Chap 21

1.3K 181 43
                                    

Selamat datang kembali di cerita ini. Aku terlena mencari makeup untuk 11.11 sampai tidak terasa udah seminggu lebih ga update:)

Tenang aja scene madara sama hinata yg agak2 cmn sampai kemaren aja. Selanjutnya lebih ke action, jadi siap2!!!

Enjoy~~

.
.
.

Hinata bergegas keluar kantor polisi. Sungguh kesadarannya sudah mulai menipis. Ia tidak mau berada disana karena pasti akan dibawa ke rumah sakit. Ia benci tempat itu.

Namun, tiba-tiba saja pergelangan tangannya dicekal. Ia segera membalikkan badan untuk melihat si pelaku.

"Aku antar pulang."

Naruto segera menarik Hinata ke arah parkiran. Ia bisa merasakan tubuh wanita itu yang sedikit goyah dan bergetar. Luka yang tertanam di tubuh itu sangat banyak. Seharusnya, mereka pergi ke rumah sakit. Tapi, ia yakin jika Hinata tidak akan mau.

Ketika ditengah perjalanan menuju ke mobil, ia bisa merasakah tubuh Hinata yang semakin lemas. Ia pun segera menoleh ke samping dan melihat mata Hinata yang sudah tidak fokus. Naruto pun segera sigap menangkap tubuh itu yang mulai terjatuh.

Hinata, pingsan kembali.

Dengan decakan kecil karena rasa khawatir, Naruto bergegas pergi ke mobilnya. Tujuannya kini adalah apartemen miliknya karena ia sendiri tidak tau dimana Hinata tinggal.

"Wanita bodoh. Sudah aku katakan untuk berhenti."

Naruto mengemudi dengan cepat. Setelah sampai, ia kembali menggendong Hinata masuk ke kamarnya.

Sungguh rasanya seperti Deja Vu. Ketika ia tidak sengaja memukul wanita itu, ia juga menggendong Hinata masuk ke dalam kamarnya. Bedanya adalah kini luka yang diperoleh sang LC tidak hanya di pipi, melainkan di seluruh tubuh.

Naruto pun membuka baju dan celana yang dikenakan Hinata. Betapa terkejutnya ia ternyata luka yang ditutupi oleh kain itu juga cukup banyak.

Giginya menggeretak. Tangannya mengepal kuat. Matanya berkilat memperlihatkan amarah. Ia benar-benar ingin membunuh Madara.

.
.
.

"Bagaimana?"

"Lukanya cukup parah, Naruto. Kau tidak membawanya ke rumah sakit?"

Ucapan itu selayaknya petir yang menghantam di siang bolong. Ia meminta sahabat masa kecilnya yang merupakan dokter untuk memeriksa kondisi Hinata.

"Tidak bisa, Sakura. Dia benci tempat itu."

Sakura pun menghembuskan nafas berat. Stetoskop yang ia gunakan ditaruh di atas kasur dan menatap ke arah Naruto. "Bukan kau yang melakukan ini, kan?"

Mata Naruto membulat. Mana mungkin ia yang melakukan hal tersebut. "Apa?! Tentu saja bukan! Darimana kau mendapatkan ide itu!"

"Astaga, Naruto. Aku tau dia itu siapa. Jangan lupakan kita berteman dari masa kandungan!"

Cukup terkejut, ia pikir Sakura lupa siapa wanita yang sedang berada di atas kasurnya itu. Mereka bahkan tidak pernah bertemu secara langsung. Ia hanya memperlihatkan foto Hinata pada Sakura.

"Aku pikir kau sudah gila sampai melakukan ini pada wanita yang menjadi cinta pertamamu."

"Aku sudah tidak menyukainya."

Sakura terlihat tidak percaya. Sejujurnya, Hinata cukup terkenal di kalangan masyarakat Jepang. Fotonya bahkan terpanjang di beberapa titik di Shibuya. Ia memang kaget ketika mengetahui Hinata adalah seorang LC. Ia selalu mengelak jika Hinata yang ia tau berbeda dengan LC Hinata. Namun, mau dilihat dari sudut manapun, mereka adalah orang yang sama karena fisiknya tidak terlalu berubah.

Ladies Companion [NARUHINA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang