Wanita Kurcaci 🤶

381 47 3
                                    

Cahaya putih yang benderang muncul dari pohon Natal besar di taman itu. Dengan perasaan yang sedang bimbang Sana dan Tzuyu dipertemukan dengan wanita berukuran mini berpakaian khas santa. Ukuran kuping wanita itu memanjang dan runcing. Tahi lalat yang khas tercetak di atas hidungnya yang mancung.

"Hati yang luka, gelapkan pandang!" Kurcaci itu berseru.

Tzuyu menjatuhkan lilinnya ke tanah yang mulai memutih.

Salju turun semakin deras, membuat tubuh mereka diselimuti olehnya.

Sana menatap kosong seakan semua yang ada di hadapannya adalah mimpi.

"Siapa anda?" Suara Tzuyu bergetar.

Kurcaci itu hanya tersenyum, perlahan tubuhnya melayang menjauhi tanah. Tubuhnya yang kecil dan pendek kini sejajar dengan tinggi Tzuyu. Sehingga mereka bisa bertemu empat mata.

"Mengapa nona begitu putus asa?" Tanyanya ramah kepada Tzuyu.

Tzuyu segera memalingkan wajahnya. Ia merasa tidak nyaman kala wanita kurcaci di hadapannya melihat ke netra hitamnya. Seakan-akan wanita itu masuk ke dalam pikirannya.

"Aku tidak ingin hidup lagi." Ujar Tzuyu sambil menunduk menatap ujung sepatunya yang berlumuran salju.

Kurcaci wanita itu menggeleng. Ia berpaling ke arah Sana yang masih bengong dengan perasaan syok.

Sana mengepalkan tangannya. "Aku ingin membunuhnya!" Tatapan Sana beralih menuju Tzuyu yang masih tertunduk lemah.

"Benarkah? Ayolah gadis-gadis!" Wanita kurcaci itu berlagak kecewa.
"Di hari yang suci ini?" Dia terbang zigzag lebih tinggi.

Sana masih menatap Tzuyu lekat-lekat. Urat-urat di tangannya timbul dengan jelas akibat kepalannya yang kuat.

Wanita kurcaci itu menjentikkan jarinya.

Awalnya tidak terasa apapun. Namun beberapa detik setelahnya salju seakan berhenti bergerak. Sana yang merasa aneh melihat keselilingnya, tampaklah jam besar di dekat gereja berhenti berdetak. Wanita kurcaci itu menghentikan waktu.

Tzuyu yang merasakan hal yang sama menatap kurcaci itu untuk meminta penjelasan.

"Yang lebih menakutkan daripada kematian adalah perasaan yang mati semasih hidup." Wanita kurcaci kembali menapakkan kakinya di tanah. "Hati yang tulus adalah pintu gerbang kebahagiaan!"

Sana dan Tzuyu masih mencerna setiap kata wanita itu.

"Aku punya penawaran menarik!" Wanita itu mengangkat sebelah sudut bibirnya.

Sana mulai tampak muak. "Hentikan semua permainan bodoh ini!" Ia menatap wanita itu dengan tajam, ditariknya kerah pakaian Tzuyu dan menyeretnya meninggalkan wanita itu. "Akan kubunuh kau sekarang juga!!"

Tzuyu hanya bisa pasrah menerima kenyataan yang menyakitkan baginya. Awalnya ia ingin mengakhiri hidupnya. Namun, justru ia menjadi penyebab dua orang meninggal. Ia merenggut kebahagiaan gadis malang seusianya.

Sepuluh langkah mereka beranjak dari depan pohon Natal besar tersebut, namun mereka tidak bisa pergi dari sana. Dengan kata lain, mereka ditarik kembali kehadapan wanita kurcaci itu.

Sekitar sepuluh kali Sana mencoba lagi dan lagi. Hasilnya tetap sama.

Wanita kurcaci menyaksikan tingkah kedua gadis itu dengan tenang. "Bagaimana? Kalian menyerah?" Tanyanya sambil tersenyum kecil.

"Arrgghhhh siapa kamu sebenarnya??" Nafas Sana ngos-ngosan karena lelah mondar-mandir.

Tzuyu akhirnya sedikit bisa bernafas karena Sana tidak lagi mencengkeram kerah pakaiannya.

"Aku adalah sesuatu diluar kemampuan kalian memikirkannya!"

"BERHENTI BERMAIN TEKA-TEKI!!!" Sana mendengus kesal. Wajahnya memerah saking marahnya.

Wanita kurcaci seakan tidak terusik sama sekali. Ekspresinya tetap tenang. "Aku bisa mengubah yang ingin kalian ubah."

Tzuyu mengangkat sebelah alisnya. "Aku tahu itu tidak masuk akal. Bagaimana kamu membuktikannya? "

Wanita kurcaci itu tersenyum. "Aku tidak bisa membuktikannya. Namun, kalianlah yang harus membuktikannya!."

"Maksudnya?" Tzuyu menatap dengan serius. "Bisakah kamu mengubah takdir agar ayahku tidak mati dan ibuku tidak berselingkuh?"

"Tentu!. Jika hatimu tulus maka semuanya akan baik-baik saja."

Sana memutar bola matanya. "Omong kosong!"

"Aku tidak memaksa mereka yang tidak percaya. Semoga berbahagia!"

Satu jentikan membuat Sana menghilang dari tempat itu.

"Hei apa yang kau lakukan? Kemana perginya gadis itu?" Tzuyu memegang kepalanya dengan panik.

"Dia memang tidak beruntung! Tapi seseorang bisa membantunya kelak." Kurcaci itu mengedipkan sebelah matanya. "Terserah kamu mau percaya atau tidak!. 365 hari dari sekarang atau lebih tepatnya Natal tahun depan, kembalilah dengan hati yang lapang untuk menyambut kebahagiaan Natal yang paling gemerlap. Oh ya, satu lagi. Jika menjelang tenggat yang diberikan kalian mendekati gagal maka aku akan muncul saat salju pertama dan menarik tawaran itu."

"Apa? Tunggu sebentar bagaimana maksudnya?" Tzuyu masih belum mencerna sepenuhnya.

Wanita kurcaci itu menghilang.

Jam kembali berdenting dan salju yang sempat berhenti kembali bergerak seperti sedia kala.

Tzuyu merasakan pusing di kepalanya.

"Bagaimana? kalian sudah ingat?"

Sana menutup mulutnya dengan sorot mata tidak percaya.

Sebaliknya, Tzuyu yang selama ini berusaha memastikan Sana tidak terluka, tidaklah begitu kaget.

"Jadi kamu mengingat semuanya? " Sana mentap Tzuyu. "Itulah sebabnya kamu menguntitku?. Pantas saja aku tidak pernah ingat penyebab kematian orang tuaku!" Sana menatap tajam ke arah Tzuyu.

"Maafkan aku Sana. Aku mencoba memperbaiki semuanya." Tzuyu menunduk. Ia tidak sanggup melihat sorot mata Sana yang duka.

Sana memijat-mijat pelipisnya. Ia berlari dengan air mata kesedihan menjauhi lokasi itu.

"Sana... " Tzuyu berkata lirih.

Wanita kurcaci menatap Tzuyu. "Sulit menangani gadis itu ya?"

"Kumohon jangan tarik penawaran itu." Tzuyu berlutut berderai air mata. "Aku tidak bisa pergi sebelum rasa bersalah kepada Sana masih terus menghantuiku. Tolong kembalikan orang tua Sana!. Aku tidak ingin apapun lagi. Aku yakin kamu bisa mengubah takdir itu. Kembalikanlah orang tua Sana... " Tzuyu menangis sesegukan. Ia masih bernafas sampai saat ini karena ingin mengembalikan kebahagiaan Sana.

Wanita kurcaci agaknya senang melihat Tzuyu jujur kepadanya. Ia melihat kesungguhan Tzuyu untuk menghilangkan rasa bersalahnya.

"Baiklah! Aku tidak akan menarik penawarannya. Namun, ingat! Tenggatnya masih sama." Wanita kurcaci itu mengelus kepala Tzuyu singkat sebelum kembali hilang dengan satu jentikan jari.

🤶☄️💙💜
Vote!! ✨
See you on December 😙🙏

Christmas With You {Satzu}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang