Mereka semua duduk di tempat yang sama dan menunggu hasil dari pemeriksaan dokter, yang tadi kembali masuk ke ruangan gus fathi. Mereka semua cemas akan hasil pemeriksaan kali ini dan hanya bisa berharap semoga semuanya akan baik baik saja.
Sedangkan di dalam ruangan, dokter sedang memeriksa gus fathi yang kembali mengalami kejang kejang.
"Bagaimana sus keadaannya sekarang?"Tanya dokter ketika sudah memeriksa kondisinya.
"Sudah membaik dok, hanya perlu menunggu sadar dari komanya saja"ujar suster dan sang dokter menganggukan kepala lantas membereskan alat alat yang tadi ia pakai untuk memeriksa.
Enghhh
Suara lenguhan gus fathi yang terbangun dari koma langsung sedikit dikit membuka kedua matanya, ia mengedarkan pandangan untuk melihat ia ada dimana.
"Anda sudah sadar"ujar dokter ketika melihat gus fathi membuka matanya.
"Saya di--ma--na?"Tanya gus fathi yang masih terbata yang masih bingung dengan kondisi sekarang.
"Anda sedang berada di rumah sakit, apa ada sakit yang sedang anda rasakan sekarang?"Tanyanya dan gus fathi mengelengkan kepala.
"Alhamdulilah, karna anda sudah siuman. Saya permisi, untuk beritahu keluarga anda yang di luar"kata dokter dan gus fathi menganggukan kepalanya lagi dengan pelan.
Ceklek
Suara pintu di buka membuat mereka semua langsung berdiri dan menghampiri dokter.
"Bagaimana dok keadaan anak kami?"Tanya kiyai.
"Alhamdulilah, kondisi pasien sudah membaik dan sudah sadar dari komanya"ujar dokter.
"Alhamdulilah"ucap syukur mereka semua.
"Apa kami boleh masuk ke dalam dok?"Tanya bunda fatim yang sudah kembali tenang.
"Boleh pak, bu. Tapi jangan terlalu banyak bertanya dulu ya, karena pasien baru saja sadar dan biarkan pasien istirahat"ujar dokter.
"Baik terima kasih dok"jawab mereka.
"Sama sama. Mari kami permisi pak, bu"pamit dokter dan mereka semua menganggukan kepalanya lantas masuk ke dalam ruangan yang mana gus fathi sudah sadar dari komanya.
Ceklek
Suara pintu yang di buka oleh mereka, membuat gus fathi mengedarkan pandangannya. Gus fathi melihat ke arah pintu yang ternyata mereka keluarganya.
"Bunda"panggil fathi yang masih lemah ketika melihat mereka berjalan menghampiri dirinya.
"Hiks, hiks abang. Gimana kabar kamu sayang"tangis bunda fatim yang menghampiri sang anak dan memeluknya.
"Fathi tidak apa pa bund, bunda jangan nangis"katanya yang masih lemah dan menghapus air mata sang bunda dengan kedua tangannya. Bunda fatim menganggukan kepalanya sambil tersenyum hangat melepaskan pelukan itu.
"Oh iya fatih mana? Apa dia baik baik saja"Tanyanya yang mengkhawatirkan sang adik.
"Aku baik bang, hanya ada luka sedikit"ujar fatih di belakang yang mendekat ke arah sang abang.
Gus fathi menghela nafas lega ketika melihat kondisi adiknya yang baik baik saja.
"Gimana kabar kamu nak?"Tanya kiyai muftar dan umi nyai.
"Fathi baik baik saja mi, bi. Jangan khawatirkan fathi"jawabnya.
"Abang....."panggil ning putri yang langsung memeluk sang abang dan menangis di dalam pelukannya.
"Dasar cengeng, sudah jangan nangis"ujarnya yang menghadapkan sang adik untuk melihat ke arahnya, ia menghapus air mata adik bungsunya, sama seperti yang dia lakukan kepada sang bunda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ujian Aisyah[End]
Ficção Adolescente📌 FOLLOW SEBELUM BACA📌 Ketika hati ingin hijrah, tetapi keluarga malah menentang. Bagaimana rasanya? Perjalanan hijrah yang Aisyah lewati, banyak melalui rintangan dan ujian. Akankah Aisyah mampu untuk melewati ujiannya? Lantas bagaimana kelanjut...