Lucas berjalan menuju ruang kerja nya. Ia merogoh handphone yang ada di kantong celana yang ia gunakan. Melihat ada beberapa panggilan masuk dari nomor tak di kenal oleh nya. Lucas menghiraukannya.
Lucas sampai di ruang kerja miliknya. Ia meletakan handphone tersebut di meja kerja nya sementara ia pergi menuju kamar mandi yang ada disana. Mandi di bawah kucuran air dingin cukup membuat nya merasa lebih baik. Selain memenangkan diri dan pikiran nya. Lucas juga ingin menenangkan juniornya yang masih berdenyut nyeri. Selain di karena ulah si gadis gila yang menggigit kejantanan nya, hal lain nya adalah karena Lucas belum tuntas untuk sampai pada puncak kenikmatannya.
"Brengsek!"
Lucas meninju tembok kamar mandi nya mengingat bayangan gadis itu. Gadis itu benar-benar sudah gila. Ini pertama kali nya Lucas berhadapan langsung oleh gadis dengan sejuta kelakuan nya yang membuat Lucas pusing. Angkuh, keras kepala dan gila. Ah, Lucas merasa tertantang untuk menaklukkan gadis itu. Lucas ingin menaklukkan gadis itu bukan untuk menjadi miliknya. Tapi, untuk menjadi budak nya, budak sex nya. Persetan dengan prinsip nya. Ia akan mengesampingkan itu.
15 menit Lucas habiskan untuk berdiri di bawah pancuran air dingin. Kini, ia merasa lebih baik. Ia kembali menuju ruang kerja miliknya, menghempaskan bokong nya di kursi kerja disana. Lucas meraih ponsel nya. Jari tangannya menari-nari di atas benda pipih itu. Mengirimkan foto Alecia yang tidak sadarkan diri kepada James, sekretaris sekaligus tangan kanan nya.
"James, aku sudah mengirimkan foto seseorang kepada mu. Cari tahu siapa dia, kirimkan biodatanya. 15 menit lagi ku tunggu."
"Damn it, Luke! Apakah di rumah mu tidak punya jam? Tidak melihat jam berapa sekarang?"
Lucas mematikan telepon nya sepihak. Terdengan umpatan dari seseorang di seberang sana. Lucas melirik jam besar di dinding, menunjukan pukul 1 pagi.
Siapa peduli. Pikir Lucas.
Hubungan antara Lucas dan James terbilang cukup dekat. Mereka sudah seperti sahabat meski usia James 10 tahun di atas usia Lucas, tak heran mengapa James memanggil Lucas tanpa embel-embel Sir atau Tuan. Justru James memanggil nya dengan nama panggilan yang hanya Lucas perbolehkan ke beberapa orang terdekatnya saja.
Lucas kembali melirik ponsel nya ketika panggilan dari nomor tidak dikenal yang sebelumnya menelepon dirinya kembali terlihat di layar ponsel nya. Lucas mengernyit. Ini pasti dari orang penting atau kolega bisnisnya. Lucas tipikal orang yang tidak suka memberikan nomornya kepada sembarang orang. Ia hanya memberikan nomor kepada kolega bisnis nya melalui kartu nama nya. Tanpa pikir panjang Lucas menerima panggilan tersebut.
"Hey, selamat malam Mr. Damen. Ah, maafkan aku karena sudah menganggu mu di malam oh atau pagi seperti ini."
Lucas tak menjawabnya. Dahi nya mengernyit merasa tak asing oleh suara seseorang dari balik panggilan telepon itu.
"Aku, Daniel. Aku mendapatkan nomor mu dari kartu nama yang kau berikan kepadaku."
Benar dugaan Lucas. Itu suara bajingan cilik itu. Ada apa Daniel menelpon nya di jam segini?
"Ya, ada apa?" Jawab Lucas sekenanya.
"Hm, begini. I-ini tentang hadiah yang ku berikan padamu-"
"Ah ya, mengenai hadiah mu itu. Ku ucapkan Terima kasih atas hadiah special yang kau berikan padaku. Kau bisa mengirimkan softcopy kontrak kerjasama kita. Aku akan mereview nya dulu sebelum aku tandatangani," Ucap Lucas memotong pembicaraan Daniel. Lucas sengaja menekankan kalimat special untuk menyindir bajingan cilik itu. Tapi jika boleh saran, kalau bisa Lucas ingin hadiah yang tidak merepotkan seperti gadis sialan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Demon in Suit (21+)
Romance"Dia bukan wanita ku! Bagiku, dia hanya penghibur untukku. Tidak ada cinta untuk nya. Dia tidak pantas mendapatkan nya," Ucap Lucas. **Note : banyak multimedia sebagai visualisasinya. Harap bijak dalam memilih bacaan ‼️ - Cast - 1. Corentin Huard as...