Ino menghembuskan nafasnya kasar. Ia bisa melihat Hinata sedang berganti baju di ruangan khusus LC wanita. Pakaian wanita itu sangat seksi, tapi memancarkan aura kecantikan yang sangat dahsyat.
“Kau yakin dengan ini?” tanya Ino ragu. Jujur saja ia sedikit takut berhadapan langsung dengan polisi.
“Kau ingin mundur? Padahal sedikit lagi bisa lebih dekat dengan Sai mu itu.”
“Mereka itu sudah bukan pelangganmu lagi. Memang kau yakin jika mereka akan meminta jasaku? Jika tidak, aku tidak akan membantumu.”
“Tenang saja, Ino. Komandan mereka itu sangatlah mesum dan suka dikelilingi wanita.”
Baiklah terserah. Yang penting ia bisa berkenalan dengan Sai. Entah apa yang membuat pria itu terlihat menarik di matanya. Melihat Sai membopong temannya yang sudah mabuk berat saja sudah membuatnya jatuh hati.
Setelah selesai dengan acara ganti baju, Hinata segera meraih gagang pintu. Tapi sebelum itu, ia melihat ke arah Ino dan berkata, “bersiaplah. Aku bisa memanggilmu kapan pun.”
Dengan langkah percaya diri, ia segera melangkah ke arah ruangan yang sudah disewa oleh para anggota polisi. Di sana, belum ada seorang pelanggan pun yang datang. Tapi, beberapa LC, seperti Shion sudah hadir duduk menunggu.
Ketika mata mereka saling bertemu, Shion mendengus dengan nyaring. Anjing dan kucing benar-benar tepat untuk menggambarkan hubungan dari kedua LC ini.
Kembali melangkah, Hinata berdiri tepat di hadapan Shion. “Naruto milikku. Jangan berani kau menyentuhnya sedikitpun.”
“Maaf, Senpai. Tapi sepertinya Naruto tidak ingin ditemani olehmu. Aku harus bagaimana? Dia memilihku,” ucap Shion. Ia sengaja menekan kata ‘senpai’ untuk menyindir sang senior.
Oh ingin rasanya Hinata menjambak Shion. Jika saja dirinya tidak sayang dengan make up yang sudah ia hias di wajahnya, sudah pasti kejadian itu akan terjadi.
“Ingat posisimu, Nona. Senpaimu ini bisa berpengaruh terhadap jenjang karir yang akan kau jalani.”
“Dan senpai juga harus ingat, pelanggan berhak memilih pasangannya. Seorang LC tidak berhak memberikan teritori pada satu pelanggan. Itu menyalahi aturan.”
Sialan. Shion memang minta dijambak oleh Hinata.
“Ehm maaf Hinata-san dan Shion-san, tapi mereka sudah berada di lobby,” ucap salah satu LC junior yang ikut hadir di sana.
Shion bangkit dan menatap sengit ke arah Hinata. Mereka lalu berjalan ke arah pintu dan membungkukkan badan. Ketika pintu terbuka, seluruh LC menyambut dengan wajah yang sangat ceria.
Satu per satu anggota kepolisian masuk. Mata sebiru lautan dan seindah rembulan itu saling menatap. Naruto menatap wajahnya cukup lama. Lalu, selang beberapa detik kemudian, mata itu menatap ke arah lain dan segera duduk di kursi yang tersedia.
Hinata menyeringai senang. Setelah semua orang masuk, ia berniat ingin segera berjalan ke arah Kakashi, tapi wanita berambut pirang jelek itu menyalip jalannya.
Rasanya ia benar-benar ingin memukul wajah tersebut berkali-kali.
Tapi, atensinya teralihkan kembali. Ia memerlukan Ino untuk menjalankan rencana rahasianya. Ia pun segera berjalan ke arah komandan yang membuat para LC junior itu bergeser untuk memberikan Hinata ruang.
“Oh? Tumben sekali kau mendatangiku. Biasanya hanya Naruto saja.”
Sungguh naif…
Tentu saja Hinata akan lebih memilih Naruto dibandingkan Kakashi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ladies Companion [NARUHINA]
FanfictionFREE STORY🔥 Menjadi ladies companion adalah pekerjaan seorang Hyuuga Hinata. Jika kalian bertanya apakah ia menikmatinya, tentu saja jawabannya adalah ya. Bayangkan saja mendapatkan koleksi jam, tas, dan pakaian branded secara gratis hanya dengan m...