26

53.5K 3.4K 58
                                    

"Gantian aku yang di belakang sama Mama" ucap Raksa menahan pintu mobil ketika Alga ingin membukanya.

"Lo di depan sama Papa" balas Alga menepis tangan adiknya.

"Tadi kan pas berangkat Abang udah sama Mama, gantian lah" ucap Raksa menarik tangan Abang-nya agar menjauh dari pintu mobil.

"Lo ngalah lah sama gue. Lo yang duduk di depan sama Papa gue yang di belakang sama Mama-"

"Sekarang apa lagi yang di ribut-in?" tanya Saga menghapri kedua anaknya yang tengah berdebat di dekat mobilnya.

"Aku mau duduk di belakang sama Mama, gantian Abang yang di depan" jawab Raksa berjalan mendekati sang Mama.

"Gak bisa lah, udah bener lo duduk di depan sama Papa gue yang sama Mama" balas Alga menarik adiknya.

Plak

"Anj-"

"Alga" tegur Saga menatap tajam anak sulungnya yang sudah mengangkat tangannya ingin membalas pukulan adiknya.

"Kamu yang salah, kamu duluan yang kasar di balas adeknya ngegas" sambungnya lagi.

"Tinggal duduk di belakang barang-barang aja gak usah ribut-ribut, mau berangkat ribut masa mau pulang juga ribut dulu" ucap Shakira tak habis pikir dengan kedua anaknya ada saja yang mereka berdua ributkan.

"Aku gak mau duduk bareng Abang" ucap Raksa mengeratkan pelukannya pada lengan Shakira.

"Dih, gue juga ogah duduk bareng lo" balas Alga lalu masuk ke dalam mobil lebih dulu.

"Papa, aku mau sama Mama. Tadi kan janjinya gantian" protes Raksa melihat Alga yang sudah duduk di bangku penumpang.

"Mama yang bawa mobilnya, adek duduk di depan sama Mama biar Abang yang di belakang sama Papa" ucap Shakira mencium kening anaknya.

"Ayo pulang" ajak Saga lalu masuk ke dalam mobil, sebelum Alga melayangkan protes Saga lebih dulu berkata "Kamu yang masuk duluan tadi, jangan protes atau mau pulang jalan kaki"

"Iyalah anak kesayangan pasti dapatin apa pun yang dia mau" guamamnya yang tentunya masih bisa di dengar oleh Saga.

"Kamu sendiri tadi yang bilang gantian sampai sini ingkar janji" ucap Saga.

"Tadi ribut sama Adeknya sekarang lanjut ribut sama bapaknya" batin Shakira sambil fokus menyetir mobil.

"Mama bisa gak ke sininya lagi gak usah besok tapi kapan-kapan aja?" tanya Raksa, karena tadi dokter memintanya untuk kembali dan melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

"Mana bisa gitu, besok harus balik lagi ke sini" balas Shakira sekilas menoleh pada anak bungsunya.

"Kan bisa pas hari minggu"

"Siapa yang kalau sakit gak ngasih tau? Mama kan udah bilang kalau ngerasa ada yang sakit atau gak enak harus bilang sama Mama atau Papa. Tapi hari ini apa kata dokter? Tadi dengar sendiri kan?" tanya Shakira.

Tadi saat pemeriksaan dokter mengatakan jika ada Penumpukan darah di rongga dada dapat menekan paru-paru dan mengganggu fungsi pernapasan. Jika kumpulan darah membesar, paru-paru bisa kolaps atau mengempis, akibatnya, fungsi pernapasan akan menurun atau bisa di sebut dengan Hemothorax.

Dokter meminta anak itu untuk rawat inap namun Raksa tidak mau karena kakaknya tidak di rawat inap maka dirinya juga tidak.

"Lagian cuam sedikit" ucapnya lirih.

"Emang dia kenapa?" penasaran Alga karena tadi dia tidak ikut masuk saat adiknya di periksa dia lebih memilih pergi ke kantin dari pada ikut masuk menemani adiknya.

"Adek-"

"Abang gak usah kepo ya, aku aja gak boleh tau urusan Abang" sela Raksa menoleh ke belakang menetap Alga dengan kesal.

"Lo anak kecil gak pantes ikut campur urusan orang dewasa" balas Alga berusaha meraih adiknya namu tangannya lebih dulu di tahan oleh Papa-nya.

"Lepasin Pa, tadi dia udah mukul aku belum balas" ucap Alga menepis tangan Papa-nya.

"Kamu tadi yang mulai duluan bukan adek" bela Saga pada anak bungsunya, memang tadi yang mulai kasar Alga dulu jadi tidak salah jika adiknya membalasnya.

