Bagian 22

34 9 0
                                    

Musibah yang engkau alami bukan untuk menguji seberapa kuat dirimu, tetapi untuk menguji seberapa kuat ketergantunganmu Kepada Allah

[Al Habib Umar Bin Hafidz]

    Beberapa hari kemudian Khayara mendegar kabar bahwa ibunya sakit dan di rawat di rumah sakit, setelah itu yara dan anak nya segera menjenumguk ibunya di sana....

Suara bukaan pintu

Yara dan Alesya menyalin maryam dan Esih.

"Assalamu'alaikum umi, umi sakit apa? Ara hawatir banget umi? Umi harus sembuh yah jaga kesehatan pokonya" tanya yara yang cemas.

"Wa'alaikumussalam" jawab maryam dan bi Esih.

"Umi baik-baik aja nak cuma kecapean biasa jangan hawatir engak papah?" jawab maryam.

"Ehmm umi pasti kecapean banget yah yara udah lama gak jenguk umi afwan yah mi?." sedihnya.

"Engak papah. umi tau kamu ini sibuk udah punya keluarga dan kamu juga diundang ke acara kajian juga kan nak?."

"Iya umi tapi ara sedih banget jadi anak durhaka engak jenguk umi udah hampir 2 tahun umi!! Umi ikut ke Jakarta aja yah jangan di bandung biar ara urus umi di sana yah mi, ara pengen berbakti sama umi? " tanyanya sedih.

"Engak nak umi pengen di sini aja engak papah umi masih sehat nak"

"Uuhhkkkk uuuhhkkhk" batuknya maryam.

"Tuh kan mi? Ayok ke Jakarta aja? " paksa nya.

"Iya nek? Ayok ke jakarta nanti kita tidur berdua?" bujuk Alesya.

"Ouh cucu nenek sekarang udah gadis yah nak" elus maryam.

"Iya nek ayok? " paksa Alesya.

"Ehmm engak sayang nenek di sini aja yah, nene baik-baik aja? "

"Umi ih keras kepala banget sih mi? Ara enggak mau mi kehilangan umi. Ara udah terpukul kehilangan abah 15 tahun lalu ara gak mau kehilangan umi" isak tangis yara.

"Ma sya allah anak umi ko nangis sih? Gak malu sama anak nya liatin!."

"Engak mi ngapain malu? Umi tau kan kelemahan yara itu umi kalau umi sakit yara nangis, sedih terus".

"ma sya allah, tapi umi gak kenapa-kenapa nak?. "

"Umi jangan bohong. Bibi tadi bilang gula darah umi naik! Sekarang umi kerusan mi. "

"Ih Esih teh, kunaon nyarios ka ara sih?. "

"Ih Esih, kenapa bilang ara sih? "

"Hapunten teh, Esih na cemas bisi teteh kunaon-naon?. "

"Maaf teh, Esih kawatir takut teteh kenapa-kenapa?. "

"Alah esih mah"

"Umi jangan salahin bibi atuh, ara yang maksa bibi buat tau umi itu sakit apa? Lagi pula ara harus tau mi. Ara berhak tau kondisi umi. "

Menjadi Panutanmu ! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang