2.

5.7K 107 2
                                    

Aku berjalan setengah berlari saat ku dengar bel sekolah telah berbunyi. Tas yang ku gendong di punggung bergerak tak kesana dan kemari karena kubawa sambil berlari. Tinggal satu belokan lagi untuk sampai ke kelas ku.

"Alecia!" Sebuah suara bariton mengiterupsi ku. Memanggilku dari kejauhan. Aku berhenti melangkah dan memutuskan untuk berbalik badan menyambutnya karena aku mengenal pemilik suara itu.

"Hey, Daniel." Benar, ternyata teman sekelas ku yang memanggil. Daniel siswa pindahan dari Spanyol dia bilang mengikuti orang tuanya yang bekerja di sini.

Dia menghampiri ku dengan cup kopi di tangan nya. Lelaki itu memakai Hoodie yang di balut jaket jeans sebagai luaran.

Ia tersenyum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia tersenyum. "Menuju kelas bersama?" Ajak nya.

Aku balas tersenyum dan mengangguk. Kami berjalan beriringan dengan langkah yang sama. Dia berjalan di sisi kanan ku.

"Kau tahu. Aku sudah tiba di sekolah sejak pukul 6 pagi."

Aku langsung menatap nya, mengangkat kedua alis ku tak percaya. Daniel bukan tipikal siswa yang rajin datang tepat waktu ke sekolah. Jadi, aku cukup terkejut mendengar nya.

"Kenapa?" Tanya ku sambil menatapnya yang berulang kali menyeruput kopi.

"Karena hari ini ada pemeriksaan." Dia menenggak kopi itu sampai habis dan melanjutkan perkataan nya, "Dan saat aku datang sudah ada antrean panjang di depan sekolah."

"Ah, jadi kau datang ke sekolah tepat waktu karna kau tidak mau terjebak antrean yang panjang? Begitu?" Tanya ku lagi memastikan. Kami sudah berbelok di sebuah lorong. Tinggal melewati satu kelas lagi kami sudah sampai di kelas

"Ck, Alecia ku pikir kau paham. Tentu tidak. Aku datang lebih awal untuk menghindari pemeriksaan. Ternyata mereka sudah siap berdiri di depan sejak pukul setengah 6. Seharusnya aku datang pukul lima kalau begitu."

Aku terkekeh menggelengkan kepala. "Dan pasti tebakan ku kali ini benar. Kau meninggalkan rokok mu di dalam mobil?"

Dia menghembuskan nafas kasar. "Ya, begitulah."

Daniel membuang cup kopi yang sudah tidak ada lagi isi nya di tempat sampah. Dan kami kembali beriringan memasuki kelas bersama.

Aku duduk di kursi paling depan di tengah barisan. Sementara Daniel duduk tepat di belakang ku. Tak lama jam pertama pun di mulai. Aku menyimak dan mencerna semua pelajaran dengan semaksimal mungkin. Aku harus mempertahankan ranking ku agar aku tetap bisa melanjutkan sekolah disini.

***

Aku menghembuskan nafas lega saat bel istirahat berbunyi. Aku sudah tidak nyaman dengan sesuatu yang mengganjal di balik bra yang ku kenakan. Dan aku sudah menahannya selama hampir 5 jam.

"Alecia. Mau pergi ke kantin untuk makan bersama?" Daniel kembali menawari ku. Saat ini ia sudah berdiri tepat didepan ku. Aku harus mendengakan kepala ku saat menatap nya. Mengingat tubuh Daniel yang tinggi menjulang ke atas.

Demon in Suit (21+) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang