Puas dengan berdiri di pembatas pagar. Aku memilih untuk duduk di kursi kayu yang tampak koyak. Namun masih bisa untuk menahan beban tubuh ku yang tak seberapa.
Lagi, pria itu mengikuti ku. Duduk di sampingku sembari kembali menatap ku.
"Apa?" Kataku sinis. Mood ku untuk merokok hilang seketika karena pria di sampingku ini.
Ku lihat Daniel memutar kedua bola mata nya. "Berikan!" Katanya menggantung.
Aku yang tidak paham menatap ke arah nya bingung. "Apa?"
"Ck! Rokoknya."
Aku melirik sekilas ke arah rokok yang masih menyala tanpa ada rasa minat untuk menghisap nya lagi. "Untuk apa?"
Daniel berdecak menatap ku kesal. Tanpa aba-aba ia mengambil paksa rokok di yang sedari tadi ku apit di jari. Ia memindah tangan kan rokok itu. Dan kini rokok tersebut mendarat di bibir nya.
Sial.
Aku hanya mendengus melihat tingkah nya yang menyebal kan.
"Terimakasih untuk rokoknya. Kau memberikan ku rokok ini. Sama saja memperbolehkan ku menyecap bekas bibir mu," Katanya sembari menghembus kan asap rokok tersebut. Kemudian di tampilkan kembali seringaian mesum nya.
Fuck you, Daniel!
"Aku tidak memberikan nya. Kau lah yang merebut nya!" Kata ku mengoreksi perkataan Daniel sebelum nya.
"Kalau aku meminta nya dengan berkata lembut. Kau juga tidak akan memberikan nya kan?" Ia menaik turunkan kedua alis nya, mengejek ku.
Aku memutar bola mataku malas. Meluruskan kaki ku, kemudian menunduk menatap kosong ke arah sana.
"Aku menghisap rokok bekas bibirmu..." Dia kembali menggantungkan ucapan nya. "Bukan kah itu sama saja seperti aku mencium bibirmu?"
Sontak aku langsung menoleh ke arah nya dengan tatapan tajam ku layangkan. "Bisa kah kau tutup mulut kotor mu?"
"Aku berkata benar. Kau saja yang terlalu sensitif."
"Aku sudah memiliki kekasih!" Kata ku dengan menekankan setiap kalimat yang ku ucap.
Daniel kembali menghisap rokok nya dan mengeluarkan asap tersebut melalui bibir dan hidungnya. "Santai saja. Aku hanya senang menggodamu. bukan berarti aku mengajak mu untuk berselingkuh Alecia. Lagi pula kau ingin bermain sedikit tanpa sepengetahuan kekasih mu juga tak apa. Kau kan tidak tahu apa saja yang kekasih mu lakukan di luar sana."
Sial. Daniel mengucapkan nya dengan tenang namun sangat menusuk.
***
Aku memarkirkan mobil ku di garasi. Aku menenteng tas ku dengan malas dan mulai melangkahkan kaki ku menuju penthouse sederhana yang sudah beberapa bulan ini aku tinggali.
Ceklek
Knop pintu itu berhasil ku buka. Ku tutup kembali pintu tersebut dan mengunci nya. "Thomas! Aku pulang!" Teriak ku.
Ku hempas kan asal bokong ku di atas sofa lembut ruang tamu. Sementara tas yang ku kenakan aku letakan asal di atas lantai. Aku mendesah sembari menutup mata mendapati tubuh ku terasa sedikit rileks saat ku sandarkan di kepala sofa.
Nyaman.
"Sudah pulang?" Suara Thomas terdengar bersamaan dengan sofa di sampingku yang ikut bergerak. Tanpa membuka mata aku tahu kini Thomas sudah duduk di sampingku. Aroma pria itu tercium di Indra penciuman ku.
"Sudah..." Kata ku lirih. Aku masih memejamkan mata dengan meletakan kedua tangan ku di atas perut.
"Beristirahat lah. Kau terlihat sangat kelelahan." Aku dapat merasakan usapan lembut tangan Thomas di dahiku. Aku menyukai nya. Membuat ku semakin rileks.
KAMU SEDANG MEMBACA
Demon in Suit (21+)
Romance"Dia bukan wanita ku! Bagiku, dia hanya penghibur untukku. Tidak ada cinta untuk nya. Dia tidak pantas mendapatkan nya," Ucap Lucas. **Note : banyak multimedia sebagai visualisasinya. Harap bijak dalam memilih bacaan ‼️ - Cast - 1. Corentin Huard as...