13

66.8K 4.3K 32
                                    

"Sakit?" tanya Raksa sambil mengipasi luka Alga yang baru saja di obati Mama-nya.

"Menurut lo! Pake nanya udah lihat di jahit gini ya sakit lah" jawabnya dengan sewot.

"Ya aku kan cuma nanya biasa aja kali" balas Raksa lalu meletakkan kipasnya di atas meja.

"Mau ke mana lo? Tugas lo belum selesai jangan kabur mau lo, mau lo gue bilangin ke Mama?" ancam Alga ketika adiknya ingin beranjak pergi.

"Aku mau ke kamar ambil buku, mau ngerjain PR nanti ke sini lagi" jelas Raksa lalu segera pergi ke kamarnya untuk mengabil buku sekolahnya.

Tak berselang lama Raksa kembali ke ruang keluarga lalu segera mengerjakan PR nya.

"Ambilin hp gue" perintah Alga melempar bantal sofa ke arah adiknya yang tengah fokus dengan buku pelajarannya.

Raksa mengambilkan hp Alga lalu memberikan hp itu "Gak ikhlas lo gue suruh ngambil hp doang?" ucap Alga menatap wajah adiknya yang terlihat kesal, tanpa sengaja dia melihat kalung yang di pakai Raksa mirip dengan kalung yang ada pada Papa-nya.

"Maju lagi sini gue gak nyampe"

Raksa menuruti perintah Alga, setelah Raksa berdiri di sampingnya seketika itu juga Alga menarik tangan Raksa "Kalung itu punya Papa kan?" tunjuk Alga pada kalung yang di pakai adiknya.

"Bukan ini punya aku, kalung ini aku punya dari aku masih kecil" jawab Raksa, memang ia sudah memakai kalung itu dari kecil kata Nenek-nya itu milik Ibu-nya dulu.

"Jangan bohong lo? Itu punya Papa kan?" tanya Alga menarik baju tidur adiknya agar terlihat jelas kalung yang di pakai Raksa dan benar saja kalung itu sangat mirip dengan kalung miliknya Papa-nya.

"Lo baru tinggal di sini aja Papa udah ngasih kalung itu sama lo, sedangkan gue yang tinggal lama di sini jangankan di kasih nyentuh aja gak boleh" sambungnya lagi.

Raksa melepas kalungnya lalu memberikannya pada Alga "Ini bukan punya Papa tapi punya Ibu, Papa gak ngasih kalungnya ke aku, aku aja gak pernah lihat kalung Papa" jelas Raksa lalu kembali duduk untuk melanjutkan belajarnya.

"Kenapa butuh sesuatu lagi?" tanya Raksa menoleh ke arah Alga.

Alga hanya diam memalingkan pandangannya ke arah lain, tiba-tiba saja dia di kejutkan dengan Raksa yang menyentuh pundaknya "Kenapa kakinya tambah sakit? sebentar ya aku panggil Papa" ucap Raksa segera pergi ke ruang kerja Saga.

"Ada apa?" tanya Shakira yang kebetulan berpapasan dengan anak bungsunya.

"Ma, Alga sakit lagi" jawabnya lalu menarik tangan Shakira menuju ke ruang keluarga.

"Mana yang sakit? Kita ke rumah sakit lagi ya" khawatir Shakira duduk di sebelah anak sulungnya, di usapnya kepala anaknya dengan lembut.

"Ngapain ke rumah sakit lagi? Orang udah gak gitu sakit" ucap Alga memeluk Mama-nya dari samping.

Shakira membalas pelukan anaknya, mencium kening Alga "Tadi kata adek kamu sakit-"

"Siapa yang bilang?" sela Alga melepas pelukannya lalu menatap Raksa yang berdiri di belakang Mama-nya.

"Tadi kamu diem aja jadi aku pikir kaki kamu sakit lagi" ucap Raksa lalu duduk di sofa singel.

"Sok tau lo-"

"Kenapa ini ribut-ribut? Alga kamu lagi sakit gini juga masih sempat marah-marah sama Adeknya" sahut Saga yang baru saja bergabung di ruang keluarga.

"Dia mulai duluan" tunjuk Alga pada adiknya.

