Keluarga Cemara

272 14 1
                                    

Di sebuah rumah yang luas dan megah terdapat keluarga yang sedang berbincang bincang sambil tertawa bersama. Mereka adalah keluarga aisyah. Mereka terkenal dengan keluarga cemara dan membuat siapa saja yang melihatnya akan merasa iri, bagaimana tidak. Aisyah yang di besarkan dengan penuh cinta dan kasih sayang.

Di sini. Di sebuah ruang tamu, mereka sedang tertawa karna kelakuan sang abang. Bagaimana tidak tertawa? Mereka semua merasa lucu dengan keadaan abangnya yang sekarang sedang patah hati. Karena cintanya di tolak perempuan yang selama ini diam diam ia cintai.

"Udah ah, adek sakit perutnya dari tadi ketawa terus"ujar aisyah sambil memegangi perutnya.

"Gimana ayah gak ketawa coba dek, kamu gak liat kondisi abang mu itu. Ck ck dasar laki laki cengeng, baru di putusin sama pacar aja udah nangis. Apalagi nanti kalo di tolak gak mau nikah sama abang kamu. Udah gila kali dia haha"ucap sang ayah sambil terus tertawa.

"Ayah sama adek apaan sih, dari tadi gak berhenti ketawa. Abang lagi patah hati bukanya di beri saran malah di ketawain"ucapnya ketus.

"Gimana ayah gak ketawa, mukamu itu loh udah kaya pengemis jalanan bang"ucap sang bunda yang menimpali ucapan sang suami.

"Ih bunda sama aja kaya mereka. Udah ah abang malas sama kalian, abang mau ke kamar aja. Orang lagi patah hati bukannya di kasih saran, di kasih semangat gitu"cecarnya.

Sang abang yang kesal pun pergi meninggalkan mereka, dan menghentak hentakkan kakinya karena kesal. Dan ia pun pergi ke kamarnya.

Ketika sudah di depan pintu. Ia masuk dan menutupnya kembali dengan sangat kencang, sampai terdengar ke bawah.

"Astaghfirullah, abang kamu itu kaya bocil aja"ucap sang ayah yang terkejut karena mendengar pintu di tutup dengan sangat kasar.

"Sudah sudah, sekarang kita masuk ke kamar. Istirahat udah jam 10 malam"tegur sang bunda.

"Baik bunda, aisyah duluan ya"

"Iya sayang selamat tidur"jawab sang bunda sambil mencium kening anak nya dan di susul sang ayah.

"Selamat tidur juga ayah, bunda."

Aisyah pun pergi ke kamarnya setelah berpamitan dengan kedua orang tuanya.
Sedangkan sang ayah dan bunda masih di bawah. Sang bunda yang melihat kedua anaknya sudah masuk ke kamar masing masing pun bergumam dalam hatinya.
*Semoga kalian selalu bersama ya sayang. Kenapa perasaan bunda kalian akan bertengkar hebat dan dan di antara kalian ada yang pergi. Semoga itu hanya perasaan bunda saja, kalian berdua harus selalu bersama bagaimanapun nanti kondisinya*.

"Bun kenapa bengong, ayo kita ke atas. Kita istirahat"ajak sang suami.

Ucapan sang suami membuyarkan lamunannya, dan ia pun menganggukan kepalanya lantas pergi ke kamar untuk istirahat. Dan malam itu pun sudah menjadi pertanda, bahwa selama ini keluarga yang selalu mereka di idam idamkan, yang selalu membuat mereka merasa iri, suatu saat nanti akan mengagetkan mereka semua.

Ujian Aisyah[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang