Gengsi 😙

420 52 5
                                    

Ditengah kota yang bersalju Sana melihat ayah dan ibunya yang berjalan menuju gereja. Ia membelalakkan matanya, hatinya berdebar begitu kencangnya sampai ia tak sanggup menyangga keseimbangan tubuhnya.

"Ayah, ibu!" Sana berteriak.

Karena tak kunjung didengar Sana mengikuti kedua orangtuanya.

Jalanan kota dipadati oleh pejalan kaki. Kembang api berkilat disana sini. Suara petasan meriukkan sunyinya malam.

"Ayah, ibu! " Sana kembali berteriak.

Tetap saja orang tuanya tidak mendengar. Bahkan tidak menyadari keberadaan Sana.

Air mata Sana mengalir. "Kenapa kalian tidak mendengarkuuuu?! "

Sana berteriak sekeras mungkin, namun tampak tidak ada yang terusik dengan suara itu.

Ketika kedua orangtua Sana memasuki pintu gereja ia kehilangan mereka.

"Apa? Dimana kalian? Ayah, ibu!?"

Gereja itu kosong. Lampu menyala namun tidak tampak sosok manusia di sana. Hanya kursi-kursi gereja yang dingin dan tak berpenghuni serta lambang salib besar yang terpajang di tempat pemujaan.

Sana mencari kesana-kemari. Ia kehilangan jejak orang tuanya.
Ekspresinya gusar. Derai air mata membuat pipinya basah.

Ketika hendak jatuh, Sana merasakan tangan yang dingin mendekapnya dari belakang.

"Aku berjanji akan mengembalikan mereka. Meski nyawaku yang menjadi taruhannya." Tzuyu membalikkan tubuh Sana sehingga mata mereka bertemu.

Sana memelas dengan sisa kesadaran yang ia punya. "Tolong kembalikan mereka, Tzu. Aku sangat merindukan mereka!"

Tzuyu mengusap air mata yang menutupi pipi Sana yang chubby.

Sana memejamkan matanya kala bibir Tzuyu yang lembut mendarat di bibirnya yang basah. Ia merasakan kehangatan di sekujur tubuhnya. Perlahan ciuman itu berubah menjadi lumatan yang lembut. Sana mengelus punggung Tzuyu, sedangkan Tzuyu mengelus belakang kepala Sana tanpa melepaskan tautan mereka.

"Hmm Tzuyu.. " Sana menikmati setiap lumatan demi lumatan. Lidah mereka membelit satu sama lain.

Tangan Tzuyu mengelus leher belakang Sana, membuat gadis chubby itu merasakan sensasi yang tak karuan.

"WOIIIIIUIIIIII BANGUNNNN!!!"

Sana terpejerat membuka matanya dengan jantung yang berdebar. Matanya melotot tajam ke sekeliling kamarnya.

"What? Jadi aku mimpi?" Sana menepuk-nepuk pipinya.

Diluar Jihyo yang tidak sabaran mengetuk-ngetuk pintu rumah Sana dengan suara yang mampu memecahkan gendang telinga.

Sana memijat pelipisnya.

"Ikut nebeng gak? Gue bawa pick up." Jihyo menawarkan tumpangan. Di dalam pick up Nayeon sudah siap pergi latihan.

Sana melirik jam di dinding. "Ini masih pagi. Latihan baru dimulai siang nanti." Sana berucap dengan wajah yang masih mengantuk.

"Anak muda zaman sekarang!. Lagian kita mau ke gereja membantu persiapan disana. Katanya Tzuyu mengalami kecelakaan jadi kami mau mengganti tugasnya." Ujar Jihyo.

Sana dengan spontan membelalakan matanya. "Tzuyu kecelakaan?"

"Iya, dia terjatuh saat hendak membersihkan langit-langit gereja."

"Tunggu, aku akan bersiap lima menit." Sana langsung menghempaskan diri ke kamar, ia mengganti pakaian tidurnya dan bersiap ke gereja.

"Hai" Sapa Nayeon saat Sana naik ke dalam mobil.

Christmas With You {Satzu}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang