Hii-!! Call me Lala-!!
Apa kabar kalian semua para pembaca?
Udah siap buat baca kelanjutan cerita GAVIANO? Udah penasaran? Langsung baca aja ya-!!
Usahain komen disetiap paragraf yaw! Buat next part harus antusias dong!!
"Kehilangan itu siksaan, sedangkan melupakan itu paksaan." —Lingga.
Happy reading temen-temen-!! Enjoy ya,bacanya-!!
-20: Ilmu Pengetahuan Cinta
.
.
Ditemani dengan beberapa inti Tyhrgang, kini Gavi sedang berada dimarksa. Cowok itu melamun, memikirkan bagaimana cara dirinya agar bisa menerima Alna, dan mencintai gadis yang ia benci.Rasanya cukup sulit, tapi harus dipaksa agar terbiasa bukan? Gavi menghela nafasnya cowok itu berpikir keras, apalagi dirinya yang akan pindah rumah beberapa hari lagi.
Gavi sangat berharap, dengan dirinya yang akan tinggal satu rumah ralat satu kamar dengan Alna bisa membuat dirinya semakin dekat hingga terbiasa dan timbul rasa cinta. Jujur saja Gavi tidak mengerti apa itu cinta, karena dirinya terlalu malas untuk mengenal satu kata yang memiliki banyak rasa didalamnya. Rasa sedih, bahagia, senang, resah, luka dan masih banyak lagi.
Cinta itu satu kata tapi berjuta rasa.
"Bulan,"
Suara itu membuyarkan lamunan Gavi, cowok itu menatap kearah Kenzo yang memetik ukulele nya. Sepertinya cowok barbar itu sedang bernyanyi.
"Dimana-mana ada bulan," Kenzo kembali bernyanyi.
"Lagu apa lagi ini?" tanya Lingga yang berada disamping Gavi, cowo itu menghela nafasnya.
"Liat aja." jawab Gavi terkekeh melihat kelakuan wakilnya itu.
"Dirumah sakit pun ada bulan,"
Rifan menyahut. "Bulan apa Ken?"
Kenzo menatap Rifan sambil memetik ukulele nya. "Mobil ambulan."
Rifan tertawa mendengar itu diikuti oleh Gavi dan juga Rafin, sedangkan Lingga hanya terkekeh pelan.
"Ohh gitu ya Ken? Oke-oke gue ngerti," celetuk Rifan.
Kenzo yang paham kembali memetik ukulele nya, menatap Rifan dengan tatapan penuh arti kemudian beralih menatap Gavi, sepertinya cowok itu merencanakan sesuatu.
"Bulan,"
"Asikk!" seru Rafin menimpali.
Rifan bernyanyi melanjutkan liriknya. "Dimana-mana ada bulan,"
Sekarang giliran Kenzo yang bernyanyi. "Di kamar pun ada bulan,"
"Apaantuhh?"
Kenzo dan juga Rifan bernyanyi barengan, menyanyikan lirik terakhir. "Jatah bulanan!"
"Hahaha!"
Mereka kompak tertawa mendengar itu, merasa lucu dengan lagu yang mereka nyanyikan. Hingga beberapa detik tawa mereka reda, digantikan dengan suara Kenzo.
"Ngomong-ngomong soal jatah bulanan nih ya," Kenzo menatap Gavi membuat cowok itu menaikkan sebelah alisnya.
"Mulai!" celetuk Rafin seolah tau arah pembicaraan Kenzo.
"Lo udah belah semangka belum, Gav?" tanya Kenzo menaik-turunkan alisnya.
"Masih sekolah bego!" jawab Gavi kesal dengan pertanyaan Kenzo.
"Kan bisa pake ko--"
"Otak lo babi!" potong Rafin menggeplak kepala temannya itu.
"Lo udah buka kado dari gue belum Gav?" tanya Rifan bersemangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
GAVIANO [hiatus]
RomanceTidak terlintas dibenak Gavi,jika ia akan tinggal satu rumah bersama seorang gadis. Banyak cara yang Gavi lakukan agar gadis itu pergi dari rumahnya.Hampir setiap hari ia membuat gadis itu tidak nyaman dirumahnya. Tapi sayangnya semua hal yang Gavi...