Hari ini aku kasih 1 chapter lagi ya, biar kalian makin penasaran 🤭
Di sebuah restoran italia, Seokjin dan Irene kini berada.
"Kau mau pesan apa, sayang?" Tanya Irene sambil membuka buku menu hendak memilih menu yang akan ia pesan.
Seokjin juga membuka buku menu hendak memilih menu apa yang akan ia pesan.
"Samakan saja dengan punyamu, baby."
Lalu Irene menutup buku menunya dan beralih pada pelayan disana. "Aku pesan dua carbonara dan dua gelas wine."
"Apa ada yang lain, Nona?" Tanya si pelayan.
Irene menggeleng. "Itu saja." Kemudian pelayan itu pergi setelah membungkukkan badannya.
"Baby, bagaimana harimu?" Tanya Seokjin sambil meraih satu tangan Irene dan ia genggam. "Apa ada cerita?"
"Aku sangat kesal dengan ayahku." Ucap Irene dengan wajah kesalnya.
Seokjin pun terkekeh melihat sang kekasih yang sedang kesal itu. "Memangnya kenapa ayahmu?"
"Kau tau, kan, jika sudah lama ayahku memaksaku untuk melanjutkan study di Amerika?" Seokjin mengangguk sebagai responnya. "Tadi pagi dia sudah memutuskan jika bulan depan aku harus sudah pergi."
"Itu bagus, baby," sahut Seokjin. "Bukankah itu impianmu bisa belajar di Amerika?"
Irene lantas menghempaskan tangan Seokjin lalu melipat kedua tangannya pada dadanya. "Tapi aku tidak mau berpisah denganmu. Apa sebaiknya kau ikut saja denganku ke Amerika?"
Seokjin hanya diam tak merespon ucapan Irene. Pandangannya kini malah tertuju pada seorang gadis yang duduk sendirian di ujung sana. Bahkan kedua netranya tak berkedip sama sekali.
"Cantik sekali.." gumam Seokjin yang bisa didengar oleh Irene.
"Apa? Siapa yang cantik?" Lalu Irene menoleh ke belakang mengikuti arah pandang Seokjin. "Kim Seokjin, Kau sedang melihat siapa?"
Seokjin langsung mengalihkan pandangannya dari gadis tadi kepada Irene. "Apa? Apa yang kau katakan tadi?"
"Siapa yang kau lihat?"
"Tidak ada!"
"Kau bohong!" Irene semakin kesal dibuatnya. "Kau tadi berkata cantik sekali. Siapa yang cantik, hah?"
Seokjin segera meraih kedua tangan Irene untuk ia genggam mencoba meredam kekesalan sang kekasih. "Tentu saja kau yang cantik. Memangnya siapa lagi, hm?"
Kini Seokjin mengecup tangan Irene. Perlakuan Seokjin ini membuat kekesalan Irene menguar begitu saja.
Memangnya siapa yang tidak akan luluh jika melihat wajah tampan Kim Seokjin? Apalagi dipadukan dengan kata-kata manis, setiap saat membuat Irene yang notabene gadis dominan itu pun langsung menurut seketika.
"Baby, sebentar, aku ingin ke toilet." Seokjin lalu beranjak dari duduknya. Sebelum ia ke toilet, ia lebih dulu mengecup pipi kiri Irene.
KAMU SEDANG MEMBACA
DON'T LEAVE ME (End)
FanfictionKim Seokjin selalu memanfaatkan ketampanan yang ia miliki untuk merayu banyak wanita. Dari para wanita yang tergila-gila padanya, ia menipu dengan mengambil keuntungan berupa materi dari para wanita itu sehingga bisa membuatnya bertahan di ibukota. ...