Setelah pelajaran kedua selesai, mereka semua membubarkan diri dan aisyah segera mengemas buku dan yang lain. Setelah selesai, aisyah ikut bergabung dengan teman sekamarnya tadi.
"Ada yang bisa anterin aku ke ruang guru gak?"Tanya aisyah kepada teman sekamarnya.
"Kalo abdi gak bisa aisyah"ucap sella yang memang bicaranya di campur, kadang sunda kadang indonesia.
"Ana pun gak bisa"timpal sarah.
"Yang lain gabisa juga ya? Masny kamu bisa anter gak?"Tanya aisyah.
"Afwan ya aisyah ana gak bisa, karena ana ada jadwal buat masak hari ini"ujar masny.
"Hmm gitu ya, yaudah tidak apa apa aku pergi sendiri aja"ucap aisyah.
"Kita bareng"ujar zifara yang tiba tiba sudah ada di belakang aisyah.
Sebenernya tadi zifara pun di suruh ke ruang guru untuk membagikan buku pelajaran buat kelas besok.
"Kamu juga mau ke ruang guru?"Tanya aisyah.
"Iya kita bareng aja. Kamu juga belum tau ruangannya kan?"ujar zifara.
"Iya, yaudah kita pergi sekarang aja"kata aisyah.
Zifara menganggukan kepalanya dan aisyah pergi ke ruang guru bersama dirinya. Sedangkan teman sekamarnya pergi ke tugasnya masing masing. Di perjalanan mereka tidak banyak mengobrol karena masih dalam kondisi canggung, dan belum dekat juga. Obrolan mereka pun tidak jauh dari tentang pondok pesantren.
Setelah hampir sekitar 15 menitan mereka berjalan, akhirnya mereka sampai ke ruang guru. Tapi aisyah dan zifara harus berpisah karena beda tempat, aisyah ke ruang guru gus fathi, dan zifara ke ruang guru gus alif. Zifara sebenernya kesal kenapa harus ke ruangan ini, tetapi sudahlah ini tugas dia.
Aisyah tidak lupa mengetuk pintu ruangan itu, setelah tadi di persilahkan ustadzah anna.
Tok
Tok
Tok
"Assalamualaikum"ucap salam aisyah yang masih di depan pintu.
"Waalaikumsalam, masuk"jawab orang yang ada dalam ruangan itu.
Ceklek
Aisyah membuka pintu dan masih berdiam diri di dekat pintu itu, karena belum di persilahkan untuk maju.
"Duduk"titahnya.
Aisyah lantas berjalan dan segera duduk. Mereka saling berhadapan, akan tetapi, gus fathi tengah sibuk dengan pekerjaannya. Jadi tidak melihat ke arah manapun selain ke komputer.
"Maaf tadi di suruh ambil buku oleh ustadzah anna"ucap aisyah kikuk.
Gus fathi tidak langsung menjawab, melainkan segera berdiri dan berjalan ke arah tumpukkan meja di sebelah kanan. Dan mengambil beberapa buku yang ada di situ.
Brak
Suara buku yang di taruh di meja dengan lumayan pelan, berhasil membuat aisyah mendonggakan kepala dan melihat betapa banyaknya buku itu. Apakah sebanyak itu pelajaran di pesantren ini, pikir aisyah.
Mereka berdua masih berdiam tanpa mengeluarkan satu kata pun. Sehingga suara deheman gus fathi membuat aisyah segera mengambil buku itu."Ekhem"
"Eh maaf, yaudah makasii ust...adz"ujarnya terbata karena tidak tau harus memanggil apa.
"Fathi"ucapnya.
Aisyah sedikit mendonggakan kepalanya untuk melihat apakah dia adalah laki laki yang waktu itu makan malam di rumah bu nyai. Setelah menelisik wajahnya, ternyata memang benar ternyata dia adalah gus fathi.
"Terima kasih, wassalamualaikum"pamitnya yang buru buru pergi dan menutup pintu.
"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh"jawab gus fathi ketika melihat aisyah sudah pergi. Dan ia kembali melihat ke arah komputer, karena pekerjaannya sangat menumpuk hari ini. Di tambah lagi akhir bulan di adakan perlombaan, jadi double lah kini tugasnya.
Berbeda di ruangan sebelah. Zifara terlihat sangat kesal karena sedari tadi di kerjai oleh gus alif. Niat hati ingin segera di berikan buku, tetapi gus alif malah mengerjainya.
"Cepetan gus, siniin bukunya. Saya laporin juga anta ke gus fathi"ujar zifara kesal.
"Silahkan kalau berani"ledek gus alif yang masih menyembunyikan bukunya ke belakang.
"Aish, gus alif jangan buat saya kesal dong. Saya gak ada waktu buat ladenin ledekkan gus"ujarnya geram.
"Berikan aja atuh gus, dari tadi nungguin juga. Kasian itu"tegur ustadzah anis yang sedari tadi diam, dan akhirnya mengeluarkan suaranya.
"Tuh dengerin"ujar ketus fara.
"Baiklah nih"ujar gus alif yang mengalah dan segera memberi buku itu kepada zifara.
Fara langsung mengambil bukunya, dan buru buru pergi. Tetapi sebelum pergi, fara meledek gus alif dengan menjulurkan lidahnya, karena ada yang membelanya kali ini. Ustadzah anis hanya geleng geleng kepala, karena memang sudah biasa jika ada dua orang ini pasti akan heboh dan selalu ribut. Kaya tom and Jerry.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ujian Aisyah[End]
Roman pour Adolescents📌 FOLLOW SEBELUM BACA📌 Ketika hati ingin hijrah, tetapi keluarga malah menentang. Bagaimana rasanya? Perjalanan hijrah yang Aisyah lewati, banyak melalui rintangan dan ujian. Akankah Aisyah mampu untuk melewati ujiannya? Lantas bagaimana kelanjut...