Adzan magrib berkumandang, gus fathi mengeliatkan badan dan mengucek kedua matanya. Ia menoleh ke samping menatap sang istri dan menempelken tangannya untuk mengecek dahi aisyah syang sudah tidak panas seperti tadi siang.
Gus fathi bangun dari tidurnya dan duduk di samping aisyah untuk membangunkannya shalat.
"Dek---bangun shalat magrib dulu"ajaknya yang mengusap pipi aisyah.
"Eghhh, mas udah wudhu"suara parau aisyah yang mengucek kedua matanya, dan menatap sang suami.
"Belum, mau shalat berjamaah?"Tanya gus fathi.
"Iya mas"jawab aisyah yang bangun tidurnya, dan duduk di samping gus fathi.
"Kuat buat ambil wudhunya?"Tanyanya lagi.
"Insyallah adek kuat, mas gak perlu khawatir."
"Yasudah ayo kita ambil air wudhu."
Gus fathi memapah aisyah dengan pelan masuk ke dalam kamar mandi. Aisyah lebih dulu wudhu, dan di lanjut dengan gus fathi.
10 menit kemudian mereka selesai shalat berjamaah.Gus fathi menoleh ke belakang menyodorkan tangannya dan aisyah mencium tangan suaminya dengan takzim, serta gus fathi mencium kening aisyah dengan lembut.
"Adek ke dapur dulu ya mas"ucapnya yang menaruh mukena di tempat biasa.
"Mau apa?"Tanyanya yang menaruh sejadahnya di meja.
"Adek mau masak, adek lupa mas belum makan kan?"
"Tidak usah dek, kamu istirahat aja biar nanti mas beli makan di depan pesantren."
"Adek merepotkan mas ya?"Tanya lirih aisyah.
"Kamu bilang apa sih, mas gak ngerasa di repotkan sama kamu. Mas khawatir kamu kecapean, jadi kita beli makan di luar aja"ujar lembut gus fathi yang menyusul aisyah ke kasur.
"Makasi ya mas."
"Sama-sama sayang, yasudah mas pergi dulu. Adek istirahat dan jangan kemana mana."
Setelah kepergian gus fathi, aisyah merebahkan badannya ke kasur. Ia menatap atap rumah itu dengan pikiran yang jauh melayang. Matanya berkaca kaca, dan ia bingung dengan pikirannya sendiri. Aisyah ingin jujur tapi takut akan reaksi suaminya nanti.
"Apa nanti jika waktunya sudah tiba, mas akan marah jika tau keadaan adek yang sebenarnya? Adek harap mas tidak marah dan ikhlas suatu saat nanti"gumamnya yang tersenyum getir sambil menatap sekililing kamar.
Kamar ini yang sudah memberi ia kebahagiaan. Kamar ini yang menjadi saksi bisu perjalanan rumah tangganya, dan rumah ini juga yang banyak menyimpan kenangan untuk dirinya bersama sang suami.
Aisyah sekuat tenaga menahan air mata agar tidak keluar, tapi semakin di tahan, air mata itu mengalir deras di pipinya. Ia ikhlas jika waktu itu tiba nantinya. Aisyah hanya berharap semoga semuanya baik baik saja.
25 menit berlalu, gus fathi sudah mendapatkan makanannya. Ia lantas segera buru buru pulang karena khawatir akan kondisi aisyah. Ia berjalan sambil melihat lihat kondisi pesantren yang ramai, ada beberapa orang yang menyapa dan gus fathi hanya menjawab ala kadarnya saja.
Hingga tiba di depan rumah, ia mengucapkan salam lebih dulu dan masuk ke dalam. Aisyah yang waktu itu sedang pikirannya kacau memilih untuk tertidur, hingga ia merasakan usapan lembut di pipinya.
Aisyah menggeliatkan badan dan melihat siapa yang datang, ternyata suaminya sudah kembali. Dan ia segera bangun mendudukan bokongnya sejajar dengan gus fathi.
"Mas sudah pulang?"Tanyanya dengan suara khas bangun tidur.
"Baru tadi sampai, adek makan dulu ya"titahnya yang membuka makanan itu dan menaruhnya di piring.
Sebelum pergi ke kamar, gus fathi pergi ke dapur untuk mengambil air minum dan piring. Setelah itu ia mengambil beberapa buah dan berjalan masuk ke kamar. Ketika membuka pintu, ternyata aisyah tertidur.
Ia menyimpan air dan yang lain di meja, baru setelah itu ia membangunkan aisyah.
"Mas suapi ya"ujarnya yang sudah membuka makanan dan menaruhnya di piring.
"Gak usah mas, mas juga makan. Adek bisa sendiri"jawabnya yang mengambil piring itu dari tangan sang suami.
"Yasudah kita makan bareng bareng"jawabnya dan mereka pun makan bersama di kamar.
Menit berlalu mereka selesai dengan makanannya. Gus fathi segera memberi aisyah air minum dan memberikannya obat. Setelah itu aisyah meminum obatnya hingga air minum habis. Gus fathi mengambil gelas tersebut dan menaruhnya kembali di meja.
"Adek mau makan buah?"Tanyanya.
"Tidak mas, adek mau istirahat lagi"ujar aisyah yang kembali merebahkan badannya ke kasur.
"Yasudah adek istirahat, mas mau bereskan ini dulu"katanya yang pergi membawa piring kotor dan gelas untuk ia cuci.
Aisyah menatap punggung lebar sang suami yang pergi dari hadapannya. Ia tersenyum dan kemudian memilih untuk tidur.
Ketika aisyah sudah masuk ke dalam mimpi, gus fathi kembali setelah menyelesaikan cucian piringnya. Ia menatap wajah cantik sang istri, dan membelai pipinya dengan lembut. Lantas ia pun mencium kening aisyah.
"Selamat istirahat sayang, mas mau kerjakan beberapa kerjaan dulu"ujarnya yang pergi ke kamar sebelah untuk meeting.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ujian Aisyah[End]
أدب المراهقين📌 FOLLOW SEBELUM BACA📌 Ketika hati ingin hijrah, tetapi keluarga malah menentang. Bagaimana rasanya? Perjalanan hijrah yang Aisyah lewati, banyak melalui rintangan dan ujian. Akankah Aisyah mampu untuk melewati ujiannya? Lantas bagaimana kelanjut...