8

2.1K 105 1
                                    

Assalamualaikum para reader ku yang cantik manis bohay dan rajin menabung 😘😘

Kalau ada Typo langsung kasih tau ya beb, jangan diem aja lu kek dia yang gak pernah bales perasaan gue, hiks!/plak

Vote dan komentar nya ditunggu loh beb, kalau gak kasih....

Gue santet online lu pade!/plak

So, selamat membaca😘

.....

Evara mengerang saat sinar matahari menyeruk matanya, ia ingin menghalanginya dan melanjutkan tidur, entah mengapa tubuhnya terasa remuk dan malas bergerak, namun saat tangan kanannya digerakkan sakit yang luar biasa langsung menyerangnya.

"Akh!" Teriaknya sakit.

"Thalia! Kamu sudah bangun nak, apa masih sakit?" Alana yang tertidur di samping Evara langsung tersentak dan menatap putrinya khawatir.

Evara yang kebingungan akan keadaannya terdiam membuat Alana semakin khawatir dan dengan cepat ia keluar untuk mencari Bian.

"Bian!!"

Evara menghiraukan teriakan Alana, ia dengan hati-hati duduk menyandar lalu menghela nafas kuat. Evara ingat sekarang, dari aksi kaburnya yang berakhir kecelakaan, saat di bus mau ke klinik akhirnya gagal, sampai gang kecil dan ketiga brengsek yang ingin melecehkannya, semuanya ia ingat.

"Haa..."

Dari sekian banyaknya kesialannya hari itu, Evara malah dibantu oleh orang yang ia hindari sampai ia mengalami hal mengerikan itu.

"Sial!" Batin Evara mengerang kesakitan saat tak sengaja ia menggerakkan tangan dan kakinya. Evara menatap tangan dan kakinya yang diperban tebal, ia yakin bahwa lukanya pasti banyak di jahit.

Evara jadi tidak bisa membayangkan bagaimana ia akan menjelaskan kepada Naya dan abang-abangnya. Kuduk Evara seketika meremang, memikirkan nya saja membuat bulu kuduknya berdiri.

"Bagaimana keadaan kamu sekarang?"

Evara tersentak lalu menoleh menatap seorang pria yang balik menatapnya serius. Seketika mata Evara membola saat tahu siapa yang bertanya.

"Dokter Bian?!" ucapnya kaget.

Bian membalas dengan tersenyum sambil memeriksa keadaan Evara, "Dunia benar-benar sekecil daun kelor ya, Abang nggak nyangka bahwa adiknya Zayan ternyata adik kandung abang." jawabnya terkekeh geli.

Bian tidak bisa menyangka bahwa Evara, Putri mamanya yang dipanggil Thalia sama Alana adalah gadis yang dikenalkan temannya 3 hari yang lalu dan yang lebih mengejutkan Evara adalah adik kandungnya.

Jujur saja, Bian hampir terkena serangan jantung di umur muda saat dirinya tahu memiliki adik perempuan yang dirinya kenal.

Evara hanya diam, memperhatikan bagaimana Bian memeriksa perban pada kaki dan tangannya, juga pada selang infus nya. Dalam hati Evara bertanya, apakah lukanya sangat parah sampai harus di infus? Setau dia hanya lengan dan kakinya saja yang terluka parah?

"Untung kamu tidak mengalami luka dalam." ujar Bian saat memeriksa lecet pada tangan Evara.

Evara menarik tangan kirinya yang digenggam Bian, ia lalu menatap serius pria di hadapannya membuat Bian ikut diam ingin mendengarkan apa yang diucapkan Evara.

Atau haruskah dia memanggil adiknya mulai sekarang? Memikirkan hal itu, membuat Bian tersenyum sendiri, masih tak percaya dirinya memiliki seorang adik perempuan yang manis ini.

My Busy StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang