21

54.8K 3.8K 48
                                    

Setelah di rawat selama dua hari di rumah sakit, akhirnya dokter mengizinkan Raksa untuk pulang ke rumah pagi ini.

"Pa, temen aku mau ngasih anak kelinci boleh gak kalau aku pelihara kelinci di rumah?" tanya Raksa pada Saga yang tengah fokus menyetir.

"Gak, gue gak suka" sahut Alga yang duduk di sebelah Raksa.

"Aku tanya Papa bukan Abang" balas Raksa.

"Gue yang mewakili jawabnya"

"Papa boleh kan, temen aku mau kasih dua kalau Papa bolehin" ucap Raksa mengabaikan ucapan Alga.

"Boleh, nanti Papa beliin kandangnya sekalian" ucap Sang.

"Ck, bikin kotor ruamh aja" guamam Alga.

"Kan di luar bukan di dalam rumah, lagian nanti aku mainnya di luar gak di dalam rumah" ujar Raksa menoleh ke sampingnya.

"Paling juga gak lama mati" balas Alga.

"Kok Abang doain nya gitu, itu sama aja nyumpahin tau"

"Mending lo diem" ucap Alga menatap tajam pada adiknya.

"Kita udah sampai, ayo turun" ajak Shakira membukakan pintu mobil untuk anak bungsunya karena anak sulungnya sudah turun lebih dulu.

"Adek langsung istirahat ya ke kamar, jangan main lagi" peringat Shakira mencium kening anaknya.

"Gak boleh main sebentar aja Ma?" tanyanya mendongakkan kepalanya menatap sang Mama.

"Nanti habis istirahat boleh main, ayo Mama temenin ke kamar"

"Aku mau sendiri aja, Mama juga harus istirahat" balas Raksa melepas pelukannya pada Shakira lalu segera pergi ke kamarnya, sedangkan Shakira langsung pergi ke dapur untuk menyiapkan makan siang.

Saga berjalan menghampiri Alga yang sedang duduk di sofa ruang tamu "Papa mau ngobrol sebentar" ucpanya lalu duduk di sebelah Alga.

"Aku sibuk Pa, banyak tugas sekolah" ucap Alga bangkit dari duduknya.

"Sebentar aja gak sampai setengah jam" cegah Saga sebelum anaknya beranjak pergi.

"Papa mau ngobrolin soal apa? Kalau soal anak kesayangan Papa lain kali aja" ucapnya melepas tangan Papa-nya yang menahan tangannya.

"Kamu ada masalah? Papa perhatian belakang ini kamu sering marah-marah gak jelas. Kalau ada masalah cerita jangan adeknya yang jadi pelampiasan, adek kan gak tau apa-apa" ucap Saga dengan lembut. Saga menarik tangan Alga dengan lembut memintanya untuk kembali duduk.

"Ada masalah apa? Coba cerita sama Papa" tanyanya lagi.

"Gak ada aku gak ada masalah apa-apa" jawab Alga memalingkan wajahnya ke arah lain.

"Jangan bohong, Papa tau kalau kamu bohong" ucap Saga, ia yakin anaknya menyembunyikan sesuatu dari dirinya, karena sejak kejadian Raksa masuk rumah sakit sikap Alga kembali seperti dulu saat pertama kali bertemu dengan adiknya.

"Cerita Papa soal Ibu bohong kan? Itu cuma akal-akalan Papa aja biar aku mau nerima anak itu di rumah. Iya kan Pa?" tanya Alga dengan mengepalkan kedua tangannya dengan erat.

Waktu itu setelah Saga menjemput Raksa di sekolah dan membawanya pergi ke rumah sakit, Alga kembali ke lapangan basket untuk menghajar Aris. Namu di tengah dirinya sedang menghajar Aris seseorang datang menghentikannya.

Orang yang menghentikan perkelahiannya dengan Aris hari itu adalah kedua Tante-nya, yaitu Savira dan istri Mahendra.

Waktu itu Tante-nya mengatakan banyak hal termasuk tentang Raksa dan mending sang ibu. Tante-nya mengatakan jika yang di ceritakan Saga itu bohong hal yang sebenarnya terjadi adalah apa yang di ceritakan Oma.

"Siapa yang bilang Papa bohong? Nenek kamu?" tanya Saga menatap anaknya dengan wajah seriusnya.

"Bukan urusan Papa siapa yang bilang, yang jelas Papa bohong kan?" balas Alga yang sudah mulai emosi.

"Kamu percaya sama orang luar dari pada Papa kamu sendiri Al?"

"Dari dulu Papa selalu bohong sama aku, jelas aku lebih percaya sama orang luar dari Papa" jawab Alga dengan tegas.

"Terserah kamu mau percaya sama siapa, yang pasti Papa gak bohong soal Ibu. Dan satu lagi Raksa adek kamu sendiri bukan orang lain"

"Al, kamu boleh gak suka sama adek kamu  sendiri tapi Papa boleh kan minta sama kamu, jangan kasar sama adek. Dia emang gak pernah marah tapi Papa gak tau hatinya gimana" ucap Saga lalu bangkit dari duduknya. Percuma bicara dengan Alga yang masih terpengaruh dengan cerita palsu orang lain karena sebelum dia sendiri yang menyadari, dia tidak akan pernah mendengarkan ucapan orang lain.

"Papa minta kamu cuma itu aja, kalau gak suka gak masalah Papa gak akan maksa kamu. Kunci motor yang kamu minta ada di laci kamar Papa amabil aja" ucapnya lalu pergi dari sana.

...............

"Papa" teriak Raksa sambil berjalan menuruni anak tangga "Papa" panggilnya lagi.

"Papa pergi dek, kenapa?" sahut Shakira menghampiri anak bungsunya.

"Mama, besok Bang Lino sama Davin mau ke kota aku mau ketemu sama mereka, boleh kan Ma?" ucapnya dengan antusias karena ia sudah merindukan sahabat masa kecilnya itu.

"Nanti tanya Papa dulu ya"

"Besok kan libur, masa gak boleh"

"Bukannya gak boleh tapi tanya Papa dulu" ujar Shakira mengusap rambut anaknya "Sore ini mau buah apa? Biar Mama siapin" tawar Shakira membawa anaknya ke ruang keluarga.

"Apa aja yang Mama kasih nanti aku makan" jawab Rakas tersenyum manis pada Alga yang sedang beramin game di ruang keluarga.

"Abang besok aku mau ketemu Bang Lino, Abang mau ikut gak?" tawar Raksa mendudukkan dirinya di samping Alga.

"Gak" jawab singkat Alga.

"Abang main apa aku-"

"Lo gak buat kan? Lo bisa liat gue lagi main apa" ketus Alga.

"Aku boleh ikut main?" tanya Raksa dengan takut-takut karena hari ini Alga sedikit berbeda dari hari biasanya, biasanya memang suka marah-marah tapi kali ini marahnya berbeda.

Tanpa menjawab Alga menatap adiknya dengan tatapan tajam. Raksa segera bangun dari duduknya "Gak boleh gak pa-pa kok, aku cuma nanya" ucapnya lalu menjauh dari Abang-nya yang entah sedang kerasukan setan dari mana.

"Harus baca doa nih biar setan yang merasuki Abang cepat keluar, kasihan setannya pasti lagi di marahin Abang di dalam sana" banti Raksa mendudukkan dirinya di sofa singel yang sedikit jauh dari Alga.

"Adek, buahnya habisin ya"ucap Shakira memberikan piring berisi buah-buahan pada anak bungsunya.

"Iya Ma" jawabnya lalu segera memakan buah yang di berikan Mama-nya.

"Bang adeknya ajak main" ucap Shakira lalu kembali ke dapur, karena dia sedang sibuk membuat kue yang akan di bawa ke rumah mertuanya besok malam dia acara makan malam.

"Abang mau buah gak?" tawar Raksa kembali mendekati Abang-nya yang tengah serius bermain game.

"Hmm" dehem Alga.

"Hmm, maksudnya mau?" tanya Raksa lalu mendudukkan dirinya di samping Alga.

Raksa membaca doa makan sebanyak tiga kali lalu menyodorkan mangga yang sudah di potong-potong pada Alga "Abang, A"

Alga hanya diam dan menerima suapan mangga dari adiknya, dengan senang hati Raksa menyuapi buah pada Abang-nya. Tentunya dia juga tidak lupa membacakan doa banyak-banyak setiap kali menyupi potongan buah pada abangnya.

"Lo ngapain?" tanya Alga melihat adiknya sedang komat-kamit sambil menyodorkan buah pada dirinya.

"Baca doa makan" jawabnya tersenyum manis pada Alga. Namun Alga malah membalasnya dengan tatapan tajam membuat Raksa segera bangun dari duduknya "Sebelum makan kan harus doa dulu Bang" ucapnya segera berlari ke dapur.

"Gak mempan ternyata, harus pake surat Yasin atau ayat kursi nanti pas Abang tidur aku bacain deh" guamamnya berjalan menghampiri Shakira.

RAKSA MAHATAM (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang