"I'll enter you hard and wild, bitch!"
Aku tersenyum miring mendengar hinaan yang Thomas lontarkan yang ku anggap sebagai pujian. Perkataan nya semakin membuatku bergairah dan tertantang.
I fuckin' love it, boy!
Tanpa permisi Thomas langsung melahap bibirku, melumat nya dengan kasar. Tangan besar lelaki itu bergerak aktif meremas rambutku. Aku memejamkan mata menikmati permainan pria ku. Dia seperti predator yang kelaparan dan bersiap untuk menyantap mangsa nya. Menerkam nya tanpa ampun dan mencengkram nya enggan melepaskan.
Thomas melepaskan ciuman nya, memberiku kesempatan menghirup nafas sementara dia sibuk melepas pakaian nya. Aku menahan nafasku melihat pahatan indah tubuh Thomas, aku tidak pernah bosan memuji pemandangan indah di depan ku.
Aku menggigit bibir ku dan mulai bergerak gelisah karena Thomas bergerak terlalu lambat, demi tuhan aku sudah tidak tahan.
"Thomas, please!" Rengek ku.Thomas menyunggingkan senyum devil nya. Dan menatap ku intens. Ia berhasil melepas baju nya dan melemparnya asal.
Thomas kembali menindih ku, satu tangan besarnya meraih payudaraku dan meremas nya perlahan. Aku mengerang dan memejamkan mata refleks. Ia mendekati telingaku hingga dapat ku rasakan deru nafasnya yang memburu tepat di telinga ku.
"Aku akan membuat mu berteriak malam ini, sampai kau kehabisan suara di esok pagi." Bisik nya lirih. Jari nya memilin puting ku, membuatnya semakin mengeras.
"T-thomas..." Desah ku.
Thomas kembali mencium ku. Ia menerobos lidah nya ke dalam mulutku, ku biarkan lidah nya menari-nari di dalam mulut ku membelai lidah ku. Di bawah sana, Thomas bergerak aktif menggesek milik nya tepat di milik ku.
Aku ingin mendesah, berteriak memanggil namanya. Tapi, aku tertahan karena desakan lidah nya. Aku hanya bisa mengerang keras, seraya bergumam tak jelas. Dahi ku berkerut saat Thomas dengan sengaja menekan milik nya di bawah sana.
Suhu tubuhku meningkat dan perut ku terasa seperti ada ribuan kupu-kupu berterbangan mendapati perlakuan Thomas kepadaku.
Entah berapa lama bibir kami saling bertautan sampai aku tidak sadar bahwa kami sudah tidak terbalut sehelai benang pun. Thomas masih terus mencium bibirku, tubuhnya semakin menekan tubuh ku. Kulit kami santer kontras terlihat. Kulit coklat eksotis ku menempel lekat di kulit putih susu milik Thomas.
Aku merasa Thomas terlalu lama mengulur waktu, aku sudah tidak tahan. Aku pun menahan tubuhnya dan sedikit mendorongnya membuat nya tegap berdiri sementara aku duduk di depan nya seperti posisi semula. "Biar aku yang mengambil alih." Saat aku hendak turun dari meja Thomas langsung menggendong ku di bahu nya. Ia membawaku ke kamar dan menghempaskan tubuh ku begitu saja di atas kasur.
Satu tangan Thomas mengalung di leher ku, "Tidak, biarkan aku saja." Ia menolak permintaan ku.
Aku mendesah kecewa, Thomas terlalu lambat bergerak. Tapi aku tidak bisa menolak nya, aku menyetujuinya. Thomas melonggarkan kedua paha ku, ia bermain dengan milik nya meludahi milik nya guna mempermudah akses nya.
"Tahan nafasmu dan rasakan!" Kata nya parau, tak lama aku merasakan sesuatu yang besar dan keras masuk perlahan ke dalam milik ku. Besar dan sesak, aku bisa merasakan nya dengan jelas. Aku menahan nafas dengan mulut terbuka, dahi ku berkerut menahan kenikmatan ini. Thomas mulai bergerak perlahan, memompa nya tidak terlalu kasar.
***
Pukul 9 malam kami baru selesai dengan aktivitas panas kami, dan kami melewati makan malam kami. Aku masih tebaring di kasur, karna aku cukup kelelahan. Begitupun dengan Thomas, ia berbaring tepat di sampingku. Tubuh kami bermandikan keringat, tanda panas nya sesi percintaan aku dan Thomas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Demon in Suit (21+)
Romance"Dia bukan wanita ku! Bagiku, dia hanya penghibur untukku. Tidak ada cinta untuk nya. Dia tidak pantas mendapatkan nya," Ucap Lucas. **Note : banyak multimedia sebagai visualisasinya. Harap bijak dalam memilih bacaan ‼️ - Cast - 1. Corentin Huard as...