1.3

233 42 6
                                    


.𖥔 ݁ ˖ִ ࣪⚝₊ ⊹˚


Cuacanya cerah, entah mengapa, jika sudah masuk hari senin bumi seolah mendukung kelancaran setiap kegiatan di hari keramat tersebut.

Jika hari senin, pasti ada upacara bendera. Sebenarnya tak ada masalah dengan itu, sebagai warga negara yang baik, tentu kita harus andil dan hikmat dalam mengikuti upacara benderanya.

Namun, beda cerita kalau kau datang telat dan harus dijemur pada barisan murid yang dihukum sebelah tiang bendera. Menemani pembina upacara di depan, seperti Haerdi sekarang.

Cowok itu sudah kesekian kali menghela nafas kasar, masih mending sih dia tak sendirian dihukumnya. Ada satu cewek kerdil yang juga dihukum katanya sih gara-gara minjemin topi sama dasinya ke temen yang tugas.

"Sst," Desisnya.

Cewek itu noleh, sedikit dongak sih soalnya Haerdi sedikit tinggi dari posisinya. Enak tuh cewek bisa neduh di samping Haerdi.

"Lo dihukum kenapa deh?" Tanya Haerdi.

"Gak lihat nih apa yang kurang dari seragam gue?" Ketusnya.

"Judes amat neng, eh lo bukannya yang kemaren lemparin balon air ke Jericho ya?" Selorohnya.

"Hmm, target gue bukan kak Jericho btw." Balasnya.

"Nama lo siapa?" Tanya Haerdi.

"Rimbi,"

"Oh salam kenal, gue Haerdi." Balas Haerdi.

"Udah tau,"

"Lo belum jawab gue tadi, kenapa deh dihukum? Padahal gue lihat lo dateng duluan sama si cewek bule kemarin,"

"Atribut gue dipinjem sama temen, tuh yang lagi bantu adek kelas pusing noh." Jelas Rimbi.

Cewek itu menunjuk dengan dagunya ke suatu arah, Haerdi mengikuti arah tunjuk Rimbi.
Buset siapa tuh, bening amat.

"Itu temen lo?" Tanyanya.

"Ya kalo bukan ngapain gue nunjuk-nunjuk dia," Timpal Rimbi.

Iya juga ya, tapi seakan terpaku, pandangan Haerdi tak bisa lepas dari teman Rimbi itu. Bagaimana dia cekatan membantu siswi yang sakit, tentang dia yang telaten membantu para siswi yang pusing, atau ketika dia tak sengaja tersenyum pada lawan bicaranya.

Cantik, eh.

"Woi, napa lo?" Tanya Rimbi.

Atensi Haerdi terpecah, ia kembali pada realita. Menoleh pada Rimbi yang mengernyitkan kening menatapnya penuh selidik. Ya, gimana gak curiga, lah daritadi ngelihatin temennya intens sampe gak kedip.

"Naksir?" Tuduhnya.

"Namanya siapa tadi?" Kilah Haerdi.

"Gue gak ada kenalin nama dia deh, bener lagi lo naksir dia?"

"Lagian cakep sih, siapa namanya?"

𝐬𝐞𝐧𝐭𝐢𝐦𝐞𝐧𝐭 𝐝'é𝐭é ft. 00-01lineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang