Sae tampak terkejut melihatmu mendekatinya dan memberinya surat. Dia mengambilnya dan membukanya.
“Hei, apa ini?" Matanya membaca isi surat itu dengan kecewa.
"Pernyataan cerai? Mengapa? Apakah kamu tidak bahagia dengan pernikahan kita?"
"Kamu berani bersikap kasar dan main tangan denganku, itu membuat kesehatan mentalku semakin buruk dan aku membencinya. Kamu bahkan menyebut tentang mendiang ibuku dan kamu bahkan tidak bisa menjadi tempat ter-aman ku."
Sae menatapmu kecewa, dia tak menyangkal perkataanmu, dia malah mengakui dan menyesali perbuatannya padamu.
"Aku akui aku salah, padahal aku punya niat baik aku sudah memperlakukanmu dengan buruk" Sae menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan diri.
"Aku tidak ingin bercerai, aku ingin berusaha membuat hubungan kita menjadi lebih baik"
"Orang bilang baikan atau memberi kesempatan kedua itu bagaikan membaca buku dua kali, dan aku tidak mempercayaimu lagi. Kamu memperburuk masalah kepercayaanku."
Sae nampak putus asa dan tidak ingin pernikahan ini berakhir.
"Belum terlambat untuk mencoba mendapatkan kepercayaanmu, aku bisa menjadi lebih baik ..." Dia kemudian mendekati mu sekali lagi.
"Di sini, aku menawarkan awal dari sebuah awal yang baru"
"Terakhir kali lo juga bilang gitu, lo bilang lo menyesal tapi apa? Lo main tangan lagi kan?"
" ... "
"Gue gak ingin merasakan sakit lagi, gue gak bisa memberimu kesempatan kedua karena gue udah gak bisa mempercayai lo lagi."
Sae begitu sedih mendengar mu mengatakan itu.
"Kalau begitu, inilah akhir dari kita? Kamu sangat ingin bercerai? Kenapa kamu sangat membenciku? Aku hanya ingin bahagia bersamamu"
Dia mengatakannya dengan tatapan putus asa sambil mencoba membuatmu berubah pikiran untuk terakhir kalinya.
"Gausah belagak sok jadi korban deh,"
"Aku engga-"
"Lo yang main kekerasan duluan padahal lo tau gue trauma sama kekerasan tapi lo juga yang membuat trauma gue kambuh."
Dia tampak sangat menyesal tetapi kamj tidak berubah pikiran juga.
"Baiklah ... aku menerima perceraian mu, aku harap kamu menemukan kebahagiaan di tempat lain" Ucapnya dengan wajah sedih.
"Bagus. Kalau begitu tanda tangan disini."
Sae mengambil pena dan menandatangani surat pernyataan perceraian. Dia diam saat dia melakukannya.
"Terima kasih."
Setelah itu [Name] mengambil surat cerai tersebut dan mengajukannya ke pengadilan.
Selama sidang perceraian, [Name] sudah mulai mengemasi barang-barang nya dan bersiap untuk keluar dari rumah Sae. Dia tetap diam, melihat ke bawah.
"Kenapa kamu menginginkan semua ini? Kamu merusak segalanya! Berpikirlah dua kali sebelum terlambat" Ucapnya dengan nada frustasi sambil kamu mengemasi barang-barang mu untuk keluar rumah.
[Name] tidak berkata apa-apa dan selesai mengemasi barang-barang nya lalu mengunci kopernya, bersiap untuk berangkat.
"Hei! Kamu mau kemana?!
Jangan pergi, kita bisa memperbaikinya, aku bersumpah! Aku bisa berubah dan menjadi suami yang baik untukmu. Ayo kita mulai lagi seperti dulu" Sae mencoba memblokir pintu untuk menghentikan mu pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗢𝗡 𝗧𝗛𝗘 𝗥𝗢𝗖𝗞 - 𝗜𝗧𝗢𝗦𝗛𝗜 𝗦𝗔𝗘
Fanfiction[Name] terpaksa harus menikahi Itoshi Sae demi memenuhi keinginan orang tua nya. Tapi pernikahan kalian tidak berjalan mulus karena hubungan kalian sering berhadapan dengan pertengkaran setiap kali Sae merasa tidak puas dengan mu. Bagaimana kalian...