Fajar yang timbul dari timur cakrawala menjadi awal mula kehidupan dimulai hari itu. Sana yang awalnya masih tertidur dalam dekapan kekasihnya kini membuka netranya perlahan akibat sorotan cahaya matahari yang membelah sudut jendela kamar tidur.
"Semoga tidak terlambat!" Sana bangkit dari kasur dan memeriksa jam di ponselnya.
Pukul 7.30
Sana menggoyang-goyangkan tubuh Tzuyu. "Tzuyu bangun, nanti terlambat loh.."
Tzuyu mengerjapkan matanya berat. Gadis itu mengikuti Sana mandi dan bersiap. Walau bukan lagi anggota paduan suara tapi Tzuyu tetap harus ke gereja lebih awal karena ia adalah salah satu panitia event tersebut.
Sana dan Tzuyu sama-sama sibuk pagi itu.
"Sampai jumpa nanti malam. Ingat saksikan penampilanku!" Ujar Sana sebelum pergi ke ruang tunggu peserta paduan suara.
Tzuyu memegang tangan Sana. "Merry Christmas Sana." Kecupan manis ia layangkan di kening kekasihnya.
Sana tersipu malu. "Merry Christmas juga untukmu."
Mereka berpelukan untuk beberapa saat sebelum kembali bertugas ke bagian masing-masing.
Tzuyu, Felix, dan Crist melakukan double checking sound dan penerangan di gereja.
"Penerangan sudah aman." Felix menunjukkan kertas laporannya.
"Sounds sistem juga sudah berfungsi optimal." Ujar Tzuyu setelah melihat gladi yang dilakukan sebelumnya.
"Bagus! Sekarang kita periksa apakah makanan sudah tiba?" Crist tersenyum memberi kode dengan kedipan matanya.
Ya, mereka bukan seksi konsumsi tapi mereka tentu tak ingin kelewatan memeriksa prasmanan sambil curi-curi kesempatan untuk mencoba berbagai makanan.
Chef Yoo yang merupakan ayah Jeongyeon memergoki mereka yang sedang mencuri makanan. Tapi chef itu diam saja ia sudah terbiasa menangani event seperti ini dan panitia sudah sering mencuri makanan dan merepotkan seksi konsumsi.
"Paman yoo..hehe" Tzuyu cengengesan.
Chef Yoo menggeleng dan terkekeh. "Sudah ambil saja."
Felix, Crist dan Tzuyu keluar dari stan makanan dengan sedikit malu karena tindakan mereka ketahuan.
"Tzuyu!" Panggil Jeongyeon
Ketika Tzuyu berbalik Jeongyeon ternyata tak sendiri. Ia bersama seorang wanita yang tak lain adalah ibu Tzuyu.
Tzuyu memutar bola matanya. "Kalian duluan saja." Ucap Tzuyu pada Felix dan Crist.
Mereka mengangguk setuju.
"Tzuyu nak.. " Ibu Tzuyu menakup pipi putrinya dan memeriksa sekujur tubuh anaknya.
Tzuyu menahan emosinya mati-matian. Ia tidak ingin merusak suasana Natal apalagi jika sampai mengganggu pengunjung gereja.
"Ikut aku." Tzuyu menarik tangan ibunya menjauhi gereja.
Kini mereka berada di tepi jalan depan gereja yang sedikit sepi.
"Sudah kukatakan berulang kali, jangan muncul dihadapanku." Tzuyu memijat pelipisnya.
"Mama memang salah Tzu. Tolong maafkan mama."
Tzuyu memalingkan wajahnya. "Tidak perlu. Kembali saja pada kekasihmu dan putri barumu."
"Kamu juga putriku Tzu."
Tzuyu bersmirk. "Tidak lagi!"
"Dewasalah! kau bukan anak kecil lagi!" Teriakan ibu Tzuyu berhasil menghentikan langkah Tzuyu yang hendak pergi.
![](https://img.wattpad.com/cover/356373461-288-k194079.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Christmas With You {Satzu}
FanficDua gadis asing bertemu saat salju pertama turun. Dihadapan pohon natal ditengah kota, mereka memimpikan natal yang gemerlap. Mampukah mereka menyalakan lilin dan menerangi satu sama lain? 🎄✨💜💙