Ketika tiba pada halaman terakhir novel, Sana disambut oleh jeritan ibunya dari dapur.
Sana menutup buku dan bergegas menghampiri ibunya.
"Sini nak, coba kamu cicipi ayam goreng ini. Ibu takut terlalu asin."
Sana mencoba ayam buatan ibunya. "Engga kok, ini pas."
"Wah aroma apa ini sedapnyaaa." Ayah Sana yang baru selesai menyiram kebun belakang rumah ikut mencoba masakan itu.
"Gimana yah?" Tanya ibu Sana.
Ayah Sana memberi dua jempol. "Top! "
Ibu Sana tersenyum bahagia. "Yasudah ayo kita makan bersama."
Keluarga kecil itu menikmati sarapan bersama. Ayah Sana yang jail membuat suasana meja makan semakin hidup. Canda dan tawa mengiringi kebahagiaan keluarga itu.
Ketika bertepuk tangan Sana kembali merasa aneh. Sebab gelang berwarna ungu di tangannya membuat perasaannya tidak enak. Ia terus berusaha mengingat kapan dan dimana ia mendapatkan gelang itu tapi tidak bisa. Ia berulang kali menanyai sahabat dan orang tuanya namun tak satupun dari mereka yang berkaitan dengan gelang tersebut.
"Kamu masih tidak ingat darimana gelang itu?" Tanya ibu Sana yang melihat putrinya bengong menatap gelang di tangannya.
"Coba kamu tanya pacar kamu. Pasti itu pemberiannya." Ucap ayah Sana menggoda anak gadisnya.
Sana mengerutkan keningnya. "Iih Ayah... Aku sudah katakan, Sana gak punya pacar!" Sana mengembungkan pipinya kesal.
Ibu dan Ayah Sana terkekeh.
"Sudahlah.. Sana mau pergi main dulu.."
"Iya hati-hati nak, salju diluar masih lebat." Ucap ayah Sana.
"Jangan lupa pakai pakaian hangat."
"Iyaaa ibu manisss." Sana mencium pipi ibunya.
Gadis itu melambai ke arah orang tuanya sebelum pergi keluar rumah.
Sana berniat untuk mengunjungi perpustakaan dan meminjam buku untuk dibacanya selama sisa liburan musim dingin.
"Kakak..." Teriak gadis berusia lima tahun.
Tzuyu yang sedang mengemas kopernya memeluk adik kecilnya itu. "Sullyon kamu kangen kakak ya?" Tzuyu mengusap pucuk kepala adiknya.
"Kakak jangan pergi. Nanti Uyun main sama siapa?" Rengek Sullyon sambil memegang kerah jaket kakaknya.
"Uyun.. Biarkan kakakmu berkemas, nanti dia ketinggalan pesawat loh.." Mama Tzuyu mencoba membujuk putri kecilnya.
Sullyon menggeleng. "Uyun mau ikut kakak ke Korea."
"Gak bisa Uyun, kalau kamu ikut kakak nanti dia tidak bisa fokus belajar." Ujar Mama Tzuyu.
"Kenapa kakak tidak belajar di Amerika saja? Kakak jahat mau ninggalin Uyun sendiri." Sullyon memonyongkan bibirnya.
Tzuyu dan Mamanya hanya tersenyum menanggapi tingkah Sullyon.
"Sudah biarkan saja, nanti dia pasti terbiasa." Ujar Mama Tzuyu.
"Aku titip Uyun ya Ma. Mama juga jaga kesehatan." Tzuyu memeluk mamanya dan berpamitan dengan Sullyon walau gadis kecil itu terlihat masih marah pada Tzuyu.
"Uyun jagain mamaya.. Jangan nakal.. Nanti kakak beliin kamu oleh-oleh yang banyak Deh! "
Uyun memeluk kakaknya.
Tzuyu melambai kepada mama dan adiknya.
Setibanya di bandara Incheon Tzuyu langsung mencari taxi agar dia bisa segera beristirahat. Perjalanan panjang serta cuaca yang dingin membuatnya mudah lelah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Christmas With You {Satzu}
FanficDua gadis asing bertemu saat salju pertama turun. Dihadapan pohon natal ditengah kota, mereka memimpikan natal yang gemerlap. Mampukah mereka menyalakan lilin dan menerangi satu sama lain? 🎄✨💜💙