Nafas memburu terdengar dari kedua manusia yang baru saja menyelesaikan kegiatan panas mereka.
Naruto mencengkram pinggang lawan mainnya dengan kuat membuat suara lenguhan terdengar.
"Akhirnya, aku bisa membuktikan jika kau bukan gay."
Naruto yang semula menyembunyikan wajahnya di ceruk leher wanita itu segera mengangkat kepalanya sedikit dan berkata, "hanya itu tujuanmu melakukan ini semua?"
"Tidak juga," jawab Hinata. Ia pun kembali berbisik di telinga sang pria dengan sesual, "aku tertarik padamu dari pertama. Kau sangat seksi."
Cengkraman pada pinggang semakin menguat. Naruto pun memggeram, "hentikan omong kosongmu."
"Itu sebuah kejujuran, sayang."
"Berhenti memanggilku sa-"
Sebelum ucapan itu selesai, Hinata sudah membungkam bibir Naruto dengan bibirnya. Kini, Naruto selalu membalas semua ciuman yang ia lakukan. Meskipun dengan decakan tidak suka di awal, tapi ia tau jika pria itu tidak akan bisa menolak pesonanya.
"Tidak mau," jawab Hinata dengan nafas tersenggal. "Haruskah kita melanjutkannya lagi?"
"Ck. Hentikan, Hinata."
"Oh?"
"Apa?"
"Ini adalah kali pertama kau memanggil nama kecilku. Apa artinya ini, detektif?"
Naruto segera berdiri menjauh. Ia mengambil sabun dan segera menyabuni Hinata dengan kasar. Ia benar-benar ingin pulang.
"Jangan terlalu terburu-buru, sayang."
"Berisik."
Naruto terus mengerjakan pekerjaannya dengan kilat. Dalam waktu tiga menit, tubuh Hinata sudah bersih dan selesai dimandikan.
"Sudah cepat, ayo keluar. Aku mau pulang."
Hinata cemberut. Naruto bahkan sampai memakaikannya baju dengan sangat cepat.
Ketika semuanya sudah selesai, Naruto segera menarik tangannya untuk keluar.
"Kembalikan ponsel dan dompetku."
Hinata mendengus dan segera pergi ke ruangan LC. Lalu, di tangannya terdapat sebuah ponsel dan dompet milik sang pria yang tersimpan di lokernya dengan baik.
Ketika rencana ini disusun, Hinata memang meminta Ino untuk menyimpan semua keperluan yang Naruto bawa ke dalam lokernya. Semua detail sudah ia perhitungkan dengan baik.
"Ini."
"Sialan."
"Sama-sama."
Naruto mendelik. Hinata baru saja menyindirnya karena tidak mengucapkan terima kasih. Tapi, ia memang tidak berniat untuk mengucapkan kata-kata itu.
"Oh ya, kau tidak perlu membayar jasaku. Aku sukarela berada di bawahmu kapan saja."
Tanpa sepatah dua patah kata, Naruto segera berbalik dan berjalan keluar. Sebelum itu, ia bisa mendengar Hinata kembali berkata.
"Semoga harimu menyenangkan dan tidak ada wanita yang bisa memuaskanmu selain aku, Detektif Uzumaki."
.
.
.
.Dan ya, pernyataan itu terkabulkan.
.
.
.
.Naruto membenturkan kepalanya di atas meja. Sai yang melihat itu pun terlihat heran dan bertanya, "apa yang terjadi padamu? Kau terlihat tidak fokus sama sekali."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ladies Companion [NARUHINA]
FanficFREE STORY🔥 Menjadi ladies companion adalah pekerjaan seorang Hyuuga Hinata. Jika kalian bertanya apakah ia menikmatinya, tentu saja jawabannya adalah ya. Bayangkan saja mendapatkan koleksi jam, tas, dan pakaian branded secara gratis hanya dengan m...