"Papa kayanya di rumah ada tamu" ucap Raksa menujuk berberapa mobil yang terparkir di depan rumahnya.

"Oma" gumam Alga lalu turun dari mobil setelah Shakira menghentikan mobilnya di depan rumah.

"Oma" panggil Alga berlari menghampiri Dewi lalu memeluknya dengan erat "Oma kok kesini gak ngasih tau?" tanyanya lalu melepas pelukannya pada Dewi.

"Karena Papa mu yang tidak pernah membalas pesan atau pun mengangkat telepon dari Oma, makanya Oma terpaksa ke sini. Kamu juga kenapa udah lama gak pernah main ke mansion?" ujar Dewi mengusap rambut cucu kesayangannya.

"Aku sibuk belajar, sebentar lagi kan mau ujian" balas Alga tersenyum lembut pada Nenek-nya.

"Di mana Mama sama Papa mu?" tanya Dewi melihat ke sekelilingnya dan menemukan Saga dan Shakira sedang berjalan ke arahnya dengan seorang anak di antara mereka berdua.

"Mami-"

"Siapa yang mengijinkan orang asing masuk ke dalam rumah?" ucap Dewi menatap tak suka pada Raksa.

Raksa menghentikan langkah, ia paham yang di maksud orang asing adalah dirinya "Kenapa berhenti ayo masuk, kamu harus istirahat" ajak Shakira menggandeng tangan anaknya.

"Shakira, apa kau lupa tentang peraturan keluarga?" ucap Dewi menatap tajam pada menantunya.

"Peraturan yang mana? Raksa putra ku dan ini ruamhnya" ucap Saga meraih tangan anaknya "Gak usah takut ini rumah kamu, kamu pulang ke rumah sendiri bukan rumah orang lain" ucap Saga dengan lembut mengusap rambut anaknya.

"Saga apa kau lupa anak itu sudah bukan lagi bagian dari keluarga kita, sejak dia pergi dari rumah ini. Maka sejak itu juga dia orang asing" ucap Dewi menegaskan kata orang asing sambil menujuk Raksa.

Raksa melepaskan genggaman tangan Saga "Papa aku tunggu di luar gak pa-pa" ucapnya lalu berjalan menjauh dari halaman rumah. Ia tidak ingin ada keributan hanya karena dirinya karena tidak ada yang perlu di ributkan jika Papa-nya mengizinkannya maka dirinya sudah pergi dan kembali tinggal di rumahnya yang dulu.

"Raksa" panggil Saga dan Shakira mengejar anak bungsunya.

"Lihat mereka sudah tidak peduli lagi dengan mu, mereka hanya peduli dengan anak sialan itu" ucap Dewi mengusap tangan Alga.

Shakira berjalan mendekati anak bungsunya yang duduk di tepi jalan tak jauh dari rumahnya, dapat di lihatnya anaknya menangis tanpa suara, tanpa sepatah katapun Shakira memeluk anaknya dengan erat "Di mana aku berada aku selalu mendapatkan penolakan, Mama gak perlu begini aku udah biasa" ucap Raksa melepas pelukan Shakira.

"Jangan nangis Ma" ucapnya mengusap air mata Mama-nya lalu tersenyum dengan lembut.

"Aku gak akan kemana-mana aku tungguin di sini, Mama sama Papa masuk aja dulu" ucapnya lagi.

"Jangan dengerin kata mereka, ini rumah kamu rumah kita, yang tamu itu mereka bukan kamu" ucap Saga mengusap air mata anaknya.

"Berapa lama aku harus pura-pura jadi orang tuli sedangkan sura mereka jelas terdengar di telinga aku"  batin Raksa. Hal seperti ini sudah sering terjadi di tempat tinggalnya dulu juga sama orang-orang selalu menghina dirinya menganggapnya sebagai pembawa sial.

"Ayo kita masuk" ajak Shakira mengusap rambut anaknya dengan lembut.

"Mama sama Papa masuk dulu nanti aku nyusul" jawab Raksa tersenyum tipis.

"Kamu masih mau di sini Mama temenin" balas Shakira mendudukkan dirinya di sebelah anaknya "Kamu masuklah dulu biar aku yang temenin Raksa di sini" ucapnya pada Saga.

"Kita-"

"Alga udah di dalam" sela Shakira yang langsung di mengerti oleh Saga "Jangan lama-lama ini udah sore, kamu juga harus istirahat" ucap Saga mencium kening anaknya lalu segera masuk ke dalam rumah.








RAKSA MAHATAM (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang