10

73.2K 4.6K 26
                                    

"Habis dari mana baru pulang jam segini?" tanya Saga yang sengaja menunggu anak sulungnya pulang kerumah.

"Papa udah pulang dari tadi?" tanya Alga berjalan menghampiri Papa-nya yang duduk di sofa ruang tamu.

"Udah dari tadi sore, kok sendirian aja mana adek kamu?"

"Dia, tapi Papa janji dulu jangan marah ya?" ucap Alga duduk di dekat Saga.

"Hmm" dehem Saga.

"Dia nginep di rumah temennya karena besok masih libur jadi aku izinin dia nginep di sana, besok aku jemput lagi di rumah temannya" ucap Alga, bohong tentunya karena ia tadi sudah berusaha mencari Raksa sayangnya ia tidak dapat menemukan keberadaan anak itu di taman, jadi ia memutuskan untuk pulang dan mencarinya lagi besok.

"Di rumah siapa? Kirim alamatnya ke hp Papa, biar besok Papa yang jemput adek di sana"

"Gak usah Pa, Papa istirahat aja biar aku yang jemput dia. Papa pasti capek iya kan? apa lagi habis pergi ke luar kota" ucpa Alga tersenyum tipis pada Saga, bisa mati dirinya jika papanya tau anak kesayangan hilang di taman.

"Kalau gitu Papa telpon adek aja, Papa kangen soalnya" ucap Saga lalu mengambil ponselnya yang terletak di atas meja.

"Pa, ini udah jam sebelas malam pasti dia udah tidur" cegah Alga sebelum Papa-nya mengubungi nomer Rakasa.

"Coba aja dulu mana tau adek belum tidur masih main sama temennya" balas Saga lalu mencari kontak anak bungsunya.

"Pa, pasti udah tidur gak enak tau malam telpon apa lagi dia lagi nginep di rumah temennya pasti ganggu temen-temennya yang udah pada tidur, besok aja telponnya" ucap Alag lalu mematikan sambungan telepon Saga.

"Kamu ini kenapa panik gitu? Bohong kan kamu?" tanya Saga menatap wajah panik anaknya.

"Bohong apa? Gak tuh aku gak bohong" elaknya.

Saga menganggukkan kepalanya lalu menyandarkan tubuhnya di sofa "Tadi pergi ke mana aja? Jadi pergi ke mall belanja?"

"Tadi pergi ke taman habis itu nongkrong sama temen-temen" jawab Alga berusaha tetap tenang agar Papa-nya tidak curiga pada dirinya.

"Adek kamu?"

"Dia ikut juga sama aku, ada temen-temen dia juga" jelasnya.

"Ada Lena juga?"

"Gak ada, kenapa ada Lena juga emang dia siapa?"

"Lena teman sekelas kamu, kok dia siapa? aneh kamu teman sekelas sendiri gak tau. Kalau gak salah juga dulu pernah ke sini sekali pas ngerjain tugas bareng kamu, ehh salah bukan sekali tapi dua kali sama hari ini" ucap Saga terus menatap anaknya. Alga yang terus di tatapan Papa-nya pun jadi salah tingkah sendiri.

"Dia ke sini ngapain?" tanya Alga.

"Nganterin adek kamu pulang" jawab Saga dengan santai.

"Maksudnya?"

"Kamu bohong kan? Bilang adek nginep di rumah temennya"

"Gak aku gak bohong, Papa gak percaya sama aku?"

Saga mengambil ponselnya lalu menunjukkan rekaman cctv tadi sore saat Raksa pulang bersama Lena "Udah jelas sekarang?" tanya Saga setelah menunjukkan rekaman cctv pada Alga.

"Apa yang kamu ceritain tadi itu bohong kan? itu semua cuma cerita kamu doang adek kamu gak ada sama kamu"

Alga hanya diam sambil memikirkan bagaimana bisa Raksa pulang dengan Lena, dia juga memikirkan bagaimana jika nanti Lena memberi tau semua teman-teman di sekolah tenang siapa Raksa.

"Kenapa diem aja? jawab bohong kan kamu?"

"Aku gak bohong" lirihnya sambil menundukkan kepalanya.

"Ya terus kenapa cerita kamu sama cerita Raksa itu beda, adek kamu bilang tadi habis ngerjain tugas bareng makanya pulang sama Lena karena kamu belum selesai ngerjain tugas sekolahnya. Jadi yang benar yang mana kamu atau adek kamu?" tanya Saga menatap tajam anaknya.

"Atau kalian berdua sama-sama bohong sama Papa, gak ada yang benar kamu pergi sendiri adek kamu pergi sendiri, iya Al?"

Saga menghela napasnya lalu bangkit dari duduknya "Kalau mau bohong itu kompak dikit jadi ceritanya sama, besok balikin semua yang Papa kasih kemarin" ucpnya lalu pergi meninggalkan ruang tamu.

Alga mengusap rambutnya sendiri dengan kasar, ia tidak masalah jika apa yang di berikan Papa-nya kemarin di minta kembali tapi yang jadi masalah bagaimana jika Lena memberi tahu semua orang tentang Raksa. Ia tidak mau semua teman-teman tau jika ia memiliki adik apa lagi selama ini yang mereka tau dirinya adalah anak tunggal.

.............

Alga baru saja bangun tidur sudah di kejutkan dengan ponselnya yang begitu berisik, entah ada berita apa sampai-sampai ponselnya begitu berisik.

"Kenapa sih ini pada ribut banget?" guamamnya lalu segera membuka penas dari teman-temannya.

Temanya mengirim sebuah foto di mana saat dirinya sedang tiduran di samping Raksa, foto itu sengaja dia ambil untuk mendapatkan uang dari Papa-nya.

Waktu itu Alga meminta uang pada Papa-nya, untuk mengganti uang Aris waktu itu yang membayar belanjanya. Waktu itu Saga memintanya untuk bersikap baik dengan adiknya, jadi dia memanfaatkan Raksa yang sedang tidur dan mengatakan pada Saga. Jika dirinya baru saja bermain game bersama adiknya, sampai akhirnya Raksa ketiduran.

"Anjing siapa yang nyebarin foto ini. Sialan!" umpatnya lalu membuka akun sosial medianya.

Ternyata Saga yang menggunggah foto dan juga menandai aku sosial medianya "Aaaaaa!! mampus gua" umpat lalu segera keluar dari kamarnya.

"Papa, Pa" teriak Alga sambil menuruni anak tangga "Papa" panggilnya lagi.

"Papa anterin Mama belanja barusan" sahut Raksa yang sedang bersantai di ruang keluarga.

Alga berjalan menghampiri Raksa lalu menatap tajam adiknya "Lo sengaja kan biar gue di marahin Papa kemarin?"

"Sengaja apanya aku gak bilang kalau kamu ninggalin aku di taman aku bilang kalau kita habis belajar bareng sama teman-teman kemarin" jawab Raksa apa adanya.

"Gara-gara lo pulang duluan gue jadi kena masalah. Gue kan udah bilang tunggu gue jemput lagi kenapa lo malah pulang duluan sialan!!" marah Alga.

"Aku udah nungguin kamu seharian di sana, aku pikir kamu gak jadi jemput jadi aku pulang duluan"

"Lo bisa telpon gue nyet-"

"Aku gak punya nomor kamu" sela Raksa bangkit dari duduknya.

"Mau ke mana lo gue belum selesai ngomong" cegah Alga sebelum Raksa melangkahkan kakinya pergi dari hadapannya.

"Mau beres-beres, aku mau minta Papa anterin aku pulang mumpung hari libur" jawabnya melepas genggaman tangan Alga.

Alga kembali menarik tangan adiknya lalu memaksanya untuk duduk "Gini nih anak gak tau diri udah di kasih hati minta jantung. Cari perhatian lo sama Papa? Mau ngaduh apa lagi? Gue ngusir lo gitu?"

"Aku kangen sama Ibu sama Nenek udah lama aku gak ke tempat mereka, aku juga udah bilang sama Papa tadi tapi Papa belum bilang iya, aku mau pulang aku kangen rumah aku di sana" jelas Raksa lalu bangkit dari duduknya pergi dari sana.

Sebenarnya ia tidak begitu betah tinggal bersama dengan Papa-nya hanya saja ia tidak berani mengatakannya, ia ingin pulang ke rumahnya yang dulu tidak masalah tinggal sendiri di sana karena di sana lebih nyaman dari pada di rumah Papa-nya.

RAKSA MAHATAM (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang