahi
“Kenapa? Apa kau tidak takut dengan kegelapan?” Tanyaku.
“Tidak, karna aku akan menjadi gelapmu”
“Maksudmu?”
“Jika semua cahaya yang bersinar itu pergi, aku tidak mau menjadi cahaya untukmu.”
“Kenapa?”
“Karna lilin akan membuatmu tenang sesaat.”
“Kalau begitu jadilah sinar, jangan lilin”
“Di dunia ini tidak ada yang abadi, bahkan sinar matahari pun akan tenggelam di ujung waktu. Semua akan menghilang”
“Lalu mengapa kau ingin menjadi kegelapan?”
“Karna aku ingin memelukmu sepanjang malam, setelah semua cahaya menghilang” wajahku kembali datar, dan jantungku berdetak lebih kencang. Kim menghadapkan tubuhnya ke arahku. Menopang kepalanya sambil menyentuh bibirku dengan ibu jarinya.
“Jika kau tinggal di ruang yang gelap, jangan takut.. itu aku, aku berada di sekitarmu dan menemanimu sampai sinar cahaya datang.” Kim mendekatkan wajahnya kemudian menempelkan bibirnya di atas bibirku. Tubuhku membeku, tanganku mencengkram pakaiannya ketika Kim mulai menghisap bibirku dengan lembut.
Entah darimana datangnya perasaan hangat ini, tubuhku tersengat. Ada puluhan kupu-kupu berterbangan di dalam perutku. Aku terhanyut, mataku terpejam. Menikmati ciuman yang melayangkan separuh nyawaku.
Kim berubah total dari sebelumnya, dia lembut, hangat, dan menarik. Dia membawaku jatuh bersama, kedalam jurang yang dalam menuju kegelapan dan membiarkan ku di sana.
Aku tidak yakin tapi aku ingin terus di sekap olehnya, tapi bagaimana aku bisa menyelamatkannya jika aku saja butuh untuk di selamatkan.
Aku rasa, aku sudah jatuh cinta pada seorang psikopat.
~~
AUTHOR POV
Thailand.
“Ya tuhan.. Pie.. Hiks..” ibu Pie menangis sambil terus memijat-mijat kepalanya yang terasa pusing akibat tidak tertidur semalam. Sementara itu di sampingnya, seorang lelaki yang lebih tua darinya tengah berusaha mengusap punggung sang istri untuk menenangkannya.
“Polisi pasti akan menemukannya, berhentilah menangis”
“berhenti menangis katamu? Aku yang mengandung dan melahirkannya! Bagaimana aku tidak menangis saat mendengar kabar dia menghilang entah kemana! Hooiih!” Pria itu menghela nafas lalu memberikan selembar tisu kepada istrinya.
Tringgg…..
Suara ponsel berbunyi, yang di sambar langsung oleh ibu Pie.
“Hallo tante?”
“iya, Kao bagaimana? Polisi sudah menemukan Pie?”
“belum tan..” Tubuh ibu Pie kembali melemas.
“lalu ada apa kau menelpon?”
“Aku baru saja pulang dari kantor polisi, mereka menemukan Direktur di tempat pembuangan sampah. Tubuhnya berlumuran darah, dan mengalami cedera cukup parah di kepalanya”
“Astaga! Benarkah?” Kejut ibu Pie sambil menutup mulutnya. Sementara suaminya mendekat untuk menguping pembicaraan mereka.
“iya, dan ternyata Direktur meminta Pie untuk datang ke club malam”
“Tante sudah curiga dengannya saat Pie memberitahu pekerjaan khusus itu!” kesalnya
“Pemilik club sudah tertangkap karna membuka club bar itu secara illegal. Dan pengawal yang membawa Pie itu memberi kesaksian bahwa Pie di paksa menari erotis disana”
“Ya Tuhan..” ibu Pie semakin melemas sambil memegangi dadanya.
“Tante jangan khawatir, aku akan terus bekerja sama dengan polisi dan seluruh staff di sini juga ikut membantu keseluruh kota untuk mencari Pie. Kami tidak akan pulang sebelum Pie ditemukan”
“Baiklah, tante serahkan semuanya pada kalian. Kau juga harus berhati-hati, jangan pergi dengan orang asing”
“ya tentu saja, kalau begitu aku matikan telponnya”
“ya baiklah” jawab ibu Pie yang tidak mempunyai tenaga lagi karna mendengar kabar buruk dari Kao yang masih berada di Amerika.
“Kau harus istirahat” ucap suaminya dan menuntun ibu Pie kedalam kamar.
~~
Di tempat lain, tepatnya di sebuah restoran yang sudah tutup. Thyme menyantap makanan sisa seperti biasa dengan begitu lahap. Kemudian datang sang pemilik toko yang hendak menaruh piring kotor ke dalam washtafel. Pria itu memperhatikan Thyme yang makan seperti orang kelaparan, lalu menggeleng pelan.
“Kau buruk sekali! Makan perlahan, kau seperti orang rakus” ucap sang pemilik toko yang bernama George itu.
“Paman, aku hanya makan sepotong ayam tadi pagi. Wajar jika aku kelaparan”
George menghela nafasnya lalu mengambil sarung tangan untuk mencuci piring kotor.
“Tidak apa-apa, biar aku saja paman” ucap Thyme dengan mulut penuh
“Kau sudah bekerja keras hari ini! Nikmati saja makananmu!”
Thyme memperlihatkan deretan giginya dan kembali memakan Mie itu dengan tenang.
“Bagaimana? Kau sudah menemui dokter adikmu?”
“Ya, sudah”
“Apa penyakitnya parah? Aku merasa kasian kepadamu, kau datang padaku meminta pekerjaan dan bilang bahwa orang tuamu sudah tidak ada. Dan sekarang kau juga memberitahuku bahwa kau memiliki adik yang sedang sakit. Haah apa kau benar-benar bisa hidup seperti ini?”
Thyme yang mendengar pun menghentikan makannya, ia mendadak kenyang. Reaksi itupun langsung mendapatkan perhatian dari George.
“Sudah jangan di pikirkan, kau sudah ku anggap sebagai anakku. Akupun memiliki 3 orang anak untuk ku biayai”
“Paman, adikku memiliki gangguan jiwa. Dia berusia 21 tahun” Seketika George terdiam lalu memandang Thyme dari samping
“Dia masih muda, dan harus segera di tangani”
“Ya tentu, dan biayanya sangat mahal. Tapi dia tidak pernah datang lagi untuk memeriksakan mentalnya. Sepertinya aku harus menitipkannya di rumah sakit.”
George menepuk bahu Thyme dan mengangguki keputusannya.
~~
Pie terbangun karna tertidur, ia melihat hari mulai gelap dan mengarahkan pandangannya ke arah jam dinding tua yang berada di atas televisi, menunjukan pukul sebelas malam.
“Makan” Kim tiba-tiba menyodorkannya semangkuk bubur yang masih panas, kemudian Pie melihat daging yang timbul di dalamnya. Ia menelan ludah, berusaha untuk tak berpikir bahwa daging itu adalah potongan daging pria yang hilang di ruangan tadi.
“Terima kasih” Pie tersenyum, Kim memakaikan jaket hitamnya karna Pie kini hanya menggunakan bra hitam dan celana dalam di tubuhnya. Kim sengaja tidak menutupnya karna ia ingin melihat tubuh indah Pie.
Pie mengambil daging, dan menyuapkannya ke dalam mulut. Wajahnya datar sambil mengunyah secara perlahan.
“Bagaimana?” Pie terkejut lalu menampilkan senyum teduhnya.
“Enak, kau bisa memasak?” sanjung Pie
“Hanya itu yang aku bisa”
Pie mengangguk dan melahap kembali buburnya. Ia merasakan lagi dan bernafas lega saat tau itu adalah daging sapi. Pie terus menyantap makanannya dengan tenang sambil bertanya-tanya dimana pria tadi menghilang.
“Kau boleh menutup jaketnya kalau kau mau” ucap Kim, spontan Pie menatap ke arah tubuhnya sendiri
“Apa kau tidak mau melihat tubuhku yang sexy?”
“Kau hanya diam sejak tadi, apa kau masih takut denganku?”
“Tidak, hanya saja…”
“Aku merindukan rumahku” jawab Pie beralasan.
“Tapi kau tidak boleh pulang, aku melarangnya”
“Ya aku tahu” Pie menunduk, menyuapkan bubur dengan senyum hambar.
“Kau ingin aku membunuh mereka?” Tanya Kim tiba-tiba
“Siapa?”
“Orang-orang yang sudah melecehkanmu”
“Tidak. Kau tidak perlu membunuh mereka.” Tegas Pie
“Kau ingin aku menghajar mereka?”
“Kim, tidak perlu. Biarkan polisi saja yang menangkapnya” Kim mengangguk.
“Aku sudah selesai makan” Kim mengambil mangkuk Pie lalu menaruhnya di atas meja. Kemudian dia berjalan menuju lemarinya, menarik kaosnya begitu saja dan memperlihatkan otot tubuhnya yang penuh luka.
“Kau mau pergi?” Tanya Pie
“Ya”
“Kemana? Ini sudah larut”
“Tidak tahu” Kim mengambil kaos hitam dan memakainya, ia mengambil topi dan juga maskernya. Pie terus memandang Kim sampai ia selesai berpakaian.
“Aku tidak menaruh daging manusia atau racun di sana, jika kau masih merasa lapar kau boleh memakannya lagi” terang Kim, membuat Pie bungkam. Ia merasa tersindir oleh Kim yang membaca sikapnya sejak tadi. Pie memandang Kim dan membiarkannya pergi.
Kim berjalan di tengah kota. Sambil terus menundukan pandangannya melihat jalan. Entah apa yang sedang ia pikirkan, tampaknya Kim menjadi begitu gelisah dan ia menahan sesuatu dari dalam dirinya sejak tadi
“Aku merindukan rumahku”
“Kau tidak boleh pergi….”
“Tidak….”
Kim menghapus air matanya yang mulai menumpuk, dan melangkahkan kakinya semakin cepat.
Thyme membaringkan tubuhnya di area dapur, disana terdapat ruangan kecil yang memiliki sebuah Kasur lipat. George sengaja menyediakannya sebab Thyme tidak pernah mau untuk tinggal bersama Kim, ia lebih memilih untuk tidur di restoran.
Thyme menatap langit-langit dan memikirkan sesuatu dengan serius.
FLASHBACK
Kim yang berusia 10 tahun, kini tengah serius menonton televisinya di tengah malam. Suara desahan dan juga adegan vulgar terpampang jelas di depan layar. Kim terus mengamati adegan yang tidak pantas itu hingga seseorang datang keruang tv tersebut.
Kim segera mengalihkan salurannya menjadi saluran yang rusak lalu ia berpura-pura tertidur disana.
“Sejak kapan dia tertidur disini?” ucap Pria yang berprofesi sebagai kepala keluarga itu. Ia menggendong Kim lalu memindahkannya ke kamar.
Di hari-hari berikutnya Kim lagi-lagi melakukan hal yang sama berulang-ulang. Tak jarang juga ia selalu memindahkan saluran televisinya jika ia sedang ingin ketahuan.
Tanpa di sadari Thyme yang berusia 15 tahun itu selalu memperhatikan perbuatan Kim dari balik dinding. Dan berjalan menuju kamarnya tanpa sepengetahuan siapapun.
FLASHBACK END
Thyme mematikan lampu yang ada di ruangan tersebut dan memejamkan matanya.|
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENNYA .. SEE YOU GUYS 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
PSYCO (KimPie Story)
Mystery / ThrillerSinopsis : Pie mindara seorang penyanyi terkenal yang sedang tampil di acara music besar di Amerika, mengalami malam yang sangat mengerikan karna di untit oleh orang yang tidak dikenal. Tidak hanya sampai di situ, malam selanjutnya Pie di kabarkan...