Sae, yang sangat kesal dengan kekerasannya tadi, juga perlahan-lahan mulai ragu pada keputusannya untuk menyakiti [Name]. Walaupun dia masih menyimpan perasaan pada [Name], dia juga sangat menyesali apa yang pernah ia lakukan.
Meskipun begitu, Itoshi Sae menginginkan untuk lepas dari kemarahan yang pernah diwakili dengan kekerasan tadi, dan dia pun mencoba meluruskan hatinya.
"[Name], gue mohon, berikan gue kesempatan untuk benar-benar berubah. Gue menyesali apa yang pernah saya lakukan, dan saya pun akan mencoba untuk memiliki hati yang lebih lembut.
Gue ingin kita dapat bahagia, sayang, gue tahu bahwa ini bukan cara yang baik untuk meraihnya, tapi gue berubah, sayang, saya pun sangat menyesali tindakan yang pernah gue lakukan."
[Name] yang trauma, ragu, dan penuh perasaan campuraduk, belum dapat menentukan jawaban yang pasti.
"Aku juga ragu-ragu, Sae, aku tak menolak apa yang kamu katakan, tapi mungkin kita harus memberi kesempatan pada hati kita untuk saling memahami dan meluruskan."
Meskipun begitu, karena perasaan ragu-ragu yang kuat, dia tidak ingin terjebak dalam pertengkaran yang tak kunjung usai. Dia pun memutuskan untuk menjawab dengan hati-hati.
"Sae, gue bakalan percaya sama lo. Tapi, gue juga menaruh perhatian atas trauma yang pernah gue alami."
"[Name], gue akan berusaha sebaik mungkin untuk menampilkan banyak perubahan. Gue gak mau menyakiti kamu lagi, dan gue juga ingin menciptakan rasa cinta dan harmoni pada hubungan kita."
[Name] dan Sae mulai meluruskan hubungan yang menjadi buruk dalam beberapa minggu belakangan. Mereka belajar untuk saling memahami dan saling berpikir secara objektif.
Mereka pun mulai membangun hubungan yang lebih harmonis dan hangat. Chizu dan Chiya pun lebih sering tersenyum karena mereka merasa harmonis di rumah. Hal ini pun menghapus trauma yang sempat dialami [Name] di masa lampau, dan hubungan suami istri mulai membaik.
"Sae, kamu tampak begitu lembut dan hangat sekarang."
"Apakah itu hal yang buruk, sayang?
"Tentu bukan, sayang. Aku suka dengan perubahan ini. Aku pun menyukai rasa hangat dari dirimu, dan kemesraan yang bisa kita miliki. Sangat indah."
"Aku pun berterima kasih untuk semua yang kamu lakukan, sayang. Aku senang tidak lagi keras pada kamu, dan aku pikir kami dapat memiliki hubungan yang lebih baik di masa depan."
[Name] hanya menjawab nya dengan senyuman, hatinya masih tidak tenang namun ia tetap berusaha untuk percaya pada Sae kalau hubungan mereka berdua akan baik-baik saja.
Setidaknya itu yang [Name] harapkan ... namun, belum ada sebulan mereka damai, lagi-lagi hubungan mereka di hadiri oleh pertengkaran.
"Aku punya harapan yang tinggi terhadap mu, [Name], tapi kamu selalu gagal untuk memenuhi keinginan ku. Kamu sudah dewasa, seharusnya bisa memahami apa yang aku butuhkan."
"Aku memahami apa yang kamu inginkan, sayang, tapi aku bisa melakukan yang terbaik. Apa yang aku lakukan itu tidak cukup untuk Anda."
"Apakah kamu menuduh ku karena terlalu berat bagi mu? Aku tidak bisa memahami mengapa kamu harus susah-susah untuk memuaskan saya. Kamu harus bisa lebih dari itu bagi saya."
"Aku selalu mencoba yang terbaik, Sae, tapi aku punya batasan ku sendiri. Aku ingin membuat mu bahagia, tapi aku tidak bisa melakukan segalanya atas nama kamu."
"Gue bosan dengan alasan lo yang sama terus-terusan. Gue lelah dengan lo yang selalu gagal untuk memuaskan gue."
"Cinta bukan tentang memuaskan orang lain, sayang. Cinta adalah tentang saling menjaga, pengertian, dan rasa respect satu sama lain. Gue nggak bisa memenuhi harapan lo yang terlalu tinggi. Please, bisa kita bicarakan ini secara dewasa dan tenang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗢𝗡 𝗧𝗛𝗘 𝗥𝗢𝗖𝗞 - 𝗜𝗧𝗢𝗦𝗛𝗜 𝗦𝗔𝗘
Fanfiction[Name] terpaksa harus menikahi Itoshi Sae demi memenuhi keinginan orang tua nya. Tapi pernikahan kalian tidak berjalan mulus karena hubungan kalian sering berhadapan dengan pertengkaran setiap kali Sae merasa tidak puas dengan mu. Bagaimana kalian...