"Tunggu dulu, Komandan. Apa anda yakin akan melakukan ini? Tidakkah itu terlalu riskan?" Tanya Shikamaru pada Kakashi.
Seluruh orang menatap pada Kakashi dan Jiraiya dengan menuntut. Sebenarnya, tugas ini bukan diberikan pada Shikamaru, Kiba, Sai, dan bahkan Naruto. Tapi, tugas akan diberikan pada Hinata yang sedang berdiri di tengah ruangan tanpa ekspresi berarti.
"Izin berpendapat, Komandan Kakashi dan Jenderal Jiraiya. Ini sama saja seperti misi bunuh diri. Peluang untuk selamat sangat kecil," ucap Kiba.
Bukan Kakashi, tapi kali ini Jiraiya lah yang membuka suaranya. Ia berkata, "ini berbeda dengan misi bunuh diri. Tugas Hinata adalah membuat Madara mengkonsumsi pil halusinasi yang sudah kepolisian buat. Caranya adalah dengan melarutkannya ke dalam makanan atau minuman. Jika misi berhasil, ia tidak akan mati dan pulang dengan selamat. Tidak seperti misi bunuh diri yang akan tetap mati jikapun berhasil."
Sai terlihat berpikir keras. Ia menatap ke arah Jiraiya, lalu Hinata. "Aku rasa… Nona Hyuuga bisa melakukannya. Ia cukup pintar menyelundupkan sesuatu. Bukankah begitu?"
Hinata membalas tatapan tersebut. Ia tau kemana arah pembicaraan sang pria. Namun, belum juga ia berkata apa-apa, Naruto sudah menyelak kesempatannya.
"Hyuuga Hinata hanyalah seorang LC biasa. Maaf Komandan dan Jenderal, tapi saya pikir tugas ini terlalu berat untuk seseorang yang tidak terlatih."
Mata biru melihat ke arah mata putih Hinata dengan sinis. Naruto tidak paham apa yang sedang wanita itu lakukan di sini. Ia sudah berkata untuk mengundurkan diri dari misi, tapi tidak didengar sama sekali.
Hinata bisa saja berhasil membentuk strategi bersama Ino untuk menjebaknya dengan obat perangsang, tapi dengan Madara? Naruto tidak yakin.
Ditambah lagi misi yang akan dilakukan berada di kandang Red Eyes. Pasti banyak mata yang memperhatikan. Salah langkah sedikit, bisa-bisa kepala sudah melayang.
"Kita butuh informasi dengan cepat. Membuat Madara berhalusinasi dan membeberkan rahasia Red Eyes adalah strategi terefektif," ujar Kakashi.
"Tapi, bukan yang paling aman, Komandan."
"Tidak ada yang aman di misi ini, Naruto. Aku sudah memberitahukan semua konsekuensi yang ada pada Nona Hyuuga dan dia menyetujui semua ini."
"Jika ia gagal, maka Red Eyes akan memperkuat pertahanan mereka dan sulit bagi kita untuk mencari celah."
"Kegagalan sudah berkali-kali kita dapatkan jika kau lupa. Maka dari itu, perlu strategi lebih gila untuk dilakukan. Jika ini gagal, maka kita cari strategi gila lain."
Kilatan petir seakan-akan hadir di antara Naruto dan atasannya. Lagi dan lagi, ia berusaha untuk membuat Hinata keluar dari misi berbahaya ini.
"Lagipula, semua adalah hak Hinata. Kepolisian memberikan kesempatan untuk mengundurkan diri, tapi dengan denda yang sesuai perjanjian," ujar Kakashi menatap Naruto. Kemudian, atensinya beralih pada wanita berambut indigo, "jadi Hyuuga Hinata, kau akan lanjut atau berhenti disini?"
Seluruh perhatian sekarang berpusat pada Hinata. Ia pun menatap ke arah Naruto yang menatapnya dengan pandangan seolah-olah menyuruhnya berhenti. Namun, tekadnya sudah bulat. Tidak ada yang bisa menghentikannya.
"Aku siap menjalankan misi, Komandan."
.
.
.Brak!
Tubuh sang wanita terdorong kasar ke arah dinding. Tubuhnya sekarang dihimpit oleh badan kekar dan tembok yang keras.
"Sudah kukatakan untuk berhenti, sialan!" Teriak Naruto sambil mencengkram dagunya kuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ladies Companion [NARUHINA]
FanfictionFREE STORY🔥 Menjadi ladies companion adalah pekerjaan seorang Hyuuga Hinata. Jika kalian bertanya apakah ia menikmatinya, tentu saja jawabannya adalah ya. Bayangkan saja mendapatkan koleksi jam, tas, dan pakaian branded secara gratis hanya dengan m...