Seokjin baru saja selesai membersihkan diri. Ia mengusap rambutnya yang masih setengah basah itu dengan handuk kecil.
Sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk, Seokjin meraih sebuah figura yang di dalamnya terdapat foto Irene. Lalu ia mengambil foto tersebut dan menciumnya sebelum ia membuang foto Irene ke tempat sampah.
"Selamat tinggal, baby. Maaf aku sudah memanfaatkanmu," gumam Seokjin. "Dan terima kasih atas semua yang telah kau berikan padaku."
Beberapa saat kemudian bel pintu apartemennya berbunyi. Lantas Seokjin melangkahkan kakinya dan langsung membuka pintu itu tanpa melihat pada layar interkom.
"Bagaimana akting kami tadi?" Ucap Hoseok saat pintunya terbuka.
Yang datang itu Namjoon dan Hoseok.
Seokjin langsung melemparkan tatapan tajam ke arah Namjoon dan Hoseok bergantian. "Apa kau tidak lihat ini?" Seokjin sambil menunjuk pada sudut bibirnya yang terluka.
"I'm sorry, brother.. aku terpaksa melakukannya agar Irene percaya," sahut Namjoon. "Apa sudah kau obati?"
Namjoon hendak menyentuh sudut bibir Seokjin, namun Seokjin segera menepis tangan Namjoon. "Sudahlah, jangan dibahas lagi! Apa kalian sudah memberikan uangnya kepada Sangyeob Hyung?"
"Tentu saja sudah," sahut Hoseok. "Aku langsung memberikan uangnya kepadanya."
"Semoga kita bisa mendapatkan kabar baik setelah ini." Namjoon ikut menimpali.
"Ya, semoga saja pengorbananku tidak sia-sia." Gumam Seokjin sambil memegang sudut bibirnya yang terasa perih.
"Lalu siapa target berikutnya?" Tanya Namjoon lagi setelah beberapa saat hening menyelimuti ketiganya.
"Ah, kau benar," Seokjin pun teringat akan gadis yang ia lihat di restoran tadi. "Kalian cari tau siapa gadis yang bernama Kim Jisoo."
"Bagaimana kami bisa mencari gadis yang bernama Kim Jisoo?" Tanya Hosoek.
"Kekasihnya adalah pemilik restoran yang tadi." Jawab Seokjin.
Flashback on
Memang Seokjin pamit pada Irene ingin ke toilet, namun nyatanya kini Seokjin sedang berada di meja resepsionis.
"Apa boleh saya meminjam kertas dan pulpen?" Tanya Seokjin pada resepsionis yang berjenis kelamin wanita itu.
"Ini." Resepsionis itu memberikan selembar kertas dan pulpen kepada Seokjin.
Sambil berdiri bersandar pada meja resepsionis, Seokjin terlihat menggambar sesuatu. Dan setelah selesai, ia melipat kertas itu dan memberikannya kepada resepsionis.
"Tolong nanti berikan ini kepada wanita cantik yang duduk di ujung sana." Ucap Seokjin sambil menunjuk pada seorang gadis yang mencuri perhatiannya sejak tadi.
"Apa maksud anda Nona Jisoo?" Tanya resepsionis itu.
"Wanita yang duduk disana?" Tanya Seokjin memastikan. "Namanya Kim Jisoo?"
Resepsionis itu menganggukkan kepalanya. "Iya, dia Nona Kim Jisoo. Kekasih dari pemilik restoran ini."
Jadi dia sudah memiliki kekasih? Batin Seokjin.
"Iya, tolong berikan ini kepadanya nanti."
"Apa ada pesan lain?" Tanya resepsionis itu sambil menerima kertas pemberian dari Seokjin.
"Apa kau tau berapa nomor teleponnya?" Tanya Seokjin lagi.
"Maaf, Tuan, kami tidak diperkenankan memberi nomor telepon pelanggan kami kepada orang lain."
KAMU SEDANG MEMBACA
DON'T LEAVE ME (End)
FanficKim Seokjin selalu memanfaatkan ketampanan yang ia miliki untuk merayu banyak wanita. Dari para wanita yang tergila-gila padanya, ia menipu dengan mengambil keuntungan berupa materi dari para wanita itu sehingga bisa membuatnya bertahan di ibukota. ...