1.

8.3K 132 6
                                    

Alecia POV

Aku terbangun dari tidur ku saat sinar matahari mulai menelusup di sela-sela gorden jendela kaca besar kamar ku. Aku sedikit mengerang merasakan hembusan nafas tenang seseorang yang tepat mengenai tengkuk ku. Tangan besar nya memeluk pinggang ku dengan erat membuat ku sedikit susah bergerak.

Ku lirikan mataku ke arah nakas yang berada tepat di sisi kanan ranjang. Menunjukan pukul 6 pagi.

"Thomas! Bangun lah. Aku ingin berangkat sekolah. Dan lepas kan tangan mu aku tidak bisa bergerak," Kata ku sembari berusaha memindahkan tangan besar kekasih ku yang memeluk pinggang ku erat.

Thomas Dominic Drystan. Pria kebangsaan Australia yang lama menetap di California. Dia kekasih ku sejak 6 bulan lalu.

"Hm? Memang nya sekarang jam berapa?" Katanya. Dengan sengaja ia menggesek batang hidung mancung nya di sela-sela lipatan leher ku.

Aku menggeram, meremas erat selimut yang menutupi tubuh polos kami. "Pukul 6. Thom! Ku mohon hentikan. Aku tidak ingin terlambat sekolah."

Saat ini aku duduk di kelas 12 salah satu senior high school kenamaan di kota Los Angeles. Dan tahun ini menjadi tahun terakhir ku mengenyam pendidikan di sana.

"Bagaimana kalau kita melakukan nya sekali lagi sebelum kau berangkat ke sekolah." Kini posisi pria itu berpindah menindih ku. Tangan besarnya mengunci kedua tangan ku kemudian menahan nya di samping kepala ku.

Aku memutar bola mata malas dan langsung membuang muka. Aku tak tahan menatap wajahnya terlalu lama. Sorot mata tajam dengan kedua iris mata berwarna hijau membuat ku melemah. Bibir merah alaminya merekah kini sempurna menyunggingkan smirk andalan nya.

"Tidak," Jawab ku singkat. Sekuat tenaga aku berontak melepas kekangan di kedua tangan ku namun nihil. Tenagaku tak sebanding dengan tenaga milik nya.

"Ah! Ayolah, le." Kini seringaian itu terganti dengan bibirnya nya yang mencebik lucu. Matanya masih menatap ku tajam dengan wajah nya yang memelas.

 Matanya masih menatap ku tajam dengan wajah nya yang memelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Aku tidak akan terpengaruh dengan tatapan itu, Thom. Minggir lah! Aku sudah kehabisan banyak waktu."

Dia berdecak dan mulai melonggar pegangan erat di kedua tangan ku. Hal itu aku manfaatkan untuk melepaskan diri dari jeratan nya. Thomas mendesah kecewa.

Maaf kan aku

Batin ku menyesali hal itu. Siapa yang tidak tergoda dengan pesona lelaki yang berusia tiga tahun di atas ku itu. Badan nya yang tegap dan otot ABS yang terhias di perutnya serta bibir nya yang bergerak sensual setiap kali ia berbicara. Ini terpaksa aku lakukan karna aku tidak mau terlambat ke sekolah.

Aku bangkit dari tidur ku. Rasa dingin ku rasa saat telapak kaki berpijak di lantai kamar yang dingin. Tanpa rasa malu aku berjalan menuju pintu kamar mandi yang berada di satu ruangan dengan kamar. Aku tak pedulikan tatapan pria itu yang masih mengintimidasi ku karna aku tak memakai baju sehelai benang pun.

Demon in Suit (21+) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang