"Percayalah kepada Allah ketika segala sesuatunya tidak berjalan seperti yang kamu inginkan. Allah punya rencana yang lebih baik untukmu, lidah seseorang itu bisa memberimu rasa hati yang sesungguhnya."
#Ibnu Qayyim
Setelah menempuh jarak sekitar 2 jam perjalanan, akhirnya mereka sampai di kota Bogor. Aisyah terpana dengan desa yang ia lewati sekarang, pohon yang lebat mengelilingi setiap perjalanan mereka, sekali kali angin menerpa mereka berdua.
Aisyah senang akhirnya bisa merasakan rasa tenang kembali setelah berbagai ujian menghampirinya. Mereka berdya akhirnya sampai, tetapi mereka tidak lantas langsung pergi ke pondok pesantren, melainkan ia tinggal di rumah gadis yang sudah mengantarkannya ke kota ini.
Mereka menepikan motor terlebih dahulu dan masuk ke dalam rumah yang cukup lumayan bagus. Rumah itu di sekililingi dengan warna yang dominan berwarna putih dan biru.
"Kakak duduk dulu ya, aku panggilkan kedua orang tuaku dulu"ucap gadis itu setelah sampai di ruang tamu.
"Iya ka"jawab aisyah.
Sang gadis pun lantas pergi mencari kedua orang tuanya, sedangkan aisyah hanya duduk sambil melihat keadaan rumah ini. Setelah menunggu beberapa menit, gadis itu datang bersama dengan kedua orangtuanya. Aisyah lantas berdiri dan menyalami tangan mereka berdua.
"kamu nak yang namanya aisyah?"Tanya bu ratih
"Iya bu"jawab aisyah.
"Mari duduk nak, hanum kamu pergi ambil air minum dan beberapa makanan untuk nak aisyah ya"titah sang ibu.
"Tidak usah repot repot bu pak"ucap aisyah tak enak.
"Tidak apa apa nak, kamu kan tamu. Kami wajib menjamunya, mungkin nanti makanannya tidak sama dengan makanan kota ya nak"kata bapak hasan.
"Iya pak tidak apa apa, saya malah berterima kasih"jawabnya.
"Sama sama nak, sudah kamu duduk lagi"ujar mereka berdua.
Setelah hanum menyelesaikan tugasnya, Mereka pun lantas berbincang-bincang. Ternyata kedua orang tua hanum sangat baik dan hangat. Aisyah bersyukur masih di kelilingi orang orang baik, setelah mereka berbincang bincang, aisyah di antarkan hanum ke kamarnya.
"Kakak bisa tidur di kamar ini ya"ujar gadis yang bernama hanum itu.
"Iya ka, makasi banyak ya sudah baik sama saya. Ntah saya harus membalas dengan apa kebaikan keluarga kakak"lirihnya.
"Sama-sama ka, tidak perlu memikirkan hal itu. Kami ikhlas menolong kakak"jawab hanum.
Aisyah menganggukan kepalanya lantas mereka berpamitan pergi ke kamar masing masing. Kamar aisyah berada di tengah, sisi kiri kamar hanum, dan sisi kanan kamar kedua orang tua hanum.
Aisyah membersihkan diri terlebih dahulu, tak lupa mengambil air wudhu untuk melaksanakan shalat isya. Setelah selesai dengan ritual mandi dan wudhu, aisyah pun melaksanakan shalatnya.
10 menit kemudian, setelah selesai salat isya. Seperti biasa aisyah mengadakan kedua tangganya seraya berdoa.
"Ya Allah, hamba ikhlas melewati ujian yang telah engkau berikan selama ini kepadaku. Hanya satu permintaan hamba, kuatkanlah pundakku dan hatiku untuk melewati semuanya. Berikan kelapangan dalam diri ini, untuk selalu ikhlas menerima semua takdirmu. Ridhoi langkah kakiku ya rabb, dimanapun hamba berada"doanya dan mengusap kedua telapak tangannya ke wajah.
Aisyah menitikan airmatanya. Ia tidak percaya akan menjadi wanita yang sekarang ini. Aisyah yang dulu cengeng dan manja, kini telah berubah dengan seiring berjalannya waktu. Ternyata memang takdir tidak pernah ada yang tau. Dari yang dulu keluarga bahagia, sekarang malah terpecah karena hal sepele. Dari yang dulu seorang pendosa, sekarang telah menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Itulah mengapa takdir tidak pernah ada yang tau.
Tugas kita hanya terus memperbaiki diri dan terus berusaha. Bagaimana nantinya, biarlah Allah yang mengatur skenarionya. Dan ketika rencana yang selama ini kita buat tidak sesuai dengan yang di inginkan, Janganlah kecewa. Percayalah Allah sebaik baiknya perencana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ujian Aisyah[End]
Ficção Adolescente📌 FOLLOW SEBELUM BACA📌 Ketika hati ingin hijrah, tetapi keluarga malah menentang. Bagaimana rasanya? Perjalanan hijrah yang Aisyah lewati, banyak melalui rintangan dan ujian. Akankah Aisyah mampu untuk melewati ujiannya? Lantas bagaimana kelanjut...