Jisoo dan Taehyung sedang berada di sebuah pesta yang diadakan oleh salah satu teman Taehyung.
Taehyung bergelayut manja pada Jisoo yang sejak tadi memasang wajah tak menyenangkannya. Bahkan Taehyung tak peduli Jisoo merasa senang atau tidak. Yang penting keinginannya terpenuhi dan tidak dibantah.
"Sayang, kau kenapa, hmm?" Tanya Taehyung yang kini menangkup salah satu pipi Jisoo. "Sejak tadi wajahmu kusut seperti itu."
Jisoo tak menjawab. Ia malah menyingkirkan tangan Taehyung yang menangkup pipinya.
Sejak hari dimana ia mengetahui sifat asli Seokjin, hari-hari yang dilewati Jisoo sungguh sangat tak menyenangkan. Rasa kecewa sekaligus kesal bercampur menjadi satu. Ditambah lagi dengan sikap Taehyung yang semakin hari semakin posesif membuatnya hampir menyerah.
Terhitung sudah satu minggu Jisoo tak bertemu dengan Seokjin.
Dari pihak Seokjin juga tak tinggal diam. Setiap saat ia mencoba menghubungi Jisoo dan mengiriminya pesan. Namun Jisoo tak menjawab dan mengabaikan semuanya.
Taehyung yang tak mau memahami kondisi Jisoo pun kini kembali menangkup kedua pipi sang kekasih. Ia mendekatkan wajahnya hendak mencium bibir Jisoo.
Namun Jisoo menolaknya. "Sayang, kau sedang mabuk."
"Then, what?" Sahut Taehyung dengan egoisnya. "Aku sedang ingin mencium kekasihku. Apa kau tidak mau?"
"Aku sedang tidak ingin melakukannya. Jadi tolong hargai keinginanku."
"Sejak kapan kau harus mengatur apa yang ingin atau yang tidak aku ingin lakukan, Kim Jisoo?" Kini raut wajahnya Taehyung berubah menjadi lebih tegas. "Lakukan apapun yang aku perintahkan. Dan jangan pernah kau berani menolaknya. Kau mengerti?"
"Apa kau masih ingin bersama dengan pria yang selalu memaksakan kehendakmu, Kim Jisoo?"
Itu suara yang sangat Jisoo rindukan. Suara yang sudah satu minggu ini tidak ia dengar.
Suara Kim Seokjin.
Beberapa hari ini Seokjin sengaja mengintai Jisoo di depan gedung apartemen gadis itu. Barangkali bisa bertemu dengan Jisoo dan menjelaskan semuanya.
Tadi pagi saat ia menunggu di depan gedung apartemen Jisoo, ia melihat mobil yang dikendarai Yoongi keluar dari gedung tersebut. Seokjin tanpa berpikir panjang pun mengikuti kemana perginya mobil yang dikendarai Yoongi.
Dan disinilah ia berada. Di sebuah pesta salah satu teman Taehyung untuk bisa bertemu dengan Jisoo.
"Kau? Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Taehyung memicingkan kedua matanya melihat presensi Seokjin.
Taehyung dan Jisoo yang terkejut dengan kehadiran Seokjin saat ini pun beranjak dari duduknya.
"Apa selama sisa hidupmu kau akan hidup bersama dengan pria seperti ini, Kim Jisoo?" Tanya Seokjin yang mengabaikan pertanyaan Taehyung. "Kau sendiri yang ingin hidup bebas tanpa ingin dipaksa, bukan?"
"Hei, apa maksudmu, dasar berengsek! " Sahut Taehyung yang sudah diselimuti amarah.
Seokjin mengalihkan pandangannya dari Jisoo ke Taehyung. "Apa kau tau apa yang diinginkan Jisoo sebenarnya, hah?"
"Kau siapa berani-beraninya berkata seperti itu? Kim Jisoo itu kekasihku. Dan aku bebas melakukan apapun padanya."
Seokjin terkekeh mendengar ucapan Taehyung. Memang benar apa yang dikatakan Jisoo bahwa Taehyung adalah pria yang selalu memaksakan kehendak orang lain.
Dan tidak pernah memikirkan perasaan orang lain terlebih perasaan kekasihnya sendiri.
"Apa kau yakin jika Jisoo mencintaimu?" Tanya Seokjin lagi membuat Taehyung semakin naik pitam. Lalu Seokjin beralih pada Jisoo. "Kim Jisoo, katakan padanya siapa yang sebenarnya kau cintai? Katakan dengan lantang jika kau mencintaiku bukan mencintainya."
KAMU SEDANG MEMBACA
DON'T LEAVE ME (End)
FanficKim Seokjin selalu memanfaatkan ketampanan yang ia miliki untuk merayu banyak wanita. Dari para wanita yang tergila-gila padanya, ia menipu dengan mengambil keuntungan berupa materi dari para wanita itu sehingga bisa membuatnya bertahan di ibukota. ...