"Kenapa lagi Abang kamu dek?" tanya Saga menghapri anak bungsunya.

"Aku pikir tadi Alga-"

"Alga! Emang lo gak ada sopan-sopannya sama gue" sungut Alga berusaha berdiri untuk menghadapi Raksa jika saja tangan tidak di tahan oleh Mama-nya.

"Adek masa panggil Abang cuma nama doang gak sopan" tegur Shakira dengan lembut, tentu saja hal itu membuat Alga semakin kesal.

"Aku gak mau jadi adeknya Alga Ma" jawab Raksa membuat semua orang yang ada di sana menatapnya terkejut termasuk Alga sendiri.

"Kenapa?" tanya Saga.

"Aku maunya jadi Abang Alga gak mau jadi adeknya" jawab Raksa membuat Alga melempar bantal sofa ke arahnya, untung saja bantal itu di tepis oleh Saga jadi tidak menangani wajah Raksa.

"Alga gak boleh gitu sama Adeknya, orang Adeknya cuma bercanda. Iya kan dek?" tanya Shakira menatap anak bungsunya dengan lembut.

"Gak Ma aku gak bercanda aku mau jadi Abang-nya gak mau jadi adeknya. Boleh kan Pa?" tanyanya menatap Saga yang berdiri di sampingnya.

"Gue lebih tua dari lo, gue yang lahir duluan. Gak sudi gue jadi adek lo" ucap Alga menatap tajam adiknya yang malah membalasnya dengan senyuman membuat Alga yang sudah kesal semakin kesal. Jika saja kakinya tidak sakit karena jatuh dari motor tadi sudah pasti dia akan menghajar anak itu.

"Kalau gak sudi jadi adek aku mau gak jadi Abang aku aja?" tanya Raksa dengan senyuman manisnya pada Alga. Raksa sengaja melakukan hal ini, karena ini semua saran dari Lino.

"Ogah" jawab Alga lalu berusaha bangun dari duduknya.

"Mau ke mana?" tanya Shakira membantu anaknya untuk berdiri.

"Ke kamar" jawabnya singkat.

Saga mendekati Alga lalu berjongkok di depan anaknya "Ayo naik Papa anterin ke kamar" ucpa Saga meminta Alga untuk naik ke punggungnya.

"Papa ini sengaja ya? Jatuhin harga diri aku dia depan anak kesayangan Papa itu" ucap Alga melirik ke arah Raksa.

"Mau gak? Kamar kamu di lantai tiga, rumah kita gak ada lift" ucap Saga tetap berjongkok di depan anaknya.

"Mau lah, udah tau kakinya lagi sakit pake nanya segala" gumamnya segera naik ke atas panggung papanya.

"Eh, lo bawain hp gue sama sekalinya bawain minum ke kamar gue" perintahnya pada adiknya.

"Yang bener kalau minta tolong itu, giaman Adeknya mau panggil kamu dengan benar kamu yang jadi Abang-nya aja gitu. Contohin dong ke Adeknya gimana manggil yang benar" tegur Saga sambil berjalan menaiki tangga menuju ke kamar Alga.

"Salahin aja terus. Anak kesayangan yang selalu benar" ucpa Alga memukul punggung Papa-nya.

"Kamu ini kenapa sih? sama Adek sendiri gitu? Raksa gak pernah gangguin kamu, gak pernah protes kalau kamu suruh ini itu. Dia juga Papa perhatian selalu nurutin semua yang kamu suruh, gak pernah marah gak pernah ngebantah. Harusnya kamu jadi contoh Abang yang baik buat dia" ucap Saga menurunkan anaknya di atas kasur.

"Aku gak suka punya adek" ucap Alga setelah turun dari gendongan Saga.

"Kenapa? Kamu takut kita gak adil?" tanya Saga mendudukkan dirinya di kursi belajar Alga.

"Aku gak suka karena dia-"

"Mama udah cerita semuanya sama Papa, kamu salah paham Al" ucap Saga mulai menceritakan semau kejadian di masa lalunya pada Alga. Semoga saja setelah mendengar penjelasan dari Papa-nya anak itu tidak lagi salah paham dengan adiknya.

RAKSA MAHATAM (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang