Setelah sekitar 45 menitan, kiyai muftar dan Gus bagas akhirnya sampai di rumah sakit. Selama perjalanan bunda fatim di tuntun sang umi dan aisyah, sedangkan ning putri terus menangis di pelukan sang ayah.
"Mi, fatim gak kuat"tangisnya.
"Insyallah keadaan mereka baik baik saja, yang perlu kita lakukan sekarang adalah mendoakan mereka nak"ujar sang umi yang berusaha menguatkan mantunya.
Gus bagas sebenarnya tidak tega melihat kondisi sang istri yang tidak karuan seperti itu. Ia pun sebenarnya ingin menumpahkan segala tangisannya ketika mendengar sang anak kecelakaan. Akan tetapi, ia berusaha tenang untuk menguatkan keluarganya. Karena dia adalah pondasi yang harus kuat kapan saja ketika badai menerjang keluarga mereka.
Mereka terus berjalan dan tidak lupa menanyakan dimana letak kamar anak mereka yang mengalami kecelakaan. Setelah di beritahu, mereka berjalan cukup jauh hingga akhirnya tiba di ruangan tersebut. Yang mana Gus fatih sedang duduk seorang diri di dekat pintu.
"Nak...."panggil kiyai yang mendekat ke arah cucunya.
Gus fatih mendonggakan kepalanya untuk melihat siapa yang memanggil. Ketika sudah melihat siapa orang tersebut, gus fatih langsung berhambur memeluk sang kakek.
"Hiks, hiks, abi"tangis pecah gus fatih dan kiyai muftar mengusap punggung sang cucu untuk menenangkannya.
"Bang fathi mana?"Tanya ning putri terbata yang tidak melihat sosok sang abang.
Gus fatih hanya diam, belum mau mengangkat suaranya. Sedangkan bunda fatim sudah menangis sedari tadi ketika tidak melihat anak pertamanya. Apalagi ketika melihat anak keduanya menangis, pikiran buruk sudah bermunculan di kepalanya.
Bunda fatim masih di tenangkan oleh aisyah, sedangkan aisyah kondisinya tidak jauh berbeda dari mereka.
"Ka, mana abang?"Tanya gus bagas yang berusaha tenang dan gus fatih masih tetap belum mau menjawabnya.
"Nak bicaralah apa yang sebenarnya terjadi, kenapa bisa sampai kecelakaan"ujar sang umi yang ikut mengusap punggung cucunya.
"Hiks, hiks, jadi begini...."ujar gus fatih yang akhirnya mau menceritakan kronologi kecelakaan itu.
Fallsback
Gus fathi dan sang adik yang berada di dalam mobil hanya diam tanpa mengeluarkan satu kata pun. Berbeda di mobil yang lain terlihat sekali mereka bercanda dan berbincang bincang.
Ketika gus fathi sedang mengemudikan mobil, tiba tiba dari arah belakang ada yang menabrak mobil mereka, yang berhasil membuat mobil yang di tumpangi mereka berdua oleng dan terguling.
Gus Fatih terpental ke arah kanan, sedangkan gus fathi terpental ke sebelah kiri. Mobil yang menabrak mereka pun parah, karena mobilnya meledak di tempat kejadian.
Sehingga kecelakaan tersebut membuat para korban mengalami luka yang cukup parah. Mobil yang di pakai gus fathi bagian depan rusak tidak terselamatkan. Untungnya tidak ada serpihan kaca yang mengoreskan mereka, karena lebih dulu terpental sebelum mobil itu hancur.
back to the beginning
"Astagfirullah terus kalian tidak apa apa nak?"Tanya sang umi yang panik ketika mendengar cerita itu.
"Fatih tidak apa apa mi tapi, aba--ngg...."ujarnya terbata yang menjeda perkataannya.
"Dimana abangmu? Bagaimana kondisinya sekarang? Kenapa dia tidak ada di sini"cecar sang bunda sambil menangis.
"Bunda sabar dulu, kita dengarkan penjelasan dari gus fatih"ujar aisyah yang menenangkan.
"Tenangkan diri kamu fatim, bicaralah nak bagaimana kondisi abangmu sekarang. Kenapa dia tidak ada di sini bersama kamu"ujar kiyai.
Gus fatih menghela nafas kasarnya dan mencoba menenangkan sedikit hatinya.
"Bun...."panggil gus fatih.
"Hiks, hiks, mafkan fatih yang belum bisa menjaga abang. Abang ada di dalam ruangan, dan dokter bilang, abang tadi sempat me--le--mah jantungnya"jawab gus fatih yang sudah tidak kuat menahan tangisannya.
Deg
Jantung mereka berdegup kencang dan terdiam selama beberapa menit. Tak butuh waktu lama mereka pun semuanya menangis ketika mendengar kondisi gus fathi sekarang. Sedangkan bunda fatim sudah terkapar lemas sambil duduk di lantai yang di temani aisyah untuk menenangkannya. Walaupun ya percuma, karena seorang ibu pasti akan merasakan sakit ketika anaknya di dalam ruangan sedang bertaruh nyawa.
"Tapi kata dokter, sekarang kondisinya sudah kembali normal mi. Cuma sekarang abang masih koma"ujar gus fatih terbata dan
Brakk
Bunda fatim jatuh pingsan yang kedua kalinya ketika mendengar sang anak terbaring koma. Gus bagas mengangkat tubuh sang istri dan membawanya ke kursi dan membaringkannya.
"Hiks, hiks. Abang"tangis ning putri yang langsung memeluk gus fatih dan gus fatih membalas pelukan itu.
"Abang fa--thi gak akan ke--napa ke--napa kan bang?"Tanya ning putri terbata yang menangis di pelukan sang abang. Sedangkan gus fatih hanya diam saja. Jujur dia pun khawatir dengan kondisi sang abang saat ini.
"Insyaallah fathi akan baik baik saja. Sekarang hanya doa yang dia butuhkan dan tenangkan diri kalian. Ingat ini musibah buat kita, dan kita tidak akan pernah tau bahwa kita akan mendapatkan musibah seperti ini. jadi ikhlas dan bersabarlah"ujar kiyai menasehati mereka.
Mereka menganggukan kepalanya dan aisyah bergumam dalam hatinya"Ya Allah sehatkan kembali keadaan gus fathi, hamba merasa bersalah ya Allah. Karena hal ini terjadi ketika akan mengantarkan hamba ke keluarga hamba"ujar aisyah yang merasa bersalah karena kondisi gus fathi sekarang. Ia merasa bahwa ini adalah ulah dirinya sendiri, padahal takdir yang sudah membawa mereka semua berada di sini. Dan kejadian ini adalah musibah dari Allah untuk keluarga Al Muftar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ujian Aisyah[End]
Fiksi Remaja📌 FOLLOW SEBELUM BACA📌 Ketika hati ingin hijrah, tetapi keluarga malah menentang. Bagaimana rasanya? Perjalanan hijrah yang Aisyah lewati, banyak melalui rintangan dan ujian. Akankah Aisyah mampu untuk melewati ujiannya? Lantas bagaimana kelanjut...